Tampilkan postingan dengan label Bank Karya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bank Karya. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Desember 2023

DAMPAK PENUTUPAN TIKTOK SHOP TERHADAP MINAT PEMBELIAN MASYARAKAT DI INDONESIA

Terlahir di zaman era kemajuan teknologi, tentunya banyak kemudahan

yang telah didapatakan salah satunya yaitu belanja tidak perlu secara bertatap

langsung sekarang melalui aplikasi semua orang bisa mendapatkan apa yang

mereka inginkan dengan pasar yang luas. Salah satunya yaitu adanya platform

belanja yang bernama Tiktok Shop.

TikTok Shop adalah sebuah layanan inovatif e-dagang yang terkait dengan

platform distribusi video singkat TikTok. Aplikasi TikTok pertama kali memasuki

pasar Indonesia pada tahun 2017, dan pada tahun keempatnya, TikTok Shop

diperkenalkan pada 17 April 2021. TikTok Shop dengan cepat menarik perhatian

sejumlah besar pengguna di Indonesia, terutama kalangan anak muda. Sebagai

bukti pertumbuhannya, pada tahun 2022, TikTok Shop mencapai GMV senilai US$

4,4 miliar atau sekitar Rp 68 triliun, berkat ekspansi social commerce di lima pasar

utama Asia Tenggara. Secara global, Tiktok Shop menjadi ancaman bagi pasar e-

commerce yang sudah ada, termasuk Shopee dan Lazada di Asia Tenggara serta

Menurut Shanaz (2022), Saat ini fenomena belanja melalui media sosial

atau social commerce semakin marak. TikTok Shop, layanan dari media sosial

TikTok dipilih menjadi social commerce nomor 1 saat ini. Berdasarkan survei

Populix, ada sekitar 52 persen responden di dalam negeri yang mengaku telah

mengetahui tentang social commerce. Selain itu, 86 persen responden di Indonesia

pernah mencoba berbelanja lewat media sosial. Dari jumlah itu, TikTok Shop

menjadi media sosial yang paling sering digunakan untuk berbelanja online.

Namun dibalik hal hebat tersebut tiba-tiba, pada tanggal 4 Oktober 2023,

TikTok Shop di Indonesia menghadapi penutupan resmi oleh pemerintah.

Penutupan ini disebabkan oleh regulasi pemerintah yang melarang social commerce

sebagai tempat promosi dan bertransaksi. Regulasi ini bertujuan untuk melindungi

pelaku UMKM dalam negeri dan memastikan terciptanya perdagangan yang adil.

TikTok Shop juga tidak memiliki izin e-commerce dan hanya beroperasi dengan

izin Kantor Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing (KP3A), yang tidak

memungkinkan berdagang. TikTok Shop diharuskan untuk mendirikan badan

hukum di Indonesia dan memperoleh izin baru sesuai dengan Permendag No 31

Tahun 2023.


Penutupan TikTok Shop disebabkan oleh adanya peraturan pemerintah yang

melarang social commerce jadi tempat promosi dan dilarang untuk bertransaksi.

Aturan ini ditujukan untuk melindungi para pelaku UMKM dalam negeri dan

mewujudkan fair trade. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023

tentang social commerce telah diterbitkan oleh Menteri Perdagangan, Zulkifli

Hasan pada tanggal 27 September 2023. Dalam konferensi pers di Jakarta, Zulkifli

Hasan menyatakan bahwa aturan ini untuk menciptakan ekosistem e-commerce

yang adil dan sehat. TikTok Shop harus menjadi entitas baru dengan izin baru

sebagai social commerce. TikTok Shop juga harus terpisah dengan media sosial

TikTok yang selama ini digunakan penggunanya untuk mengunggah konten-konten

digital. Selain itu, barang-barang impor yang dijual di e-commerce juga wajib

diperlakukan sama dengan produk dalam negeri. TikTok Shop resmi ditutup pada

pukul 17.00 WIB pada tanggal 4 Oktober 2023. TikTok menyatakan bahwa

keputusan tersebut diambil untuk mematuhi aturan pemerintah dan akan terus

berkoordinasi dengan pemerintah RI terkait langkah dan rencana perusahaan ke

depan.

Tentunya penutupan Tiktok Shop ini memiliki dampak bagi Masyarakat

Indonesia salah satunya yaitu seorang penjual yang bernama Jennifer Coppen, anak

muda yang menjual produk perawatan kecantikan, mengaku sedih karena tidak

dapat melakukan penjualan lagi melalui TikTok. “Jujur, aku sedih banget karena

produk yang aku jual terkenal dari TikTok,” kata dia melalui akun TikTok-nya

(Tempo.co, 2023). Menurut pembeli, “Dampak yang sangat dirasakan ketika

TikTok Shop ditutup adalah kemudahan untuk membeli barang murah dengan

berinteraksi secara live dengan penjual,” ujar Eka kepada Tempo, Kamis, 5

Oktober, 2023. Jadi tidak hanya penjual yang merasakan dampaknya tentunya

pembeli juga merasakan dampak dari ditutupnya Tiktok Shop tersebut.

Kehilangannya sesuatu yang berharga tentunya memberikan dampak yang

menyedihkan bagi setiap orang, salah satunya yaitu penutupan Tiktok Shop.

Penutupan TikTok Shop di Indonesia dapat memiliki dampak signifikan terhadap

minat pembelian masyarakat di negara ini.


Beberapa dampak yang mungkin termasuk:

1. penutupan TikTok Shop menghilangkan akses masyarakat ke berbagai

produk yang biasanya tersedia di platform ini. Hal ini dapat

mempengaruhi minat pembelian, terutama jika produk yang dicari tidak

lagi tersedia dengan mudah.

2. konsumen yang biasanya berbelanja di TikTok Shop mungkin beralih ke

platform e-commerce lain. Ini dapat mengubah minat pembelian mereka

ke platform alternatif.

3. konsumen mungkin kehilangan minat dalam berbelanja online jika

mereka merasa bahwa aksesibilitas dan pengalaman belanja yang

ditawarkan oleh TikTok Shop sulit digantikan oleh platform lain.

Beberapa kemungkinan di atas bisa saja terjadi seperti minat pembelian

tentunya akan menurun jika barang yang dicari susah untuk didapatkan, karena

biasanya terdapat di Tiktok Shop kini tidak ada. Nantinya para pembeli tentunya

akan beralih ke platform yang lain seperti Shopee, Lazada, Toko Pedia, BukaLapak

dan lain-lain atau bisa dikatakan para pembeli mencari alternatif tempat belanja

yang lain.

Kini nyatanya sekarang aplikasi Shopee juga telah memiliki fitur yaitu

belanja lewat live Shopee dimana harga yang ditawarkan juga cukup murah

dibandingkan dengan Tiktok Shop. Menurut data Tercatat, pengguna live

shopping di Shopee menjadi yang terbanyak di Indonesia, yaitu mencapai 83,4%.

TikTok menempati peringkat kedua dengan persentase sebanyak 42,2%.

Berikutnya, sebanyak 34,1% responden mengatakan menggunakan Instagram

untuk live shopping (Databoks,2022). Jadi bisa disimpulkan aplikasi Shopee

memiliki pelanggan atau pengguna yang ramai untuk live shopping.

Kemungkinan yang dapat dibuat adalah masyarakat atau pembeli yang

dahulunya menggunakan Tiktok Shop kini berpindah menjadi menggunakan

platform belanja online yang lain. Dikarenakan tentunya masyarakat tetap

membutuhkan kegiatan jual-beli online untuk memenuhi kebutuhan mereka

masing-masing. Mengingat kegiatan transaksi online memiliki banyak manfaat

salah satunya yaitu praktis tidak perlu keluar rumah. 

Minat pembelian masyarakat akan tetap konstan atau stabil karena

masyarakat tetap bisa belanja online walaupun Tiktok Shop telah ditutup. Faktor -

faktor lain yaitu platform belanja online selain Tiktok Shop juga mempunyai fitur -

fitur yang lebih bagus, diskon yang menggiurkan, serta gratis ongkos pengiriman

yang murah. Jadi masyarakat tetap bisa merasakan kemudahan atau keuntungan

yang lainnya.


Disusun Oleh:

1. RAZIF ISWANTO

2. TRYOLLA PUTRI NOOR HARVANI

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

Tanpa Desa, Wisata Bisa Apa?

Desa wisata begitu terkenal akhir-akhir ini. Bapak Sandiaga Salahuddin

Uno menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sedang gencar

menghidupkan desa wisata di Indonesia. Salah satu programnya yang terkenal

adalah Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Pada ADWI 2021

Sandiaga Salahuddin Uno sebut ada 1.831 desa wisata yang berpotensi tarik

wisatawan. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri terdapat 74.961 desa

saat ini. Berarti hanya 2,44 persen desa yang siap tarik wisatawan. Desa

kebanggaan Lampung, Kampung Kopi Rigis Jaya di Kecamatan Air Hitam

Lampung Barat pernah meraih penghargaan ADWI 2021 sebagai juara tiga

kategori Desa Wisata Rintisan Nasional. Hal hebat itu menjadi panutan dan

memancing semangat membara bagi desa-desa lain untuk merintis dan

mengembangkan desa wisata. Lalu bagaimana nasib desa wisata yang belum

terekspos? Pemerintah dan masyarakat harus saling bersinergi agar terjaganya

kelestarian alam melalui pengembangan desa wisata. Hingga mampu memiliki

daya tarik wisatawan daerah hingga mancanegara. Sebegitu pentingkah desa

wisata?

Ubah midset kita terlebih dahulu tentang desa. Bukan tempat kumuh,

terpencil, dan miskin akses. Desa adalah tempat tinggal yang nyaman, indah, dan

tenang. Dalam bukunya yang berjudul, “Desa” terbit 1953 Sutarjo

Kartohadikusumo menyatakan, “Desa merupakan suatu kelompok masyarakat

yang mempunyai hukum sendiri, memiliki wilayah spesifik, serta berhak

menyelenggarakan rumah tangganya sendiri.” Kita garis bawahi kalimat

“Menyelenggarakan rumah tangganya.” Berarti penghuni desa wajib dan berhak

mengolah segala hal di desanya terkhusus wisata. Kewajiban ini juga

menguntungkan penduduk desa karena meningkatnya lapangan pekerjaan.

Sangat benar bahwa mata pencarian masyarakat desa bersifat agraris dan

dipengaruhi oleh faktor-faktor alam, seperti iklim, keadaan alam, dan kekayaan

alam. Ini menurut Paul Henry Landis, sosiolog Amerika. Contohnya seperti

nelayan dan petani. Dengan ini kami menyimpulkan bahwa desa wisata ternyata

sangat berpengaruh terhadap para petani dan nelayan. Mereka dengan mudah


menawarkan dan menjual hasil buminya sebab banyaknya wisatawan. Apalagi

hasil bumi terbaik, wisatawan semakin tertarik membeli bahkan berbisnis dan

merasa untung jika bekerja sama dengan desa. Secara tak langsung para

wisatawan juga telah mengenalkan hasil pokok desa yang mereka singgahi.

Biasanya melalui foto, media sosial, dan lisan. Ketika para wisatawan melirik

wisata suatu desa, maka penghuni desa dapat menarik wisatawan lebih lanjut dan

menawarkan banyak hal yang ada di desa. Mulai dari budaya, sumber daya alam,

adat, bahkan sumber daya manusia. Jadi, siapa yang diuntungkan dari desa wisata

selain petani? Perekonomian? Alam? Atau pemerintah?

Kita akan mengupas pentingnya wisata untuk desa. Benar. Hal pertama

dan utama yang menguntungkan adalah perekonomian. Kenapa harus wisata?

Karena ketika wisata di suatu desa diolah sekreatif mungkin dengan promosi yang

memikat, maka sesuatu yang luar biasa akan tercipta. Desa wisata mampu

mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Lapangan pekerjaan meningkat,

sebaliknya pengangguran semakin berkurang dan para penduduk bertambah

produktif. “Atas nama Bapak Presiden, saya mengapresiasi penyelenggaraan

Malam Anugrah Desa Wisata Indonesia 2021 sebagai momentum mendorong

geliat pengembangan desa wisata khususnya dalam rangka Pemulihan Ekonomi

Nasional,” ujar Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato. Ini

menunjukkan dukungan yang kuat sebab pengaruh desa wisata salah satunya

tumbuhnya perekonomian Indonesia. Apalagi saat ini, kita tahu dunia sedang

mengalami keruntuhan ekonomi, tetapi Indonesia dengan kokoh mampu

menstabilkan ekonominya dan menuai banyak pujian dari berbagai negara. Ini

juga akibat tingginya permintaan desa wisata. Otomatis kemiskinan berkurang

bahkan terhapus. Pengaruhnya yaitu menjadikan warga negara Indonesia memiliki

kesetaraan sosial dan ekonomi.

Manfaat kedua. Ternyata alam dan manusia saling mutualisme ketika desa

wisata tercipta. Dari yang dijelaskan sebelumnya yang diuntungkan adalah

manusia. Tapi tahukah kamu? Alam juga diuntungkan dengan adanya desa wisata.

Mengapa? Secara tak langsung manusia telah melestarikan alam dengan

membangun dan menciptakan wisata di desa, terkhusus wisata alam. Sementara


itu, desa adalah tempat alam itu sendiri berlindung. Dengan ini, alam akan terjaga,

dan terus lestari akibat hubungan yang saling menguntungkan antara kedua belah

pihak. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pariwisata No. 14 Tahun 2016

tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Bisa disimpulkan jika

manusia tidak mengembangkan wisata, maka alam perlahan akan terkikis sebab

lahan-lahan pertanian dan perumahan yang terus melebar. Sudahkah kalian

menjaga alam?

Ketiga. Desa wisata tentu berkaitan dengan BUMDes. “Pemanfaatan dana

desa untuk membangun usaha, seperti desa wisata, harus dilakukan dan

didelegasikan melalui BUMDes.” (Kompas.id). Sumber dana pengembangan dan

pengolahan desa wisata dicairkan melalui BUMDes. Seluruh aktivitas desa wisata

diatur dalam BUMDes. Namun, ketika wisata tersebut berhasil menarik para

wisatawan, maka BUMDes juga diuntungkan. Desa wisata akan menjadi harta dan

kekayaan bagi pemerintah melalui BUMDes. BUMDes juga mempunyai

kewajiban bagaimana solusi agar wisata di desa dapat menarik banyak wisatawan.

Solusi dan Evaluasi Pengolahan Serta Pengembangan Desa Wisata Agar

Berdaya Saing Internasional

Hasil yang baik merupakan buah dari proses yang maksimal.

Pengembangan desa wisata perlu dorongan penuh dari sumber daya baik manusia

ataupun alam yang ada dari segi material, ide inovatif, dan kerja sama yang baik.

Maka beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengembangan desa wisata.

Langkah pertama. Pembentukan tim khusus atau komunitas pencinta alam

dan wisata yang lahir dari BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Langkah ini

bertujuan untuk mengolah desa wisata. Dengan begini pekerjaan akan lebih

terstruktur sehingga fokus pada tanggung jawabnya masing-masing. Tak hanya

itu, mereka perlu pengetahuan lebih mengenai pengelolaan desa wisata agar

pekerjaan terselesaikan secara maksimal. Maka suatu pendidikan pengolahan desa

wisata perlu diagendakan agar tujuan dari desa untuk mengembangkan wisata

tercapai melalui tim khusus atau komunitas.


Setelah tim khusus atau komunitas terbentuk, haruslah ada beberapa orang

yang ahli dalam memandu wisata. Hal ini begitu penting. Sebab pemandu wisata

adalah suatu bagian yang menentukan apakah wisatawan akan memberikan

sebuah respon positif atau negatif terhadap desa wisata. Jika pemandu wisata telah

andal dan profesional, proses selanjutnya akan lebih mudah karena otomatis

wisatawan telah mendapatkan kesan baik dari seorang pemandu wisata yang

unggul. Begitu pun sebaliknya jika pemandu wisata tidak andal dan profesional

dalam memandu maka kesan pertama adalah respon negatif dari para wisatawan.

Hal selanjutnya juga tak kalah penting. Sebuah fasilitas desa wisata.

Semua orang pasti menginginkan sebuah perjalanan yang mudah terjangkau.

Inilah yang kerap menjadi faktor utama terbengkalainya sebuah desa wisata.

Akses yang susah. Sulitnya akses menuju desa wisata membuat para wisatawan

mengurungkan niatnya. Mereka tentu memilih wisata yang lebih mudah dijangkau

dan tidak beresiko. Maka dari itu, akses menuju tempat wisata haruslah

diprioritaskan. Belum lagi fasilitas lain seperti homestay dan jangkauan internet

yang tidak stabil. BUMDes dan tim khusus atau komunitas harus kerja extra

berkolaborasi dengan banyak pihak seperti bank, agen wisata, dan lain-lain agar

mendapat dukungan baik finansial maupun material agar tercukupi untuk

membenahi fasilitas-fasilitas desa wisata.

Kreativitas dan inovasi. Kedua hal ini haruslah ada di setiap pengelola

desa wisata. Mengapa? Tanpa adanya inovasi dan kreativitas, wisatawan akan


bosan dengan wisata yang monoton. Contohnya, orang-orang akan berbondong-

bondong meninggalkan waterboom jika ada air terjun yang sekaligus merangkap


menjadi waterboom. Kita wajib menyediakan ide yang fresh dan unik. Berbeda

dari wisata lain agar daya tarik semakin tinggi.

Unsur kebudayaan. Pengaruh positif unsur kebudayaan begitu banyak.

Dari yang terlihat saja, contohnya melestarikan budaya setempat, menambah nilai

lebih untuk desa wisata, dan terciptanya keunikan dan kekhasan desa wisata.

Maka dari itu di tim khusus atau komunitas harus ada bagian pengelola

kebudayaan. Baik segi adat, tari tradisional, masakan khas, oleh-oleh desa

(makanan ringan dan cenderamata), serta upacara-upacara tertentu untuk


menyambut para wisatawan. Sudah terasa bukan? Dengan hanya membaca kita

membayangkan pentingnya peran kebudayaan dan manfaatnya yang luar biasa.

Terakhir adalah promosi. Semua hal yang telah kita bahas kini bergantung

pada sebuah promosi yang disajikan. Hal ini juga perlu keahlian khusus. Media

promosi haruslah mencakup segala aspek. Baik media sosial, endorse, relasi

dengan agen-agen wisata, wartawan, teknik marketing dan masih banyak lagi.

Semua promosi tersebut patut dikemas seapik mungkin agar para wisatawan

sangat tertarik dari melihat promosi yang begitu mewah dan menggiurkan.

Dengan langkah-langkah yang terstruktur, Indonesia mampu

mengembangkan desa wisata yang berdaya saing global. Para warga desa tak

perlu merantau jauh ke Jakarta atau luar negeri untuk mencari kerja, sebab

lapangan pekerjaan telah tersedia di depan mata. Warga desa harus mampu

menjaga dan merawat wilayah mereka sendiri agar timbul kenyamanan. Bung

Hatta pernah bilang, “Indonesia tidak akan pernah bercahaya karena obor dari

Jakarta, tapi Indonesia akan bersinar karena lilin-lilin yang ada di desa.” Kami

seratus persen setuju dengan beliau.

Sangat menarik, bukan? Desa dan wisata yang tak mampu terpisahkan.

Keduanya saling terikat satu sama lain membentuk suatu keharusan untuk

mengembangkan desa wisata demi kelestarian alam dan masa depan Indonesia.

Setelah membaca keseluruhan teks ini, kita begitu yakin pengaruh positif dan

manfaat desa wisata untuk Indonesia. Terkhusus lingkungan sekitar, pemerintah,

perekonomian, bertambahnya lapangan pekerjaan, berkurangnya pengangguran,

berkurangnya urbanisasi, pelestarian alam, dan pelestarian desa serta budaya.

Dengan langkah jenius dan inovatif, manfaat yang dirasakan dari desa

wisata akan maksimal. Kami yakin desa wisata benar-benar berdaya saing

internasional jika penerapan pengelolaannya benar dan terstruktur. Peran-peran

penting begitu diharuskan, seperti Kemenparekraf, BUMDes, tim khusus atau

komunitas pengelola desa wisata, masyarakat, kreativitas dan inovasi para

pemuda, serta penggerak dan penggiat budaya. Jika seluruhnya bekerja dalam tim

yang profesional, maka fasilitas desa wisata tentu tidak akan diragukan. Begitu

pun media promosi yang berperan sangat penting. Semuanya telah mencakup

untuk menarik para wisatawan baik daerah, nasional, bahkan internasional.

Sekarang Indonesia siap mengguncang dunia dengan desa wisatanya.


Sub Tema: Pariwisata

Disusun Oleh:

1. Radita Nailah

2. Lilis Nurjanah

3. Karno

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

ELING (EDUWISATA SYSTEM LEARNING): PERAN PENDIDIKAN DALAM MEMBANGUN KESADARAN LINGKUNGAN MASYARAKAT MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN WISATA EDUKASI DI ERA SOCIETY 5.0

PENDAHULUAN

Indonesia kini sedang menyiapkan diri untuk menghadapi era society 5.0. Konsep

society 5.0 merupakan konsep dengan masyarakat masa depan yang menempatkan

manusia sebagai pusat inovasi (human centered) dengan memanfaatkan kemajuan

teknologi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial,

serta berkembang secara berkelanjutan (Usmaedi, 2021). Era society 5.0 dapat

mendorong inovasi dalam pendidikan. Pendidikan di era society 5.0 yang baik

tidak hanya membuat peserta didik berpengetahuan, tetapi memiliki sikap

keilmuan terhadap teknologi, yaitu sikap kritis, logis, inovatif, dan inventif.

Pendidikan pun memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk

kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, terutama melalui sistem pembelajaran

wisata edukasi berkelanjutan era society 5.0.

Perubahan lingkungan, perubahan iklim, penurunan kualitas udara dan air, sampah

dan hilangnya keanekaragaman hayati telah meningkatkan kesadaran terhadap

isu-isu lingkungan. Pendidikan berperan dalam mendidik masyarakat tentang


dampak negatif tersebut. Berdasarkan data BPS, ada 399,376 unit sekolah di

Indonesia pada tahun ajaran 2022/2023. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan

negara-negara lain. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pembelajaran wisata

edukasi berkelanjutan dapat dijadikan sebagai sebuah konsep penting di era

society 5.0. Pendidikan pariwisata atau yang lebih dikenal sebagai wisata edukasi

merupakan suatu program dengan peserta kegiatan wisata melakukan suatu trip

atau perjalanan ke lokasi tertentu secara berkelompok dengan tujuan mendapatkan

pengalaman belajar mengenai lokasi yang dikunjungi secara langsung (Saeroji,

2022). Sistem pembelajaran ini memadukan pemahaman dampak pariwisata

terhadap lingkungan dan budaya lokal dengan pengembangan bentuk pariwisata

berkelanjutan. Hal ini memungkinkan simulasi lingkungan dan pengalaman

pembelajaran mendalam tentang pembangunan berkelanjutan.

Di daerah Lampung, pemerintah sudah cukup banyak membuat objek wisata

edukasi, seperti PKK Agropark Lampung yang berlokasi di Lampung Selatan.

Objek wisata tersebut memadukan beberapa tempat rekreasi yang dijadikan

sebagai bahan edukasi. PKK Agropark Lampung sendiri dibangun dengan tujuan

untuk mengedukasi dan memperkenalkan pertanian kepada pengunjung (Suryani

dkk., 2022). Meskipun begitu, pengunjung yang datang ke objek wisata tersebut

cenderung bertujuan untuk bertamasya atau bersenang-senang ke kebun serta

taman, alih-alih untuk belajar atau menambah wawasan mengenai pertanian.

Selain itu, pemerintah juga belum menghadirkan wisata edukasi mengenai

perlindungan serta pengelolaan lingkungan. Oleh itu, melalui kurikulum yang

terintegrasi dengan isu lingkungan dan kegiatan wisata edukasi berkelanjutan,

maka dibentuk ELING (EduWisata System Learning) yang dapat membantu

masyarakat memahami pentingnya perlindungan lingkungan dan bagaimana

mereka dapat berkontribusi untuk melindunginya. Sistem pembelajaran ini

mendorong masyarakat untuk berpikir kreatif dalam mencari solusi permasalahan


lingkungan seperti pengurangan sampah plastik dan efisiensi energi. Selain itu,

ELING juga mendorong kolaborasi dan komunitas dalam masyarakat. Melalui

proyek berkelanjutan, siswa dan masyarakat dapat menerapkan praktik ekologi

bersama-sama. Dengan demikian, pendidikan pada era society 5.0, khususnya

melalui sistem pendidikan wisata edukasi berkelanjutan ELING, mempunyai

potensi besar untuk mengembangkan kesadaran lingkungan masyarakat serta

mengajarkan keterampilan pembangunan berkelanjutan dan mendorong tindakan

positif ke arah perlindungan lingkungan.


ISI

Kesadaran lingkungan masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Hal tersebut

dibuktikan dengan data timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2022 yang

mencapai 35.833.450,64 ton (SIPSN, 2022). Perlu adanya suatu sistem

pembelajaran inovatif yang mampu menyelesaikan masalah minimnya kesadaran

lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis memberi solusi yang

dapat diterapkan yaitu EduWisata System Learning yang berbasis pada wisata

edukasi berkelanjutan berupa outbond. Outbond merupakan suatu program

pembelajaran yang dilakukan di alam terbuka dengan menerapkan prinsip belajar

melalui pengalaman langsung (experimental learning) yang umumnya disajikan

dalam bentuk diskusi, simulasi, permainan, dan petuangan sebagai media

penyampaian materi (Yunaida dan Rosita, 2018). Peserta outbond secara aktif

dilibatkan dalam seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan. Dengan begitu,

peserta akan mendapat umpan balik dari kegiatan yang dilakukan yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan pengembangan diri oleh peserta outbond. Melalui

outbond, peserta juga dapat melatih kepekaan sosial yang dimilikinya karena

dalam pelaksanaannya, kegiatan ini lebih banyak menuntut untuk

mengembangkan kemampuan ESQ (Emotional and Spiritual Quotient)


A. KONSEP ELING (EDUWISATA SYSTEM LEARNING)

Pada ELING, akan diadakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan serta ilmu-ilmu terapan mengenai lingkungan

sehingga tingkat kesadaran akan lingkungan dapat meningkat pula. Konsep

ELING menggunakan kurikulum yang terintegrasi dengan isu lingkungan dan

kegiatan wisata edukasi berkelanjutan. Peserta akan berkontribusi dalam sebuah

proyek dan kegiatan yang berbasis pada praktik ekologi. Dengan begitu, output

yang dididapatkan oleh peserta yang paling utama adalah meningkatnya kesadaran

lingkungan dan tumbuhnya rasa cinta pada lingkungan. Adapun rancangan alur

kegiatan ELING adalah sebagai berikut.

Pengarahan oleh guide dilakukan sebelum peserta memulai seluruh rangkaian

kegiatan. Pengarahan dilakukan dengan memberikan penjelasan dasar mengenai

kondisi bumi saat ini, keadaan lingkungan di Indonesia, serta permasalahan

sampah yang menumpuk di lingkungan. Kemudian dilanjutkan dengan

menjelaskan rangkaian kegiatan secara singkat.

B. BIOPORI

Kegiatan berikutnya adalah biopori. Biopori atau lubang resapan biopori

memanfaatkan prinsip teknologi sederhana yang memperbanyak volume air yang

terserap ke dalam tanah. Pembuatan lubang resapan biopori dilakukan dengan cara

melubangi tanah menggunakan bor biopori yang berdiameter 10 cm dengan

kedalaman 80-100 cm. Tanah yang sudah dilubangi kemudian diisi dengan

sampah organik. Sampah organik tersebut akan membantu organisme-organisme

tanah membentuk pori-pori pada tanah, sehingga air yang nantinya mengalir di

atas permukaan tanah dapat terserap ke dalam pori-pori tersebut. Metode ini

dicetuskan oleh salah satu peneliti di Institut Pertanian Bogor, Dr. Kamir R. Brata

(Purnami, 2016). Manfaat yang didapatkan dari pembuatan lubang resapan

biopori adalah dapat mencegah terjadinya banjir, serta biopori akan menghasilkan

kompos dari sampah-sampah organik yang telah diuraikan oleh organisme tanah

setelah 4-5 bulan. Hasil kompos yang telah dapat dipanen dari biopori dapat

dipergunakan para peserta untuk dicampurkan pada tanah sebagai pupuk dalam

penanaman pohon.

C. EDUKASI SAMPAH

Edukasi sampah dilakukan dengan membuat pos pemajangan karya daur ulang

sampah dan memberikan materi mengenai sampah dan cara pemilahannya. Dalam

kegiatan ini, setelah pemaparan materi selesai, peserta akan berkontribusi secara

aktif dalam proses pemilahan sampah. Pemilahan sampah merupakan cara

penanganan sampah yang dianggap paling efektif dan sederhana, tetapi dalam

pelaksanaannya masih jauh dari kata berhasil. Berdasarkan data dari Sistem

Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) (2022), dari total produksi

sampah nasional, terdapat 65,71% (13,9 juta ton) sampah yang dapat terkelola,

sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik. Masyarakat

Indonesia cenderung abai dalam memilah sampah, dan lebih sering

mencampurkan semua jenis sampah dalam satu tempat. Hal tersebut yang

membuat sampah menjadi tertimbun dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu,

kegiatan ini dilakukan dengan harapan peserta dapat mempraktikkan pemilahan

sampah yang tepat dalam kehidupannya sehari-hari. Setelah itu, peserta akan

melihat pos pemajangan karya daur ulang sampah. Di sekitar kita, banyak sekali

sampah plastik. Biasanya, sampah tersebut dimusnahkan dengan cara pembakaran.

Pembakaran sampah menghasilkan asap yang dapat memicu penyakit kanker,

gangguan pernapasan, gangguan sistem saraf, hingga hepatitis (Nofiyanti dkk.,

2020). Sampah, terutama sampah plastik, dapat didaur ulang menjadi suatu benda

yang memiliki nilai jual. Melihat dari potensi pemanfaatan hasil daur ulang

sampah plastik, sebenarnya sampah plastik tidak hanya menjadi sumber masalah,

tetapi dapat juga memberikan peluang bisnis. Produk-produk yang dipajang dalam

kegiatan ELING merupakan hasil tangan dari UMKM lokal yang bergerak dalam

bidang daur ulang limbah, dan para peserta dapat membeli karya tersebut sebagai

buah tangan. Dengan begitu, kegiatan ini juga dapat mendukung UMKM lokal.

D. ICE BREAKING DAN PENGUATAN

Ice breaking dan penguatan dilakukan setelah edukasi sampah. Ice breaking

merupakan sesi permainan yang dilakukan bersama-sama untuk menyegarkan

pikiran. Sementara itu, penguatan diberikan ketika peserta sedang beristirahat.

Peserta diajak untuk menyampaikan hal-hal yang mereka dapatkan selama

kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, serta kesan dan pesan ketika

melakukan rangkaian kegiatan. Penguatan ini diberikan kepada para peserta

dengan tujuan agar semakin mencintai lingkungan.

E. ECOPRINT

Rangkaian kegiatan diakhiri dengan ecoprint. Ecoprint merupakan suatu teknik

untuk mentransfer warna serta bentuk melalui kontak langsung pada kain dengan

memanfaatkan bahan-bahan dari bagian tumbuhan yang mengandung pigmen

warna, seperti daun, bunga, dan kulit batang (Hikmah dan Retnasari, 2021).

Ecoprint menghasilkan motif dan warna kain yang unik. Hal tersebut disebabkan

karena motif yang dihasilkan tidak bisa diduga meskipun menggunakan teknik

serta jenis tumbuhan yang sama. Beberapa hal yang mempengaruhi hasil dari

ecoprint, yaitu jenis kain, proses mordanting, serta fiksasi. Hal tersebut yang

menjadikan ecoprint memiliki nilai seni yang tinggi. Produk yang dihasilkan dari

ecoprint merupakan produk ramah lingkungan. Dalam kegiatan ini, para peserta

akan diberikan tutorial pembuatan ecoprint, kemudian langsung

mempraktikkannya. Karya dari masing-masing peserta dapat dibawa pulang

sebagai buah tangan.

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ELING

Dalam pengimplementasiannya, ELING memiliki beberapa kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan dari ELING, yaitu dapat meningkatkan kesadaran para

peserta akan lingkungan melalui pengalaman langsung yang menambah

pemahaman mengenai permasalahan lingkungan yang terjadi; dapat membentuk

karakter para peserta agar kritis, inovatif, kreatif, bertanggung jawab, dan peduli

akan sesama; melibatkan aspek sosial dan ekonomi dalam kegiatannya sehingga

dapat menyeimbangkan antara pelestarian lingkungan, kesejahteraan sosial, dan

keberlanjutan ekonomi di era society 5.0; serta mendukung Sustainable

Development Goals pada poin Life on Land dan Quality Education.

ELING menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan yang terjadi di Indonesia

melalui pendidikan. Sistem pembelajaran ini memberikan dampak kognitif,

psikomotorik, dan afektif bagi para peserta. Peserta juga diajarkan untuk

menanamkan kebiasaan hidup ekologis, yang menjadikan peserta termotivasi

untuk melakukan aktivitas mengenai gaya hidup ekologis, seperti mengurangi

penggunaan sampah plastik dengan membawa botol minum, tidak membuang

sampah sembarangan, dan belajar untuk memanfaatkan apa yang ada di sekitar

kita sebagai sesuatu yang memiliki nilai penting. ELING dapat dijadikan sebagai

kurikulum atau percontohan bagi pendidikan nilai untuk membangun kesadaran

lingkungan di sekolah maupun masyarakat secara berkelanjutan di era society 5.0.

Sementara itu, ELING juga masih memiliki beberapa kekurangan, yaitu

keterbatasan aksesibilitas dimana tidak semua masyarakat memiliki akses yang

sama terhadap kegiatan ini; ketergantungan pada sumber daya; dan memakan

waktu yang tidak sebentar untuk mencapai tujuan ELING, yaitu menumbuhkan

sikap masyarakat yang peduli akan lingkungan.


PENUTUP

Indonesia saat ini sedang menyiapkan diri untuk menghadapi era society 5.0,

tetapi kesadaran lingkungan masyarakat masih tergolong rendah. Oleh karena itu,

dibentuk sistem pembelajaran wisata edukasi berupa ELING (EduWisata System

Learning) yang berbasis outbond yang mampu menyelesaikan masalah minimnya

kesadaran lingkungan. Konsep ELING yaitu dengan menggunakan kurikulum

yang terintegrasi dengan isu lingkungan dan kegiatan wisata edukasi

berkelanjutan. Sistem pembelajaran ini mendorong masyarakat society 5.0 untuk

berpikir kreatif dan inovatif dalam mencari solusi permasalahan lingkungan.

Rangkaian kegiatan ELING meliputi pengarahan dari guide, biopori, edukasi

sampah, ice breaking dan penguatan, serta ecoprint. Terciptanya wisata edukasi

berkelanjutan ini memberikan kesempatan bagi generasi mendatang untuk tetap

bisa merasakan, menikmati, serta sumber daya yang ada saat ini.



Sub Tema: Lingkungan, Pendidikan 

Disusun Oleh:

1. Chintia Putri Purwoadi

2. Indah Tri Ningrum

3. M. Nur Ari Affandi


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

Ecodemia : Aplikasi Pembelajaran Sebagai Solusi Dalam Menciptakan Kesadaran Masyarakat Terhadap Permasalahan Lingkungan di Era Society 5.0

Pendahuluan

Sangat Menghawatirkan! Kerusakan lingkungan merupakan masalah global yang

bukan hanya dapat mengancam lingkungan itu sendiri tetapi dapat mempengaruhi

keberlangsungan hidup manusia di dunia (Marzuki I, 2021). Berdasarkan data dari lembaga

riset global Ipsos mengungkapkan bahwa sebanyak 46% dari 24.001 responden dari 30

negara yang berusia lebih dari 16 tahun menganggap perubahan iklim sebagai permasalahan

lingkungan yang paling penting untuk cepat ditangani di negaranya. Diikuti dengan isu cuaca

ekstrem yang mencapai 43%, masalah sampah 41%, polusi 37%, habisnya sumber daya 36%,

pencemaran air 36%, deforestasi 28%, berkurangnya keanekaragaman 28%, pencemaran

tanah 34%, kekeringan sebanyak 23%. Permasalahan lingkungan ini jika dibiarkan terus

menerus memiliki dampak yang dapat mengganggu pertumbuhan dari suatu negara dalam

mencapai pembangunan keberlanjutan. Sehingga diperlukan tindakan segera melalui

kontribusi secara langsung baik dari masyarakat maupun dari regulasi pemerintah.

Di Indonesia sendiri, permasalahan lingkungan juga menjadi isu terpenting yang

sedang dihadapi masyarakat. Dilansir dari laman Sekertariat Kabinet Republik Indonesia,

Kualitas Udara Dunia IQAir 2021 mencatat data terbaru dari tingkat polusi udara di

Indonesia berada di peringkat tertinggi ke-17 di dunia dengan konsentrasi PM2,5 mencapai

34,3 μg per meter kubik. Tentunya berbagai cara sudah dilakukan untuk mengatasi persoalan

dari isu lingkungan ini. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan

lingkungan yang bersih dan sehat adalah dengan menghadirkan program dari Kementrian

Lingkungan Hidup yaitu sekolah adiwiyata, program ini diciptakan sebagai upaya untuk

membangun kesadaran akan pelestarian lingkungan sedari dini bagi masyarakat dilingkup

pendidikan. Namun, sampai sekarang persoalan dari permasalahan lingkungan ini masih

belum terselesaikan dan apabila terus dibiarkan maka dampaknya dapat mengganggu

kelangsungan hidup dan keberlanjutan lingkungan.


Masalah kerusakan lingkungan hidup merupakah salah satu isu yang terus menarik

perhatian serius secara global oleh pemerintah, peneliti, badan organisasi, dan masyarakat

umum. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab dari permasalahan lingkungan, baik dari

kejadian alam itu sendiri maupun karena hasil dari perbuatan manusia. Berkaitan dengan

manusia dan alam, menurut (Hardiningtyas P.R, 2016) manusia dinilai belum memiliki

kesadaran secara penuh untuk menjaga kelestarian lingkungan didalam kehidupan mereka.

Lemahnya pendidikan juga menjadi salah satu faktor dari permasalahan lingkungan. Setiap

warga negara diharapkan memiliki kesempatan yang sama dan merata dalam memperoleh

pendidikan, sehingga fungsi dari pendidikan itu sendiri dapat berjalan secara optimal

(Damayanti, 2018).

Di negara berkembang seperti Indonesia, masalah pemerataan pendidikan menjadi

salah satu pemicu dari kurangnya kesempatan bagi seluruh warga negara untuk mendapatkan

ilmu dan pengetahuan yang setara (Hidayat A, 2017). Hal ini tentunya dapat mempengaruhi

keberlangsungan hidup dalam lingkungan yang berkelanjutan. Sebagai generasi penerus

bangsa, peran pemuda sangat dibutuhkan sebagai agen perubahan untuk mengatasi

permasalahan lingkungan. Tentunya banyak hal positif yang dapat dirasakan jika semua

kalangan baik dari generasi muda sampai dewasa mempunyai kesadaran yang baik untuk

berkontribusi secara langsung terhadap kebersihan lingkungan. Jika pemerataan Pendidikan

Lingkungan Hidup dapat terealisasikan maka diharapkan nantinya dapat mewujudkan

pembangunan pendidikan yang berkelanjutan, hal ini bertujuan untuk membentuk sikap dan

perilaku masyarakat agar dapat berpikir secara rasional mengenai siklus kehidupan

dilingkungan sekitar dan sebagai upaya dalam menumbuhkan sikap yang bertanggung jawab

atas perbuatannya terhadap lingkungan

Di era globalisasi saat ini, diperlukan adanya inovasi baru untuk menyesuaikan

keadaan dengan perubahan yang ada. Sebagai kaum milenial yang sudah berorientasi pada

teknologi, penulis sadar bahwa perlu diadakan suatu transformasi ke era yang lebih maju.

Dengan memanfaatkan peran teknologi kedalam platform pendidikan, maka dengan bangga

penulis mempersembahkan Ecodemia sebagai platform pembelajaran lingkungan secara

digital. Ecodemia berasal dari kata Ecology dan Academy. Ecology merupakan istilah dalam

Bahasa Inggris yang jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia adalah ramah lingkungan.

Ecology merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antar mahluk hidup, maupun

hubungan atau interaksi antara mahluk hidup dan lingkungannya (Darmayani et al, 2021).

Sedangkan Academy berasal dari istilah Bahasa inggris yang artinya adalah lembaga

pendidikan. Secara umum, akademi dikenal sebagai tempat belajar yang biasanya merujuk

pada lembaga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.


Isi

Ecodemia merupakan suatu media pembelajaran berbasis aplikasi yang isinya memuat

informasi seputar lingkungan. Ecodemia sebagai media pembelajaran digital bertujuan untuk

menyebarkan rasa kepedulian masyarakat terhadap isu permasalahan lingkungan yang sering

terjadi di Indonesia. Media pembelajaran ini sangat penting untuk dijadikan perhatian oleh

beberapa civitas akademika dalam mengenalkan pendidikan lingkungan hidup sedari kecil

kepada anak-anak. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat mengakses materi, berita, video

pembelajaran, dan games menarik. Konsep ini bertujuan untuk memberikan fasilitas belajar

secara digital dengan materi yang lebih spesifik yaitu mempelajari hal-hal yang berkaitan

dengan lingkungan. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi membuat Ecodemia dapat

diakses dengan mudah kapan saja dan dari mana saja melalui hp, laptop, dan komputer.

Ecodemia didesain sedemikian rupa dengan menyajikan fitur pembelajaran yang menarik

sehingga dapat meningkatkan minat belajar baik dari kalangan anak-anak, pemuda sampai

orang dewasa.

Dengan memanfaatkan platform digital, Ecodemia diharapkan dapat menjadi media

pembelajaran yang fleksibel terhadap tempat dan waktu. Adapun mekanisme dari aplikasi

Ecodemia yaitu :

1) Pengguna dapat mendownload aplikasi academia di Playstore atau Appstore, lalu

masuk pada menu login. Jika pengguna belum mempunyai akun maka disarankan

untuk daftar terlebih dahulu dengan memasukkan email dan password. Selanjutnya,

pengguna diminta untuk mengisi identitas diri seperti nama, jenis kelamin, dan

tanggal lahir untuk menyelesaikan proses regristrasi. Setelah proses regristrasi selesai,


pengguna sudah dapat menggunakan aplikasi ecodemia sebagai platform media

pembelajaran secara digital.

2) Pada halaman pertama terdapat menu materi atau pembahasan yang dapat diakses

secara langsung untuk memulai pembelajaran. Terdapat beberapa modul materi yang

isinya memuat topik seputar pendidikan lingkungan hidup. Pada halaman aplikasi

juga terdapat menu enviropedia yang merupakan kamus yang berisi kosakata dan

penjelasan secara singkat tentang elemen-elemen yang sering ditemui dilingkungan,

seperti anorganik, biopori, deforestasi, ecobrick, dan ekologi. Pengguna juga dapat

mencari kosakata baru melalui fitur search pada enviropedia. Selanjutnya untuk

mengasah daya ingatan pengguna, dihalaman pertama juga disediakan fitur KuSikat

yang artinya Kuis Singkat, merupakan fitur yang berisi soal latihan mengenai materi

yang sudah dipelajari sebelumnya. Fitur KuSikat juga berguna sebagai pengukur

kemampuan pengguna dalam memahami materi maupun isu permasalahan lingkungan

yang sedang terjadi.

3) Menu games, ecodemia menyediakan 3 macam jenis game yang dapat membantu

pengguna untuk belajar sambal bermain. Selain itu, fungsi games dalam pembelajaran

ecodemia adalah sebagai sarana pembelajaran yang interaktif dengan menumbuhkan

kesadaran dan motivasi pengguna untuk mempelajari pengetahuan yang berhubungan

dengan lingkungan terutama bagi pengguna yang masih berusia dini dan memerlukan

sarana pembelajaran yang menyenangkan. Terdapat 3 macam games yaitu

enviromatch, tebak gambar, dan puzzle.

 Enviromatch, merupakan permainan mencocokan gambar, hal ini berguna

untuk mengasah memori dan melatih keterampilan pengguna tentang

pengetahuan lingkungannya. Mekanisme permainanya yaitu dengan

memasangkan gambar yang cocok atau senada, gambar yang disajikan

merupakan ilustrasi dari elemen yang berkaitan dengan lingkungan.

 Tebak gambar, merupakan permainan yang berfungsi untuk melatih

kemampuan berpikir dan cara memecahkan masalah. Mekanisme permainanya

dengan cara memilih gambar yang benar dari 2 gambar yang disediakan. Di

dalam permainan ini pengguna akan diberikan pertanyaan singkat mengenai

lingkungan yang nantinya pengguna harus dapat menjawab dengan memilih

gambar yang cocok dengan soal yang sudah disampaikan.


 Puzzle, merupakan permainan yang dapat membantu pengguna dalam

mengembangkan keterampilan dalam berpikir dan menyusun strategi dalam

pemecahan masalah. Mekanisme dari permainan ini nantinya pengguna akan

diberikan potongan puzzle secara acak yang harus diselesaikan dengan

Menyusun puzzle tersebut membentuk pola aslinya.

Pengguna dapat langsung memainkan salah satu game dengan menekan tombol play

pada menu yang sudah disediakan. Terdapat reward berupa diamond dan koin yang

nantinya dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran, diamond dapat digunakan

untuk meng-unlock level game yang belum terbuka atau belum terselesaikan

sebelumnya, sedangkan reward koin nantinya dapat ditukar sebagai kupon untuk

mengakses latihan soal.

4) Menu video pembelajaran, menu ini berisi tentang pembelajaran dengan visualisasi

gambar dan suara dengan praktik secara langsung yang disajikan dalam bentuk video.

Vidio yang disajikan dengan memuat informasi seputar cara dan solusi dalam

menangani isu permasalahan lingkungan dalam bentuk inovasi baru maupun inovasi

lama yang sudah dimodifikasi. Pengguna dapat menjadikan video pembajaran di

ecodemia sebagai pelatihan untuk selanjutnya dipraktikkan secara langsung kedalam

kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh dari video yang ditampilkan memuat tema

tentang cara penanganan limbah sampah yang diolah menjadi barang baru dan

bernilai ekonomis.

5) Menu News, merupakan menu yang berisi informasi seputar berita aktual dan faktual

yang sedang terjadi, tentunya isu yang ditampilkan tidak jauh dari persoalan

lingkungan. Pengguna dapat dengan mudah mengakses berita yang sudah disediakan

deplatform Ecodemia. Dengan adanya menu ini diharapkan dapat menumbuhkan

kesadaran pengguna akan isu permasalahan lingkungan yang sering terjadi

dilingkungan sekitar.

6) Profil pengguna, berisi identitas pengguna yang dapat digunakan sebagai akses login

kedalam aplikasi. Di dalam menu profil terdapat fitur check-in yang berfungsi untuk

melihat performa dan keaktifan pengguna dalam menggunakan ecodemia sebagai

platform belajar lingkungan. Selanjutnya, terdapat fitur pengaturan akun, keamanan,

dan bahasa yang dapat disesuaikan untuk memberikan kemanan dan kenyamanan bagi

pengguna.


Penutup

Ecodemia merupakan gagasan baru sebagai platform media pembelajaran lingkungan

berbasis aplikasi. Ecodemia diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran yang dapat

menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai isu permasalahan lingkungan. Adanya

pemanfaatan teknologi membuat Ecodemia mampu menghadapi perubahan di era globalisasi

dengan menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk dapat mengakses Ecodemia dari

mana pun dan kapan pun. Ecodemia menawarkan berbagai fitur menarik yang bertujuan

untuk meningkatkan kenyamanan pengguna dalam menggunakannya sebagai aplikasi

pembelajaran.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan diharapkan Ecodemia dapat menjalin

kerjasama dengan pemerintah ataupun lembaga pendidikan dalam proses menciptakan

pemerataan pendidikan lingkungan. Jika pemerataan pendidikan dapat tercapai, maka sejalan

dengan itu akan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Ecodemia diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengguna dengan cara

mengimplementasikan materi pembelajaran yang sudah didapatkan kedalam kehidupan

sehari-hari.

October 2023).

 

Disusun Oleh:

1. Riski Sah Reza

2. Nadia Eva Prasanti,

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

CliteHASF (Clitoria ternatea Halochromic Smart Films) Kemasan Berbasis Sensor Perubahan pH: Inovasi dalam Teknologi Industri Pangan.

PENDAHULUAN

Dunia saat ini sedang menghadapi masalah yang saling terkait mengenai pertanian,

lingkungan, masyarakat dan sumber daya seiring dengan meningkatnya populasi

manusia di dunia dan perubahan iklim. Penyediaan makanan bagi penduduk dunia akan

menjadi perhatian paling utama bagi setiap negara karena pertumbuhan populasi

manusia dunia yang terus meningkat secara eksponensial. Pada dasarnya isu ini saling

berkaitan satu sama lain antara pertanian, lingkungan, masyarakat dan sumber daya

yang harus diselesaikan secara bersamaan berdasar pada konsep dan metodologi secara

umum. Dengan kata lain, harus ditemukan konsep dan metode yang secara efektif dapat

menghasilkan makanan berkualitas tinggi, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

sosial dan kualitas hidup dengan konsumsi sumber daya dan emisi polutan lingkungan

yang minimum (Kozai, 2013). Satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan

keamanan pangan adalah kemasan makanan. Tujuan pengemasan makanan adalah

menutup dan melindungi bahan makanan dari kondisi lingkungan eksternal, misalnya

panas, cahaya, air, udara dan mikroorganisme.


Mengubah preferensi konsumen mengenai keamanan pangan dan menciptakan inovasi

teknologi pada kemasan makanan, salah satunya adalah kemasan cerdas (Biji et al.,

2015). Sistem pengemasan cerdas adalah teknologi yang memungkinkan kita untuk

memberikan informasi real-time tentang kondisi produk makanan kepada konsumen

(Choi et al. 2017). Ini dapat mengembangkan menjadi indikator pH, yang sensitif

terhadap fluktuasi pH. Salah satu faktor mendasar yang mengidentifikasi produk

makanan rusak adalah perubahan pH (Silva-Pereira et al. 2015). Perubahan pH dalam

produk yang terkemas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk aktivitas

mikroorganisme, autolisis enzimatik, hidrolisis protein, dan oksidasi asam lemak.

Reaksi-reaksi ini menghasilkan senyawa-senyawa volatil dalam kemasan yang dapat

terdeteksi oleh senyawa antosianin pada indikator film (Šojić et al. 2014; Tavares et al.

2021). Indikator film yang peka terhadap perubahan pH berfungsi sebagai pemantau

kualitas produk yang dikemas dengan cara membaca atau mencatat perubahan pH

dalam kemasan. Umumnya, indikator film yang sensitif terhadap perubahan pH terdiri

dari dua bahan utama, yaitu polimer atau padatan indikator dan ekstrak pigmen yang

responsif terhadap perubahan pH (Park et al., 2015). Salah satu senyawa yang peka

terhadap perubahan pH adalah antosianin. Bunga telang merupakan salah satu bahan

dari alam yang memiliki kandungan antosianin tinggi (Purniati dkk., 2020). Oleh

karena itu dibuat sebuah inovasi untuk kemasan pangan dengan bunga telang sebagai

sumber antosianin dalam teknologi halochromic smart films yang disebut CliteHASF

(Clitoria ternatea Halochromic Smart Films).


Penulisan tentang kemasan halochromic smart film yang peka terhadap perubahan pH

ini memiliki beberapa tujuan diantaranya untuk mengetahui peran antosianin dari

bunga telang (Clitoria ternatea) terhadap fungsi halochromic smart films dan

mengetahui cara pembuatan kemasan halochromic yang peka terhadap perubahan ph.

Dengan demikian, penulisan ini memberikan informasi tambahan kepada orang yang

membacanya dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khusunya dalam

industri pangan.


ISI

Halochromic smart films adalah bahan kemasan yang memiliki sifat berubah warna

(halochromic) sebagai respons terhadap perubahan kondisi pada lingkungan sekitarnya

(Rahmadhia et al., 2023). Prinsip kerjanya adalah kandungan senyawa tertentu pada

film ini mampu memberikan respon tertentu terhadap perubahan yang terjadi pada

lingkungan sekitarnya. Keuntungan utama yang diperoleh dari penggunaan

halochromic smart film adalah deteksi yang cepat atau peka terhadap perubahan

dengan memberikan indikasi visual sebagai tanda kerusakan pangan, membantu dalam

pemantauan keasaman atau kebasaan produk dan penggunaan yang luas di bidang

industri pangan, industri farmasi hingga kedokteran. Kemampuan mendeteksi

perubahan yang terjadi pada suatu produk dapat diperoleh dengan menambahkan

senyawa indikator sebagai bahan pembuatan halochromic smart film. Antosianin

merupakan salah satu senyawa bioaktif yang terkandung dalam bunga telang dan

memiliki potensi untuk dijadikan indikator asam-basa (Purniawati dkk., 2020).


CliteHASF (Clitoria ternatea Halochromic Smart Films) merupakan sebuah inovasi

pada kemasan produk pangan berupa indikator interaktif dengan kandungan antosianin

dari bunga telang sebagai sensor terhadap perubahan pH. CliteHASF mengandung

senyawa antosianin yang mengalami perubahan warna sebagai indikator adanya

perubahan pH pada produk yang dikemas. Antosianin berperilaku sebagai indikator

asam-basa alami. Saat larutan menjadi lebih asam karena gugus metoksi dominan (pH

rendah), antosianin berubah menjadi merah atau merah muda atau flavylium.

Sedangkan ketika larutan menjadi lebih basa karena gugus hidroksi dominan (pH

tinggi), antosianin akan berubah menjadi biru atau ungu atau anhydrase (Rahmadhia et

al., 2022). Reaksi films terhadap perubahan lingkungan dapat berbeda beda tergantung

pada pH yang berubah. Berdasarkan penelitian Lee dkk. (2019), perubahan respon

warna pada indikator film menunjukkan perubahan yang signifikan akibat perubahan

pH dalam fillet ikan Gindara yang disimpan pada suhu 25°C selama 48 jam. Senyawa

antosianin, sebagai pigmen warna alami yang peka terhadap perubahan pH,

menyebabkan perubahan warna dari merah menjadi biru. Perubahan warna ini dipicu

oleh transformasi struktural antosianin saat mereka berinteraksi dengan senyawa amina

volatil yang terbentuk selama pembusukan ikan (Sohany dkk. 2021). Selain itu,

perubahan respon warna pada indikator film juga terjadi ketika film tersebut

diaplikasikan pada sampel susu sapi segar dan sosis ayam yang disimpan pada suhu

25°C selama 48 jam. Dalam kasus ini, perubahan warna terjadi dari merah menjadi

merah tua sebagai akibat penurunan pH. Penurunan pH disebabkan oleh terbentuknya

senyawa volatil akibat oksidasi lemak, yang pada gilirannya menghasilkan asam

tiobarbiturat dan aroma tengik. Perubahan ini juga mempengaruhi warna sampel,

mengubahnya dari merah menjadi merah tua.


Pemanfaatan senyawa antosianin dari bunga telang memerlukan proses ekstraksi untuk

memisahkan senyawa antosianin dari senyawa lain pada bunga telang. Menurut

(Purwaniati dkk., 2020), proses ekstraksi antosianin pada bunga telang dilakukan

dengan mempersiapkan bunga telang yang segar atau kering kemudian menghancurkan

dan mencampurnya dengan pelarut etanol atau metanol kemudian mengekstraksi

dengan meletakkannya pada wadah tertutup dan gelap hingga mengendap kemudian

disaring menggunakan filter kertas untuk menghilangkan residu bunga. Kemudian

memisahkan antosianin dari pelarut dengan alat penyulingan untuk menghasilkan

antosianin murni. Pembuatan CliteHASF sendiri pada dasarnya merupakan

penggabungan senyawa antosianin murni dalam halochromic smart films yang

melibatkan teknologi canggih. Langkah langkah pembuatan yang dilakukan mengacu

pada penelitian Rahmadhia et al., (2023), yaitu mula mula mempersiapkan bahan yang

dibutuhkan untuk dicampurkan dengan bahan dasar senyawa antosianin murni lalu

diterapkan pada substrat yang sesuai seperti kaca atau plastik. Film dibiarkan

mengering sehingga senyawa antosianin terikat kuat pada substrat. Setelah itu perlu

dilakukan berbagai uji seperti penyesuaian responsif yang melibatkan perlakuan panas,

penambahan senyawa pendukung atau modifikasi dan uji kinerja yang meliputi uji

warna, waktu respons dan stabilitas serta uji penggunaan untuk mengetahui kinerja

kemasan dalam jangka panjang. Dengan penggabungan ini, perubahan pH dari suatu

produk dapat dilihat secara visual melalui sensor film pada kemasan. 

Kemasan halochromic smart film biasanya sering digunakan dalam label kemasan

yang mampu berubah warna berdasarkan kondisi lingkungan atau waktu pengemasan

bahan pangan. Teknologi kemasan halochromic yang peka terhadap perubahan pH

memiliki manfaat yang signifikan dalam industri pangan terutama dalam mengawasi

dan memastikan kualitas produk. Beberapa manfaat yang dimiliki yaitu digunakan

sebagai indikator kualitas produk, alasannya karena kemasan ini menggunakan label

yang akan berubah warna jika mengalami perubahan pH, sehingga dapat diketahui

bahwa makanan tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Teknologi kemasan

halochromic juga dapat dimanfaatkan sebagai indikator pendeteksi pertumbuhan

mikroorganisme pada produk pangan, karena dengan adanya penurunan pH telah

menunjukkan bahwa adanya mikroba patogen dalam produk tersebut. Manfaat

selanjutnya yaitu teknologi halochromic dapat digunakan sebagai pemantau terjadinya

penurunan pH pada proses fermentasi makanan. Halochromic yang peka terhadap pH.

juga digunakan sebagai alat bantu untuk memeriksa dan menguji kualitas bahan baku

yang digunakan dalam pembuatan makanan (Rahmadhia et al.,2022).


Analisis SWOT dari penggunaan kemasan halochromic smart film yang peka terhadap

perubahan pH antara lain untuk kelebihannya (strength) yaitu mampu memberikan

pemantauan dengan cepat dan visual terhadap kerusakan bahan pangan yang sudah

tidak layak untuk dikonsumsi, membantu mengurangi pembuangan makanan karena

telah mendeteksi makanan yang sudah kadaluarsa, memberikan peringatan terhadap

perubahan pH yang dapat menjaga kualitas dan kesegaran produk. Kekurangan

(weaknesses) yaitu memiliki biaya produksi yang mahal di awal pembuatan produk dan

kemungkinan memiliki keterbatasan dalam aplikasi, terutama dalam produk pangan

yang tidak mengalami perubahan pH yang signifikan. Peluang (opportunities) yaitu

meningkatkan kesadaran masyarakat akan keamanan dan keselamatan dalam

mengkonsumsi produk makanan, memiliki keberlanjutan dapat menciptakan peluang

pasar yang signifikan untuk kemasan pH sensitif, produk kemasan yang memiliki

kemampuan dalam mendeteksi pH dapat menjadi lebih menarik bagi konsumen yang

peduli akan keselamatan dan keamanan produk pangan, dan kemasan halochromic

smart film ini dapat diterapkan dalam berbagai industri, termasuk industri makanan,

farmasi dan kedokteran. Ancaman (threat) yaitu terjadinya perubahan regulasi terkait

bahan kemasan yang dapat mempengaruhi penggunaan kemasan halochromic smart

films, jika tidak dapat di daur ulang dengan baik maka akan menyebabkan pencemaran

lingkungan, dan pengembangan bahan kemasan lain yang lebih ramah lingkungan dan

efisien mungkin menjadi ancaman jika lebih disukai oleh konsumen atau industri

(Purwaniati dkk.,2020).


Implementasi teknologi halochromic yang peka terhadap perubahan pH dalam industri

pangan dapat membantu memantau dan mengontrol kualitas produk makanan.

Terdapat beberapa strategi implementasi teknologi kemasan halokromik pada industri

pangan dengan langkah awal melihat dan memahami spesifik industri pangan yang

ingin dipantau misalnya perubahan pH. Mengaplikasikan kemasan halochromic smart

film ke dalam proses produksi makanan. Menyediakan peralatan yang dapat memantau

dan untuk membaca perubahan warna atau respons halochromic yang terkait dengan

perubahan pH. Mengendalikan kualitas produk selama proses produksi sehingga jika

terjadi kesalahan perubahan pH yang tidak diinginkan atau tidak sesuai standar dapat

diatasi dengan tindakan korektif yang sesuai, supaya tidak menyebabkan bahaya pada

produk makanan (Rahmadhia et al.,2022).


PENUTUP

Kesimpulan yang diperoleh dari penulisan tentang kemasan halochromic smart film

yang peka terhadap perubahan pH yaitu telah diketahui bahwa antosianin dari bunga

telang memainkan peran penting dalam halochromic smart films sebagai indikator

alami yang sensitif terhadap perubahan pH pada produk makanan, memungkinkan

deteksi kualitas produk dengan perubahan warna visual. Pembuatan kemasan

halochromic yang peka terhadap perubahan pH melibatkan ekstraksi antosianin dari

bunga telang, aplikasi antosianin pada substrat, dan pengujian kinerja untuk

memastikan respons yang tepat terhadap perubahan pH. Hal ini memiliki potensi untuk

meningkatkan pemantauan dan pengendalian kualitas produk makanan.



Sub Tema : Teknologi dan Riset 

Disusun Oleh:

1. Az Zahra Firdaus Syachputri

2. Nadia Agustin

3. Dita Ardiana

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

PENERAPAN 5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN SANTUN): MEMPERKUAT INTERAKSI SOSIAL DI LINGKUNGAN KAMPUS

PENDAHULUAN

Masyarakat mulai mengabaikan budaya ketimuran dan lebih mengutamakan

budaya kebaratan serta kemajuan zaman dan modernisasi. Akibat kenyataan

tersebut, diketahui bahwa modernitas tersebut berdampak pada sejumlah

mahasiswa. Mereka sudah mulai bertindak mandiri (mengenai diri mereka

sendiri), yang membuat mereka kurang peduli dengan orang lain. Remaja zaman

sekarang kurang bisa mengontrol dengan siapa mereka bergaul dan bagaimana

berperilaku di hadapan orang lain, bahkan terhadap dosen, sehingga etika dan tata

krama mulai menguap (Pratiwi, 2017). Akibat kemajuan teknologi informasi,

pertumbuhan moral generasi muda Tanah Air diyakini mulai melemah di era

globalisasi. Nilai-nilai dan jati diri bangsa Indonesia bisa hancur jika dampak

negatif modernitas di era globalisasi tidak diwaspadai dan ditangani sejak dini.

Pemerintah mulai menerapkan pendidikan karakter dan gerakan pengembangan

karakter yang diintegrasikan ke dalam kegiatan pendidikan pancasila sebagai

bentuk refleksi dan persiapan menghadapi modernisasi tersebut (Waruwu et al.,

2023).


Menurut Sulistiawan dan Kamaruzzaman (2021), bahwa banyak mahasiswa

dengan kemampuan komunikasi interpersonal yang buruk ditemukan di kampus.

Keterampilan komunikasi yang rendah terlihat dari kurangnya saling menegur,

penggunaan bahasa tubuh yang buruk, keasyikan dengan perangkat ponsel yang

dipegang, kesulitan memulai percakapan dengan orang lain, kurangnya

kepedulian terhadap teman, dan kurangnya empati terhadap apa yang terjadi di

sekitarnya.


Menurut Pratiwi (2017), budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan santun)

merupakan suatu anjuran ketika berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.

Buaya asyarakat Indonesia yang terkenal ramah tamah harus tetap dilestarikan.

Pertumbuhan dan perkembangan budaya 5S di kampus dapat membantu

mahasiswa untuk mengubah perilakunya dan bertransformasi menjadi orang

dewasa yang bermoral tinggi. Dengan penerapan Budaya 5S (senyum, sapa,


salam, sopan santun) diharapkan mahasiswa dapat saling mengenal dan membantu

agar terciptanya interaksi yang lebih baik.


ISI

Globalisasi, membuat banyak perubahan pada gaya hidup, sosial budaya, hingga

nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari. dari globalisasi bermunculanlah

mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki etika, seperti mahasiswa yang tidak

memiliki sopan dan santun kepada para dosen, tidak menyapa, berpakaian tidak

sopan, mahasiswa yang lebih menyukai hidup dengan bebas, mengonsumsi obat-

obatan terlarang, pergaulan bebas antara mahasiswa dengan mahasiswi,

berdemonstrasi dengan tidak mengikuti peraturan yang berlaku sehingga

mencemari makna dari etika. (JK News, 2020)

Jumlah mahasiswa yang banyak di sebuah perguruan tinggi adalah tantangan yang

dapat mempengaruhi kemampuan mahasiswa untuk saling mengenal dan

membangun hubungan di lingkungan akademik yang seringkali besar dan

beragam. (Nugraheni,2018)


Kemendikbud sudah memberikan program PKKMB (Pengenalan Kehidupan

Kampus bagi Mahasiswa Baru) untuk menyiapkan Mahasiswa baru melewati

proses transisi menjadi mahasiswa yang dewasa dan mandiri, mempercepat proses

adaptasi mahasiswa dengan lingkungan yang baru, dan memberikan bekal untuk

keberhasilannya menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Salah satu hasil yang

diharapkan dari PKKMB ini adalah Terciptanya persahabatan dan kekeluargaan

antar mahasiswa, dosen, serta tenaga kependidikan. (Kemendikbud, 2023)

Namun, hal ini masih belum efektif karena waktu PKKMB terbatas dan jumlah

mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan terlalu banyak untuk terciptanya

persahabatan dan kekeluargaan.


Persahabatan dan kekeluargaan adalah dua aspek penting dalam kehidupan kita

yang seringkali tumbuh dan berkembang ketika kita sudah saling mengenal dan

merasa dekat. Saling mengenal adalah fondasi utama dalam membangun

hubungan yang bermakna. Penerapan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan

Santun) sehari-hari dapat membantu mahasiswa untuk saling mengenal,


bersahabat, dan memiliki rasa kekeluaargaan. Berikut alasan mengapa penerapan

5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) penting dilakukan untuk

meningkatkan interaksi sosial sehingga kita saling mengenal dan berinteraksi di

lingkungan kampus.


1. Senyum adalah ekspresi positif

Tersenyum adalah bahasa universal yang tidak memiliki batasan bahasa atau

budaya. Ini adalah ekspresi wajah positif yang secara alami mengirimkan pesan

kebaikan, keramahan dan kebahagiaan. Saat kita tersenyum, kita menciptakan

suasana yang menyenangkan dan bersahabat. Tersenyum juga merupakan alat

yang efektif untuk mengurangi stres dalam berbagai situasi. Baik saat pertama kali

bertemu seseorang, dalam situasi konflik, atau bahkan dalam hubungan romantis,

senyuman adalah alat yang ampuh untuk menciptakan kedekatan dan

menjembatani kesenjangan antar individu. Dalam lingkungan pendidikan, senyum

adalah alat yang sederhana tetapi kuat. Senyum tidak hanya meningkatkan

suasana di kelas, tetapi juga mengurangi ketegangan dan membangun hubungan

yang baik antara mahasiswa, dosen, dan staf administrasi dalam perguruan tinggi.

Senyum adalah salah satu cara sederhana untuk memulai interaksi yang positif di

lingkungan kampus.


2. Salam dan Sapa merupakan tanda penghargaan

Mengucapkan salam merupakan tindakan menunjukkan rasa hormat kepada orang

lain. Ini adalah cara kita menyambut orang, menunjukkan rasa hormat kepada

mereka, dan menunjukkan bahwa kita peduli. Salam dapat berbentuk jabat tangan,

pelukan, atau isyarat tangan khusus di beberapa budaya. Sapaan, seperti “Selamat

pagi” atau “hai”, adalah cara kita menyapa orang lain secara lisan. Kedua tindakan

ini membantu meningkatkan kedekatan dalam hubungan sosial. Mereka

mencerminkan tata krama dan etika yang baik, sehingga membantu menciptakan

lingkungan yang lebih ramah.


Salam dan sapa juga memberikan kesan pertama yang kuat. Mereka

menunjukkan bahwa kita menghormati dan mengakui keberadaan orang lain.


Dalam perkuliahan, sapaan yang hangat dan sopan dapat membantu membangun

hubungan positif antara mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Salam dan

sapa ini membentuk dasar untuk menciptakan hubungan jangka panjang yang

interaktif sehingga meningkatkan interaksi sosial di lingkungan kampus.


3. Sopan Santun adalah dasar etika social

Kesopansantunan merupakan landasan etika sosial yang menjadi pedoman

perilaku kita ketika berinteraksi dengan sesama manusia. Ini termasuk

menggunakan kata-kata seperti “terima kasih”, “maaf”, dan “tolong”. Sopan dan

santun juga berarti menghormati privasi dan batasan orang lain. Tindakan sopan

mencerminkan rasa hormat kita terhadap orang lain dan membantu menciptakan

suasana komunikasi yang lebih baik.


Dalam dunia perkuliahan, sopan santun adalah seperangkat norma dan perilaku

etik yang membimbing interaksi antara mahasiswa, dosen, dan tenaga

kependidikan. Sopan santun di lingkungan kampus sangat penting untuk

menciptakan lingkungan akademik yang efektif, positif, dan inklusif sehingga

interaksi sosial semakin meningkat.


Jika penerapan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) di lingkungan

kampus dilakukan dengan konsisten maka interaksi sosial di kampus pun akan

meningkat. Oleh karena itu, 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) dalam

lingkungan kampus sangat penting karena prinsip-prinsip ini menciptakan

atmosfer yang positif, mendukung komunikasi yang baik, dan membantu dalam

memperkuat interaksi sosial antara mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan.


PENUTUP


Kesimpulan

Senyum, salam, sapa, dan sopan santun (5S) adalah elemen-elemen kunci dalam

membentuk hubungan yang baik bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Kelima

unsur ini mencerminkan empati, penghargaan, dan komunikasi yang efektif.

Meskipun sering dianggap remeh, praktik-praktik ini berperan penting dalam

membentuk budaya sosial yang baik dan hubungan yang sehat. Senyum, salam,

sapa, dan sopan santun adalah bahasa universal yang menembus batasan budaya

dan bahasa, memberikan pesan yang kuat tentang keramahan dan penghargaan

terhadap sesama manusia. Oleh karena itu, mari kita senyum, sapa, dan sopan

kepada sesama, karena tindakan sederhana ini dapat membawa dampak besar

dalam hidup kita. Kita juga harus selalu menerapkan 5S ini dalam lingkungan

kampus agar interaksi antara mahasiswa, dosen, staf administrasi, dan semua

civitas perguruan tinggi semakin kuat sehingga terjalin hubungan jangka panjang

yang interaktif.


Saran

Mahasiswa sebaiknya tetap menjaga prilaku senyum, sapa, salam, dan, sopan

santun dan menghindari perilaku tidak menyenangkan yang masih dilakukan,

seperti menggunakan bahasa kotor, guna menjaga hubungan yang baik antar

sesama mahasiswa dan dosen. Hal ini dapat dicapai dengan terus-menerus

mematuhi peraturan yang terapat di kampus serta dengan mematuhi batasan yang

diberlakukan di kampus. Bagi para dosen dan sesama mahasiswa dapat memberi

teguran dan nasihat apabila terdapat siswa yang dinilai berprilaku tidak sopan.


Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis

akan lebih spesifik dan lebih teliti dalam memberikan penjelasan mengenai

senyum, sapa, salam, sopan santun dengan lebih banyak sumber terpercaya dan

dapat dipertanggungjawabkan.


Sub Tema : Sosial Budaya 

Disusun Oleh:

1. Rizka Octaria

2. Sinta Nurmalasari

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

PENGOLAHAN SINGKONG MENJADI BIOETANOL SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DI KALANGAN MASYRAKAT

PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk dunia yang cukup tinggi dari tahun ke tahun dan

diperkirakan saat ini sudah mencapai 7,8 miliar orang. Penambahan jumlah

penduduk di dunia akan berimbas pada peningkatan kebutuhan sarana transportasi

yang mempengaruhi jumlah kebutuhan bahan bakar. Salah satu bahan bakar yang

banyak digunakan saat ini adalah bahan bakar fosil. Namun ketersediaan bahan

bakar ini semakin menipis dan tidak bisa diandalkan lagi di masa depan. Oleh

karena itu, sumber energi alternatif untuk bahan bakar harus dikembangkan

sehingga dapat digunakan masyarakat luas.


Sejatinya lingkungan perlu dilestarikan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas

kehidupan manusia. Kekayaan sumber daya alam dapat dimanfaatkan sebagai mana

mestinya dan tidak ekploitasi secara berlebihan, dengan tetap berorientasi kepada

kepentingan generasi yang akan datang, dan tidak merusak fungsi lingkungan. Saat

ini, energi yang digunakan masih berorientasi pada bentuk energi tak terbarukan.

Selain jumlahnya yang sudah semakin berkurang, penggunaan energi tak

terbarukan juga memberi dampak buruk pada lingkungan. Oleh karena itu,

pengembangan dan implementasi bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan

perlu mendapatkan perhatian serius.


Selama ini, lebih dari 90% kebutuhan energi dunia dipasok dari bahan bakar fosil.

Jika eksploitasi terus berjalan, diperkirakan sumber energi ini akan habis dalam

setengah abad mendatang. Bisa dibayangkan bagaimana kehidupan manusia kelak

jika bahan bakar fosil yang menjadi sumber energi utama manusia selama lebih dari

dua ratus tahun habis begitu saja. Oleh karena itu, banyak negara yang mulai

mengembangkan alternatif sumber energi yang terbaharukan, ramah lingkungan,

dan relatif mudah untuk dibuat. Salah satu alternatif pengganti bahan bakar fosil

adalah dengan bioenergi seperti bioetanol.

Bioetanol adalah bahan bakar nabati yang tidak pernah habis selama matahari masih

memancarkan sinarnya, air tersedia, oksigen berlimpah. Sumber bioetanol dapat

berupa singkong, ampas tebu, kentang, ubi jalar, dan sebagainya. Sumber yang

paling potensial dikembangkan di Indonesia adalah singkong (Manihot esculenta).

Pemerintah juga sudah memperkuat pengembangan bioetanol ini dengan Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi

Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM

(Warsa, 2013).

Tujuan penulisan kajian essay ini adalah mengembangkan bioetanol yang

diharapkan dapat menjadi solusi sumber energi terbaharukan. Permasalahan

tersebut ketersediaan bahan bakar yang semakin menipis dan tidak bisa diandalkan

lagi di masa depan. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk akan

meningkatkan kebutuhan sarana transportasi yang akan mempengaruhi jumlah

kebutuhan bahan bakar. Harapannya dengan inovasi ini, dapat memberikan solusi

terhadap masalah krisis energi masa dapan yang terbaharukan dan menjadikan

Indonesia sebagai negara yang mandiri energi.


PEMBAHASAN

2.1 Singkong sebagai Bahan Baku

Singkong (Manihot esculenta) merupakan makanan pokok bagi penduduk di

dunia, selain sebagai makanan pokok singkong juga digunakan sebagai bahan

baku industri dan pakan ternak. Singkong salah satu tanaman yang sudah

dikenal lama oleh petani Indonesia, walaupun bukan tanaman asli Indonesia.

Pengembangan singkong untuk diolah menjadi bahan baku bioetanol tidak

terlalu sulit. Indonesia adalah penghasil singkong keempat di dunia. Singkong

menghasilkan pati, gaplek, tepung singkong, etanol, gula cair, sorbitol, MSG,

tepung aromatik, dan pellet. Singkong merupakan sumber karbohidrat bagi

sekitar 500 juta manusia di dunia. Selain itu, singkong memiliki potensi yang

cukup bagus sebagai tanaman bahan baku etanol (Gardjito dan Murdijati.,

2013).

2.2 Pengolahan Singkong menjadi Bioetanol

Sampai saat ini produksi bioetanol dalam bentuk FGE (Fuel Grade Etanol)

besar dilakukan oleh pabrik berskala besar. Apakah masyarakat hanya sekedar

menikmati bioetanol yang diproduksi oleh para industriawan besar? apakah

rakyat hanya sekedar menjadi petani singkong penghasil bioetanol?

Jawabannya adalah tidak. Fakta menunjukkan, masyarakat sebenarnya sudah

menguasai teknik pembuatan bioetanol dari proses fermentasi. Sejak puluhan

tahun lalu masyarakat telah melakukan proses penyulingan untuk mendapatkan

minuman berkadar etanol tinggi berskala kecil.

Sebenarnya ada teknik pangolahan singkong yang sederhana untuk dijadikan

bioetanol. Proses ini cukup mudah diterapkan pada masyarakat dan hanya

membutuhkan alat yang sederhana. Proses pengolahan ubi kayu segar berkadar

pati 28%, yang ditargetkan menghasilkan 7 liter bioetanol berlangsung sebagai

berikut :

a. Kupas kasar ubi kayu segar sebanyak 50 kg. Cuci dan giling dengan mesin

penggiling listrik, mesin bensin, ataupun diesel.

b. Saring hasil penggilingan untuk memperoleh bubur singkong.

c. Masukkan bubur kayu ke dalam drum yang terbuka penuh bagian atasnya.

d. Tambahkan air 40-50 liter dan aduk sambil dipanasi diatas perapian.

e. Tambahkan 1,5 ml enzim alfa-amilase. Panaskan selama 30-60 menit pada

suhu sekitar 90° C.

f. Dinginkan hingga suhu menjadi 55-60° C.

g. Tambahkan 0,9 ml enzim gluko-amilase.

h. Jaga temperatur pada kisaran 55-60° C selama 3 jam, lalu dinginkan hingga

suhu di bawah 35° C.

i. Tambahkan 1 gr ragi roti, urea 65 gr, dan NPK 14 gr. Biarkan selama 72

jam dalam keadaan tertutup, tetapi tidak rapat agar gas CO2 yang terbentuk

bisa keluar.

j. Pindahkan cairan yang yang mengandung 7-9 % bioetanol itu ke dalam

drum lain yang didisain sebagai penguap (evaporator).

k. Masak di atas perapian hingga uapnya keluar menuju alat destilasi.

Nyalakan aliran air di kondensator (pengembun) uap bioetanol.

l. Tahan temperatur bagian atas kolom destilasi pada suhu 79o C ketika cairan

bioetanol mulai keluar. Fraksi bioetanol 90-95% akan berhenti mengalir

secara perlahan-lahan.


2.3 Keunggulan Bioetanol Berbahan Dasar Singkong

Keunggulan bioetanol berbahan dasar singkong dapat mengatasi berbagai

permasalahan meliputi faktor ekonomi yaitu berupa jaminan ketersediaan

bahan bakar fosil untuk beberapa dekade mendatang. Selain itu, polusi akibat

emisi pembakaran bahan bakar fosil ke lingkungan. Polusi yang ditimbulkan

berdampak langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan manusia. Polusi

langsung bisa berupa gas-gas berbahaya, seperti CO, NO2, dan hidrokarbon

yang tidak terbakar, serta unsur metalik seperti timbal (Pb). Sedangkan, polusi

tidak langsung mayoritas berupa peningkatan jumlah molekul CO yang

mengakibatkan pemanasan global. Kesadaran terhadap ancaman serius

tersebut telah mengintensifkan berbagat riset yang bertujuan menghasilkan

sumber-sumber energi ataupun pembawa energi yang lebih terjamin

keberlanjutannya dan lebih ramah lingkungan (Lovisia, 2022). Selain

keunggulan di atas, bioetanol berbahan dasar singkong juga dapat menghemat

penggunaan bahan bakar fosil, memperpanjang umur kendaraan, suara mesin

kendaraan lebih halus, serta lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan

polusi sebesar bahan bakar fosil yang pembakarannya kurang sempurna.


PENUTUP

Singkong merupakan salah satu tanaman yang mengandung karbohidrat, sehingga

berpotensi besar untuk diolah menjadi sumber energi alternatif berupa bietanol.

Pengolahan singkong menjadi bioetanol, menunjukkan bahwa kita sudah

memberikan solusi terhadap masalah krisis sumber energi di masa dapan yang

terbaharukan. Pengolahan singkong menjadi bioetanol ini, bisa dilakukan secara

sederhana oleh masyarakat. Pengolahan yang dilakukan sendiri oleh masyarakat

mendorong terbentuknya masyarakat yang mandiri energi, setidaknya untuk

keadaan yang mendesak bagi masyarakat yang berada di pelosok Indonesia tidak

harus selalu menggantungkan kirimin bahan bakar karena memiliki alternatif bahan

bakar berupa bioetanol ini. Dengan demikian, hal tersebut dapat menjadikan

Indonesia sebagai negara yang mandiri energi.


Sub Tema : Energi Terbarukan

Disusun Oleh:

1. Aprilliadaipa 

2. Likia Salsa Billa 

3. Nanda Putri Kusuma

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

PEMANFAATAN LIMBAH GEDEBOG PISANG MENJADI MAKANAN RINGAN YANG KAYA AKAN GIZI

PENDAHULUAN

Melalui Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui bahwa buah pisang merupakan

komoditas hortikultura terbesar yang diproduksi di Provinsi Lampung, Menurut data di

tahun 2021, Lampung Selatan merupakan kabupaten dari 15 kabupaten lainnya di

Provinsi Lampung yang paling besar menghasilkan buah pisang dengan total produksi

mencapai 11.232.397 kuintal per tahun(Safitri, 2023).Namun, di provinsi lampung

pemanfaatan limbah gedebog pisang masih minim dan bahkan masyarakat setempat

tidak tahu cara pengolahan limbah tersebut sehingga banyaknya gedebog pisang yang

berserakan di perkebunan dan mencemari lingkungan di berbagai walayah provinsi

lampung.

Pemanfaatan gedebog pisang sebagai makanan ringan dapat mengurangi pencemaran limbah

di wilayah sekitar, karena makanan memberi kita energi yang dibutuhkan untuk bekerja,

bermain, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Makanan membantu kita untuk tumbuh,

membuat tulang dan otot kita lebih kuat, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan

meningkatkan kekebalan tubuh kita terhadap unsur-unsur berbahaya dari luar seperti patogen.

Gedebog pisang mempunyai beberapa khasiat diantaranya dapat mendetoks sistem

pencernaan, mengobati asam lambung, menurunkan berat badan, menstabilkan kadar gula

darah, serta membatu mengobati batu ginjal(Aliah etal., 2021; Ritonga etal., 2022). Karena,

dalam kedebog pisang memiliki kandungan zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh yaitu

kandungan bahan kering (BK) 87,7%, abu 25,12%, lemak kasar (LK) 14,23%, serat kasar

(SK) 29,40%, protein kasar (PK) 3% termasuk asam amino, amine nitrat, glikosida,

mengandung N, glikilipida, vitamin B, asam nukleat, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)

28,15% termasuk karbohidrat, gula dan pati(Musabbikhah& Bakhri, 2020; Sirajuddin etal.,

2023).

Menjalani pola makan sehat merupakan cara termudah untuk menjaga kebugaran badan dan

mencegah tubuh terserang daripenyakit(Nathaniel etal., 2018).Makanan jajanan memegang

peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi

anak-anak maupun orang dewasa. Makanan yang kurang terjamin kesehatannya dapat

berpotensi menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan dan jika berlangsung lama akan

menyebabkan status gizi yang buruk(Nurbiyati, 2014).

Tujuan penulisan kajian esay ini adalah untuk memberikan solusi terhadap permasalahan

yang timbul terkait pencemaran limbah gedebog pisang dilingkungan masyarakat.

Permasalahan tersebut terkait pemanfaatan gedebog pisang untuk dijadikan makanan ringan

guna untuk memperbaiki kesehatan dalam tubuh karena kandungan yang ada didalam

gedebog pisang tersebut.

Harapanya dengan dibuatnya kajian esay terkait pemanfaatan gedebog pisang ini, dapat

memberikan solusi kepada petani maupun masyarakat agar bisa mengurangi limbah gedebog

pisang yang terdapat diwilayah provinsi lampung.


PEMBAHASAN


Analisis Permasalahan

Melalui Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 diketahui Provinsi Lampung menjadi

penghasil komoditas pisang ketiga di Indonesia. Meskipun begitu, timbul permasalahan dari

pohon pisang tersebut. Dimana setelah ditebang dan diambil buahnya bagian batang pisang

atau sering kita sebut sebagai gedebog dibiarkan begitu saja, hasil penebangan ini akan

menjadi limbah. Karena pohon tersebut termasuk kedalam sampah organik. Proses

penguraian sampah hasil penebangan pohon ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

terurai, sekitar 1-6 bulan. Sangat disayangkan apabila hasil penebangan pohon ini hanya

dibiarkan begitu saja menjadi sampah. Padahal pohon pisang dijuluki pohon seribu manfaat

karena pohon ini memberikan berbagai manfaat dari setiap bagiannya, termasuk gedebog

nya.

Tahapan Pembuatan

Pada pembuatan keripik gedebog pisang, jenis pisang yang digunakan dalam proses

pembuatan keripik gedebog pisang adalah pisang kepok, pisang raja, dan pisang klutuk.

Menurut berbagai penelitian, nutrisi yang terkandung dalam batang pisang adalah: Bahan

kering (BK) 87,7%, Abu 25,12%, Lemak kasar (LK) 14,23%, Serat kasar (SK) 29,40%,

Protein kasar (PK) 3% termasuk asam amino, Amino nitrat, glikosida, mengandung N,

glisilipid, Vitamin B, asam nukleat, bahan ekstrat tanpa nitrogen (BETN) 28,15% termasuk

karbohidrat, gula dan pati (Fenti Hikmawati: 2021).

Bahan yang digunakan dalam pelatihan pengolahan keripik gedebog pisang antara gedebog

pisang, kapur sirih, bawang putih, kaldu bubuk, garam, lada, baking soda, tepung tapioka,

tepung terigu, tepung beras, tepung bumbu ayam crispy (Perendaman et al., 2013). Peralatan

yang digunakan adalah penggorengan, spinner pisau, talenan, baskom, sendok takar,

timbangan dapur dan kompor Resep dan cara pembuatan keripik (Ouyun, .d: 2021).


Bahan:

 200 gr gedebog pisang

 150 gr tepung terigu

 100 gr tepung tapioka

 100 gr tepung beras


 100 gr tepung bumbu ayam krispi

 3 siung bawang putih

 3 sdm garam kasar

 3 sdt kapur sirih

 1 sdt lada bubuk

 1 sdt kaldu bubuk

 1⁄2 sdm garam halus

 1⁄2 sdm baking soda

Tahap Pembuatan:

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ambil ember besar kemudian

rendam batang pisang minimal 24 jam (1 hari) maksimal 48 jam (2 hari).

2. Potong gedebog pisang ukuran panjang 8 cm dan lebar 5 cm. Kupas sisi halus lapisan

luar kulit gedebog pisang dengan cara ditekan menggunakan pisau.

3. Cuci gedebog pisang yang sudah direndam hingga bersih. Siapkan bumbu marinasi

dengan mencampurkan semua bahan marinasi, lalu aduk rata. Tambahkan potongan

gedebog pisang ke dalam bumbu yang sudah disiapkan. Aduk rata, diamkan kurang

lebih 30 menit agar bumbu meresap.

4. Setelah 30 menit direndam dalam bumbu marinasi, lalu tiriskan dan peras ke arah

yang sama agar tidak hancur. Peras dan tekan hingga menjadi kesat agar tidak ada

gumpalan saat diuleni.

5. Siapkan bahan pelapis untuk keripiknya. lapisi dan lumuri gedebog pisang yang sudah

direndam kuah dengan bahan pelapis.

6. Panaskan minyak, goreng setiap potongan pelapah pisang yang sudah tutupi bahan-

bahan pelapis dengan api sedang. Lakukan sisanya sampai wajan penuh. Setelah

keripiknya kaku, kecilkan api menjadi sedang hingga minyak agak tenang. Saat

keripik hampir matang, besarkan api kembali. Goreng dengan api besar pada menit

terakhir selama 1 hingga 2 menit.

7. Tiriskan semua keripik gedebog pisang dengan spinner. Keripik yang sudah ditiriskan

siap dikemas (Fatimatuz Zahro: 2021).


KESIMPULAN

Meskipun Lampung adalah salah satu provinsi penghasil pisang terbesar di Indonesia,

pohon pisang tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Dimana setelah ditebang dan

diambil buahnya bagian batang pisang atau sering kita sebut sebagai gedebog akan

menjadi limbah. Proses penguraian sampah hasil penebangan pohon ini membutuhkan

waktu yang cukup lama untuk terurai, sekitar 1-6 bulan. Oleh karena itu kami

menawarkan solusi mengolah limbah tersebut menjadi keripik.


Disusun Oleh:

1. HARISTA SYAFIRA AZIZA 

2. NUR FEBRI PUTRANTO 

3. SHEILA NOVITRI

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KAKAO MENJADI BIOCHART YANG BERMANFAAT UNTUK LINGKUNGAN

PENDAHULUAN

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

memiliki nilai ekonomis dan peluang yang cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat

dari permintaan rata-rata pasar yang semakin meningkat yaitu sebesar 1.500.000

ton per tahun. Menurut Arman (2010) peluang produksi kakao akan semakin

terbuka luas seiring dengan beragamnya inovasi dari kakao. Keberagaman inovasi

kakao akan semakin berkembang ketika ilmu pengetahuan juga semakin

berkembang.

Berdasarkan data statistik perkebunan dari Dinas Perkebunan Lampung tahun

2020, perkebunan kakao sebagian besar dijalankan oleh pekebun rakyat dengan

luas total 78.711 ha dan hasil produksi 57.507 ton. Tanggamus merupakan salah

satu sentra penghasil kakao terbesar di Lampung setelah Kabupaten Pesawaran.

Luas areal perkebunan kakao di Tanggamus sebesar 13.677 ha dengan kapasitas

produksi 6.711 ton per tahun

Limbah kulit kakao yang dihasilkan dari perkebunan selama ini kurang

dimanfaatkan karena hanya digunakan sebagai bahan pakan ternak, biogas dan

pupuk organik. Salah satu cara pemanfaatan limbah kulit kakao yang jarang

diketahui yaitu dengan memanfaatkan biochart dari pembakaran kulit kakao

menjadi pembenah tanah. potensi bahan baku biochart tergolong melimpah yaitu

limbah pertanian yang sulit terdekomposisi atau dengan rasio C/N yang tinggi (

Mashuni dkk., 2017).

Biochart lebih tahan terhadap dekomposisi dan cenderung stabil dalam tanah

sehingga memiliki pengaruh jangka panjang terhadap perbaikan kualitas

kesuburan suatu tanah. Menurut Shalsabila dkk., (2017) menyatakan bahwa

biochart merupakan substansi arang kayu yang berpori karena bahan bakunya

berasal dari makhluk hidup. Biochart sering juga disebut sebagai arang hayati.

Biochart terbentuk dari pembakaran tanpa oksigen pada suhu 250-500 C.

Tujuan dari penulisan esai ini untuk memberikan solusi terhadap permasalahan

yang timbul akibat kurangnya pemanfaatan limbah kulit kakao dan petani yang

ingin berbudidaya akan tetapi kesuburan tanahnya masih kurang. Selain itu, dapat

meminimalisir penyakit yang ditimbulkan oleh tumpukan limbah pertanian

sehingga terhindar dari pencemaran lingkungan.


PEMBAHASAN

Tahapan analisis yang dilakukan dimulai dari identifikasi permasalahan yang

terdapat di bidang pertanian yaitu banyaknya limbah dari kulit kakao yang kurang

dalam pemanfaatannya sehingga dapat mencemari lingkungan. Karena limbah

yang tidak dimanfatkan dapat menjadi sarang penyakit. Lahan pertanian yang

sering digunakan tanpa adanya pembenahan tanah dapat menurunkan hasil

produksi tanaman.

Biochart diberikan pada tanah yang sering digunakan sebagai tempat budidaya

untuk mengembalikan kesuburan pada tanah. Menurut Inrayatie dan Utomo

(2016) mengatakan bahwa setelah 4 bulan pemberian biochart mampu

meningkatkan kadar pH pada tanah, C, N, P, K dan KTK dibandingkan control

atau tanpa pupuk. Sehingga daapat dikatakan bahwa biochart dapat memperbaiki

sifat kimia tanah.

Pemberian Biochar dan kompos kulit kakao setelah 4 bulan ternyata mampu

memperbaiki sifat fisik yang ada pada tanah seperti menurunkan berat isi dan

meningkatkan porositas dan air tersedia dibandingkan dengan perlakuan control

(tanpa pupuk). Aplikasi biochar pada tanah dibandingkan control (tanpa pupuk)

dapat menurunkan berat isi (21,09%), meningkatkan porositas (20, 62%) dan air

tersedia (15,79%). Hal ini diduga berhubungan dengan adanya peran biochar dan

kompos. Menurut Chan dkk., (2007) ada indikasi bahwa biochar akan mengubah

sifat fisik tanah dan memiliki banyak manfaat yang sama dengan amandemen

organic lainnya. Biochar mempunyai permukaan spesifik, yang umumnya lebih

tinggi dari pasir dan sebanding dengan atau lebih tinggi dari tanah liat, sehingga

akan menyebabkan kenaikan bersih total permukaan tanah khusus ketika

ditambahkan sebagai amandemen. Luas permukaan dari partikel tanah merupakan

karakteristik tanah yang sangat penting karena mempengaruhi kesuburan,

termasuk air, udara, siklus nutrisi dan aktivitas mikroba. Biochar dapat

memperbaiki struktur tanah atau aerasi tanah di tanah bertekstur halus.

Dampak dari pemberian biochart ini dapat dilihat dari aspek lingkungan,

bahwasannya teknologi dapat mengubah limbah menjadi produk yang ramah

lingkungan, dapat menurunkan CO2 di atmosfer, dan dapat diubah sebagai bahan

bakar dan produk kimia. Manfaat biochart yang berhubungan dengan lingkungan

adalah memberikan peluang besar terhadap perubah dari revolusi hijau kepada

agroteknologi yang berkelanjutan (Iskandar dan Fitri, 2018).


KESIMPULAN

Biochar memiliki banyak manfaat di bidang pertanaian maupun lingkungan.

Manfaat dibidang pertanaian adalah memperbaiki struktur tanah, mengembalikan

kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah yang rusak akibat terlalu

sering digunakan tanpa dibenahi. Sedangkan manfaat dilingkungan adalah dapat

memberikan peluang besar dalam revolusi hijau dan pertanian berkelanjutan serta

mengurangi pencemaran lingkungan akibat penumpukan limbah dari hasil

pertanian.


Sub Tema : Lingkungan

Disusun Oleh:

1. Febi Tri Wulandari 

2. Isnaini


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

PEMBUATAN MIE INSTAN DARI TEPUNG PORANG DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA

PENDAHULUAN

Olahan pangan yaitu mie biasanya dibuat dari bahan tepung terigu serta

dapat dijadikan produk pangan alternatif pengganti nasi di Indonesia

(Sihmawati, 2019). Tepung porang merupakan olahan umbi lokal Indonesia,

berfungsi sebagai sumber karbohidrat dengan indeks glikemik rendah dan berserat

tinggi seperti glukomanan. Glukomanan ini adalah serat pangan yang larut dalam

air. jenis pengental yang kuat dan rendah kalori. Saat ini, bahan baku tepung

porang digunakan untuk pembuatan mie shirataki bagi penderita riwayat diabetes

mellitus sangat aman dikonsumsi serta salah satu olahan diet sehat (Susanti,

2014). Namun, tepung porang sangat potensial untuk digunakan sebagai bahan

baku produk pangan seperti mie basah. Fungsi tepung porang dalam pengolahan

mie salah satunya dimanfaatkan sebagai bahan pengikat, berfungsi sebagai

pengental makanan pembentuk tekstur dan pengenyal (Sulistiyo et al. 2015)


Buah naga merah (Hylocereus sp) merupakan buah yang eksotik karena

penampilannya menarik dengan rasa asam manis menyegarkan dan memiliki

batang seperti kaktus merambat yang memiliki khasiat bagi kesehatan.batang

buah naga yang sudah berbuah selalu dilakukan pemangkasan guna merangsang

pembuahan kembali pada batang lainnya. Di sisi lain, pemangkasan ini dapat

menyebabkan penumpukan limbah yang menimbulkan dampak negatif karena

tidak dikelola dengan baik. Padahal batang buah naga ini mengandung

antioksidan (flavonoid, tanin dan steroid) dan vitamin C.

Guna meningkatkan nilai tambah dari kedua limbah tersebut maka perlu

diolah dalam bentuk produk yang banyak diminati oleh masyarakat, salah satunya

adalah mie instan. Maka diharapkan dengan adanya mie instan dengan bahan

alami ini dapat mengurangi limbah pertanian dan menjadi sumber aktioksidan

yang baik bagi kesehatan tubuh.


ISI

Mie dragon menjadi solusi tepat untuk diimplementasikan dalam

meningkatkan nilai tambah sekaligus nilai guna limbah pertanian berupa batang

dan kulit buah naga merah (Hylocereus sp). Mie ini merupakan mie yang bahan

pembuatannya didominasi oleh bahan alami, rasanya enak, praktis, dan

menyehatkan. Proses pemasakan mie dragon tidak digoreng sehingga tidak

mengandung trans fat yang dapat meningkatkan kolestrol LDL (kolestrol jahat)

sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner. Mie ini adalah sebuah

terobosan baru yang dapat membantu di bidang kesehatan, lingkungan, dan

berkelanjutan.

Mie Dragon yang terbuat dari batang buah naga memiliki banyak

kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena batang buah naga

mengandung antioksidan (flavonoid, tanin dan steroid) dan vitamin C (Hanifa,

2018). Antioksidan adalah zat yang mampu menghambat atau mencegah

terjadinya oksidasi (Ravimannan dan Nisansala, 2017) dan mengeliminasi radikal

bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel (Khan, dkk., 2016).

Kandungan senyawa fitokimia pada ekstrak batang buah naga (Hylocereus sp)

yaitu flavonoid. Flavonoid ini berfungsi sebagai antimikroba, steroid (sebagai anti

radikal dan antioksidan), dan tanin (mampu menangkap radikal bebas) (Hanifa,

2018). Berdasarkan Soedjatmiko, dkk (2019) batang buah naga merah

(Hylocereus sp) memiliki kandungan asam askorbat (Vitamin C) lebih tinggi

dibandingkan daging buahnya. Sedangkan menurut Lalan Jaelani, seorang

relawan Indonesia Bangun Desa (IBD) mengatakan bahwa batang buah naga

ternyata mampu menetralisir racun dalam tubuh (Ramadhana, 2015). Di samping

itu, kulit buah naga merah (Hylocereus sp) yang digunakan sebagai pewarna alami

mie dragon mengandung senyawa alkaloid, tanin, flavonoid, dan steroid dan

potensial dijadikan sebagai obat tradisional karena mengandung metabolit

sekunder (La dkk., 2020).

Mie Dragon dilengkapi dengan beberapa bumbu pelengkap yaitu sebagai

berikut:

1. Saos sambal

Saos sambal merupakan salah satu bahan pelengkap yang berbahan baku tomat.

2. Kecap manis

Kecap manis dijadikan sebagai salah satu bumbu pelengkap mie agar rasa

mie terasa lebih enak. Kecap ini terbuat dari kedelai hitam.

3. Penyedap rasa

Penyedap rasa berasal dari bahan yang rendah MSG (Monosodium

Glutamate). 

Ekstrasi Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus sp)

Kulit batang buah naga merah (Hylocereus sp) dikukus selama lima menit

pada api sedang. Kulit dipotong dengan ukuran 1x1 cm lalu ditimbang sebanyak 5

gram. Lalu diekstrasi dalam waterbath shaker dengan suhu 56,9 o C selama 28

menit (Wisesa dan Widjanarko, 2014).


Strategi Implementasi

Pengimplementasian mie dragon terdiri atas lima tahapan yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap mengumpulkan informasi, melakukan

observasi, dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait.

2. Tahap Perancangan

Pada tahap ini mie dragon dirancang dan direalisaskan oleh pihak-pihak

terkait.

3. Tahap Uji Coba

Setelah mie dragon direalisasikan, tahap berikutnya adalah melakukan uji

coba terhadap rasa, warna, tekstur, dan aroma mie. Uji coba bertujuan untuk memastikan bahwa mie dragon memiliki rasa, warna, tekstur, dan aroma yang

dapat diterima oleh masyarakat luas. Ketika produk tidak menghasilkan produk

yang optimal, maka dilakukan perbaikan dan pengembangan terhadap setiap

proses pembuatannya.

4. Tahap Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan melalui media sosial untuk memperkenalkan mie dragon

kepada masyarakat. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara memberikan sampel

untuk dilakukan testimoni pada masyarkat.

5. Tahap Monitoring dan Evaluasi

Tahap monitoring dan evaluasi bertujuan meninjau kembali kendala yang

terjadi saat proses pembuatan maupun proses pemasaran mie dragon sehingga

dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi agar tercipta produk yang lebih unggul.


Pihak yang Terlibat dalam Pengimplementasian Gagasan

1. Pemerintah Pusat

Memberikan regulasi dan legalitas untuk mie dragon.

2. Kementerian Koperasi dan UKM

Dukungan dari Kementerian Koperasi dan UKM yaitu berupa monitoring dan

evaluasi terhadap pemasaran mie dragon dan berperan dalam mengkampanyekan

mie dragon.

3. Pihak Produsen Mie (Pabrik)

Merealisasikan mie dragon dan melakukan evaluasi

4. Pihak Perbankan

Menjadi mitra yang mempermudah pengguna untuk memperoleh bantuan

modal usaha.

5. Pihak Perguruan Tinggi

Membuat video promosi serta menyiapkan mentor.

6. Media

Membantu untuk menyebarluaskan dan mempromosikan mie dragon.


PENUTUP

Mie dragon merupakan inovasi mie instan yang dilengkapi dengan bumbu

yang menyehatkan. Mie ini adalah sebuah terobosan baru yang dapat membantu

di bidang kesehatan, lingkungan, dan berkelanjutan. Pada bidang kesehatan mie

dragon menjadi makanan instan yang dapat mengurangi resiko jantung koroner,

mengandung antioksidan dan mengandung antioksidan yang dapat menangkal

radikal bebas. Pada aspek lingkungan mie dragon dapat mengurangi limbah

pertanian berupa limbah batang buah naga merah (Hylocereus sp). Sehingga mie

dragon merupakan solusi inovatif yang akan berkontribusi mewujudkan

perubahan lingkungan yang lebih sehat pada tahun 2045.


Disusun Oleh:

1. Ellis 

2. Niken Ayu Selma Amelliya 

3. Sulthon Tamam Agali 

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

Postingan Populer