Sabtu, 16 Desember 2023

DAMPAK PENUTUPAN TIKTOK SHOP TERHADAP MINAT PEMBELIAN MASYARAKAT DI INDONESIA

Terlahir di zaman era kemajuan teknologi, tentunya banyak kemudahan

yang telah didapatakan salah satunya yaitu belanja tidak perlu secara bertatap

langsung sekarang melalui aplikasi semua orang bisa mendapatkan apa yang

mereka inginkan dengan pasar yang luas. Salah satunya yaitu adanya platform

belanja yang bernama Tiktok Shop.

TikTok Shop adalah sebuah layanan inovatif e-dagang yang terkait dengan

platform distribusi video singkat TikTok. Aplikasi TikTok pertama kali memasuki

pasar Indonesia pada tahun 2017, dan pada tahun keempatnya, TikTok Shop

diperkenalkan pada 17 April 2021. TikTok Shop dengan cepat menarik perhatian

sejumlah besar pengguna di Indonesia, terutama kalangan anak muda. Sebagai

bukti pertumbuhannya, pada tahun 2022, TikTok Shop mencapai GMV senilai US$

4,4 miliar atau sekitar Rp 68 triliun, berkat ekspansi social commerce di lima pasar

utama Asia Tenggara. Secara global, Tiktok Shop menjadi ancaman bagi pasar e-

commerce yang sudah ada, termasuk Shopee dan Lazada di Asia Tenggara serta

Menurut Shanaz (2022), Saat ini fenomena belanja melalui media sosial

atau social commerce semakin marak. TikTok Shop, layanan dari media sosial

TikTok dipilih menjadi social commerce nomor 1 saat ini. Berdasarkan survei

Populix, ada sekitar 52 persen responden di dalam negeri yang mengaku telah

mengetahui tentang social commerce. Selain itu, 86 persen responden di Indonesia

pernah mencoba berbelanja lewat media sosial. Dari jumlah itu, TikTok Shop

menjadi media sosial yang paling sering digunakan untuk berbelanja online.

Namun dibalik hal hebat tersebut tiba-tiba, pada tanggal 4 Oktober 2023,

TikTok Shop di Indonesia menghadapi penutupan resmi oleh pemerintah.

Penutupan ini disebabkan oleh regulasi pemerintah yang melarang social commerce

sebagai tempat promosi dan bertransaksi. Regulasi ini bertujuan untuk melindungi

pelaku UMKM dalam negeri dan memastikan terciptanya perdagangan yang adil.

TikTok Shop juga tidak memiliki izin e-commerce dan hanya beroperasi dengan

izin Kantor Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing (KP3A), yang tidak

memungkinkan berdagang. TikTok Shop diharuskan untuk mendirikan badan

hukum di Indonesia dan memperoleh izin baru sesuai dengan Permendag No 31

Tahun 2023.


Penutupan TikTok Shop disebabkan oleh adanya peraturan pemerintah yang

melarang social commerce jadi tempat promosi dan dilarang untuk bertransaksi.

Aturan ini ditujukan untuk melindungi para pelaku UMKM dalam negeri dan

mewujudkan fair trade. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023

tentang social commerce telah diterbitkan oleh Menteri Perdagangan, Zulkifli

Hasan pada tanggal 27 September 2023. Dalam konferensi pers di Jakarta, Zulkifli

Hasan menyatakan bahwa aturan ini untuk menciptakan ekosistem e-commerce

yang adil dan sehat. TikTok Shop harus menjadi entitas baru dengan izin baru

sebagai social commerce. TikTok Shop juga harus terpisah dengan media sosial

TikTok yang selama ini digunakan penggunanya untuk mengunggah konten-konten

digital. Selain itu, barang-barang impor yang dijual di e-commerce juga wajib

diperlakukan sama dengan produk dalam negeri. TikTok Shop resmi ditutup pada

pukul 17.00 WIB pada tanggal 4 Oktober 2023. TikTok menyatakan bahwa

keputusan tersebut diambil untuk mematuhi aturan pemerintah dan akan terus

berkoordinasi dengan pemerintah RI terkait langkah dan rencana perusahaan ke

depan.

Tentunya penutupan Tiktok Shop ini memiliki dampak bagi Masyarakat

Indonesia salah satunya yaitu seorang penjual yang bernama Jennifer Coppen, anak

muda yang menjual produk perawatan kecantikan, mengaku sedih karena tidak

dapat melakukan penjualan lagi melalui TikTok. “Jujur, aku sedih banget karena

produk yang aku jual terkenal dari TikTok,” kata dia melalui akun TikTok-nya

(Tempo.co, 2023). Menurut pembeli, “Dampak yang sangat dirasakan ketika

TikTok Shop ditutup adalah kemudahan untuk membeli barang murah dengan

berinteraksi secara live dengan penjual,” ujar Eka kepada Tempo, Kamis, 5

Oktober, 2023. Jadi tidak hanya penjual yang merasakan dampaknya tentunya

pembeli juga merasakan dampak dari ditutupnya Tiktok Shop tersebut.

Kehilangannya sesuatu yang berharga tentunya memberikan dampak yang

menyedihkan bagi setiap orang, salah satunya yaitu penutupan Tiktok Shop.

Penutupan TikTok Shop di Indonesia dapat memiliki dampak signifikan terhadap

minat pembelian masyarakat di negara ini.


Beberapa dampak yang mungkin termasuk:

1. penutupan TikTok Shop menghilangkan akses masyarakat ke berbagai

produk yang biasanya tersedia di platform ini. Hal ini dapat

mempengaruhi minat pembelian, terutama jika produk yang dicari tidak

lagi tersedia dengan mudah.

2. konsumen yang biasanya berbelanja di TikTok Shop mungkin beralih ke

platform e-commerce lain. Ini dapat mengubah minat pembelian mereka

ke platform alternatif.

3. konsumen mungkin kehilangan minat dalam berbelanja online jika

mereka merasa bahwa aksesibilitas dan pengalaman belanja yang

ditawarkan oleh TikTok Shop sulit digantikan oleh platform lain.

Beberapa kemungkinan di atas bisa saja terjadi seperti minat pembelian

tentunya akan menurun jika barang yang dicari susah untuk didapatkan, karena

biasanya terdapat di Tiktok Shop kini tidak ada. Nantinya para pembeli tentunya

akan beralih ke platform yang lain seperti Shopee, Lazada, Toko Pedia, BukaLapak

dan lain-lain atau bisa dikatakan para pembeli mencari alternatif tempat belanja

yang lain.

Kini nyatanya sekarang aplikasi Shopee juga telah memiliki fitur yaitu

belanja lewat live Shopee dimana harga yang ditawarkan juga cukup murah

dibandingkan dengan Tiktok Shop. Menurut data Tercatat, pengguna live

shopping di Shopee menjadi yang terbanyak di Indonesia, yaitu mencapai 83,4%.

TikTok menempati peringkat kedua dengan persentase sebanyak 42,2%.

Berikutnya, sebanyak 34,1% responden mengatakan menggunakan Instagram

untuk live shopping (Databoks,2022). Jadi bisa disimpulkan aplikasi Shopee

memiliki pelanggan atau pengguna yang ramai untuk live shopping.

Kemungkinan yang dapat dibuat adalah masyarakat atau pembeli yang

dahulunya menggunakan Tiktok Shop kini berpindah menjadi menggunakan

platform belanja online yang lain. Dikarenakan tentunya masyarakat tetap

membutuhkan kegiatan jual-beli online untuk memenuhi kebutuhan mereka

masing-masing. Mengingat kegiatan transaksi online memiliki banyak manfaat

salah satunya yaitu praktis tidak perlu keluar rumah. 

Minat pembelian masyarakat akan tetap konstan atau stabil karena

masyarakat tetap bisa belanja online walaupun Tiktok Shop telah ditutup. Faktor -

faktor lain yaitu platform belanja online selain Tiktok Shop juga mempunyai fitur -

fitur yang lebih bagus, diskon yang menggiurkan, serta gratis ongkos pengiriman

yang murah. Jadi masyarakat tetap bisa merasakan kemudahan atau keuntungan

yang lainnya.


Disusun Oleh:

1. RAZIF ISWANTO

2. TRYOLLA PUTRI NOOR HARVANI

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer