Sabtu, 16 Desember 2023

Upaya Revitalisasi Lingkungan Dengan Menumbuhkan Sikap Protektif Generasi Z Terhadap Maraknya Penggunaan Plastik Di Kota Bandar Lampung

Apa yang terbenak dipikiran Anda setelah melihat gambar diatas? Kedua

gambar diatas berasal dari wilayah yang ada di kota Bandar Lampung. Sangat

ironis bukan melihat tumpukan sampah yang menggunung dan lautan hampir

menjadi lautan sampah.

Jumlah sampah plastik di kota Bandar Lampung dari tahun ke tahun

semakin meningkat, hal ini selaras dengan peningkatan jumlah penduduk di kota

itu sendiri. Pada umumnya setiap orang tentu tidak bisa lepas dari penggunaan

plastik, dikarenakan plastik ini memiliki kelebihan yaitu, ringan, murah, tahan

lama, dan mudah dibawa kemana-mana. Disamping kelebihan itu, sampah plastik

sendiri merupakan material yang sulit untuk diuraikan, bahkan membutuhkan

waktu ratusan tahun untuk terurai. Dengan penggunaan plastik yang terus

meningkat dan sulitnya plastik untuk terurai tentu akan menyebabkan tumpukan

sampah plastik yang menggunung. Hal ini membutuhkan suatu strategis yang bisa

menyelaraskan antara keduanya, yaitu dengan pemanfaatan kembali dari sampah

plastik itu sendiri dan juga harus didukung dengan kesadaran masyarakat akan

bahayanya dari penggunaan plastik terhadap lingkungan.


Peran pemuda pemudi zaman ini juga turut mengambil andil dalam

menangani masalah plastik ini, terutama para Generasi Z yang merupakan

generasi yang lahir pada tahun 1997-2012 yang sebagian besar berstatus sebagai

pelajar dan mahasiswa (Arum et al., 2023). Mereka mempunyai potensi yang

besar dalam upaya revitalisasi lingkungan. Lalu apa saja upaya untuk revitalisasi

lingkungan? Dan bagaimana sikap kita sebagai generasi Z terhadap persoalan

sampah plastik ini?.


ISI

TPA Bakung merupakan satu-satunya TPA yang ada di Kota Bandar

Lampung. Namun, di TPA ini sampah-sampah yang telah dibuang hanya

dibiarkan saja tanpa dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pada tahun 2019 terdapat

683,48 ton/hari sampah timbulan yang dihasilkan di TPA Bakung, lalu di tahun

2020 sebanyak 757,94 ton/hari, tahun 2021 sebanyak 770,22 ton/hari, tahun 2021

sebanyak 786,46 ton/hari dan pada tahun 2023 ini sudah mencapai 800 ton/hari

(Sipsn.menlhk.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah sampah di kota Bandar Lampung semakin

meningkat. Sampah plastik menduduki posisi kedua sebagai sampah terbanyak

setelah sampah rumah tangga (Nugroho et al., 2023). Peningkatan jumlah sampah

plastik tanpa adanya tindakan lebih lanjut dapat mengakibatkan gangguan

kesehatan, pencemaran lingkungan dan bahkan bencana alam. Untuk itu perlu

adanya suatu tindakan pencegahan agar terhindar dari dampak buruk penumpukan

sampah plastik.

Revitalisasi lingkungan merupakan suatu tindakan atau cara untuk

mengoptimalkan kembali suatu lingkungan yang mengalami kemunduran atau

degradasi (Martokusumo, 2008). Revitalisasi ini dapat menjadi salah satu upaya

dalam mengatasi permasalah sampah plastik, salah satunya yaitu dengan

menerapkan 3R (Reuse, Reduce and Recycle). Peran generasi Z juga menjadi

salah satu faktor keberhasilan dalam upaya ini.

Karakteristik generasi Z yang terlihat santai , cuek dan cenderung apatis

ini terlihat juga tertarik terkait perubahan iklim sesuai data pada survei yang

dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI) tahun 2021 menemukan bahwa

terdapat 82% Generasi Y dan Z khawatir dengan permasalahan lingkungan yaitu

memiliki kesadaran mengenai isu perubahan iklim. Jika di detailkan, generasi Z

memiliki persentase lebih tinggi sebanyak 85% dibanding generasi Y yang hanya

79% (Sihaloho, 2021). Hasil survei tersebut juga menunjukkan bahwa 62%

responden (Generasi Y dan Z) menganggap isu lingkungan yang paling penting

yaitu masalah sampah (Rizaty, 2021). Tetapi tidak menutup mata bahwa keadaan

yang sebenarnya dilapangan masih banyak generasi muda ini belum memulai

tindakan serta kurangnya rasa protektif dalam mengurangi pencemaran sampah

plastik (Arsya Yanuar,dkk. 2022).

Protektif dalam KBBI yang bermakna melindungi, yang menjadi dasar

pada protektif terhadap lingkungan yakni suatu sikap dan sifat yang harus

ditanamkan pada seluruh masyarakat terkhususnya menjaga lingkungan alam

sekitar. Generasi Z sebagai satu diantara pelaku utama lainnya yang sangat

berpengaruh dalam pengurangan pencemaran sampah plastik. Dalam ikut andil

menanamkan perubahan sikap dimulai dengan menggunakan seminimal mungkin

penggunaan bahan berjenis plastik sekali pakai dan membiasakan membawa

kebutuhan yang bersifat dapat dipakai berulang kali seperti botol minum, totebag

dan kepedulian terhadap pencemaran sampah plastik.

Penggunaan media sosial dapat menjadi acuan untuk menumbuhkan sikap

protektif generasi Z. Media sosial yang tak pernah jauh dari jangkauan generasi

muda yang mayoritas sudah menjadi penghuni dunia maya menjadikan media

sosial ini yang paling cepat dan ampuh sebagai sumber hingga bertukar informasi

khususnya informasi perubahan dan pencemaran lingkungan. Media sosial yang

paling banyak digemari dan digunakan seperti Instagram, Twitter, Facebook,

dan Tiktok dapat menjadi wadah penyebaran informasi terkini tentang sampah

plastik. Perkembangan kreativitas generasi muda dalam membuat konten dan isi

postingan yang unik dan menarik, salah satunya yaitu membuat video yang berisi

tentang cara mudah mengelola sampah plastik dengan kerajinan tangan yang

bernilai ekonomis, selain itu beberapa isi postingan yang menyuarakan tentang

peduli terhadap pencemaran sampah plastik. Hal ini sangat memberikan dampak

positif pada masyarakat luas khususnya generasi Z sebagai pengguna teknologi

dan media sosial tertinggi yang dapat memicu dan memberikan informasi tentang

seberapa pentingnya pencemaran sampah plastik serta cara pengelolaannya yang

mudah dan sederhana.

Selain dari penggunaan media sosial, pendidikan juga sangat berperan

penting dalam menumbuhkan sikap protektif generasi Z. Pendidikan ini sangat

penting dalam merubah pola pikir generasi Z. Pola pikir yang sudah melekat

sedari kecil akan terus menempel hingga dewasa.. Hal inilah yang digunakan

untuk menanamkan rasa kepedulian serta meningkatkan kesadaran terhadap

penggunaan plastik di kalangan Generasi Z agar dapat memahami bagaimana

plastik dapat mencemari lingkungan. Kurikulum untuk pendidikan dasar (12

tahun) sudah ada dan hal itu perlu dikembangkannya dengan tindakan aksi. Tak

hanya teoritis, namun terdapat hal praktikal di dalam kurikulum tersebut. Jadi para

generasi Z yang sekarang duduk dibangku SD, SMP dan SMA sudah mendapat

pembekalan dari sekolah tentang bagaimana cara pengolahan sampah yang baik

dan inovasi apa yang dapat mereka buat.

Upaya yang telah dilakukan pemerintahan dalam mengontrol jumlah

sampah yaitu dengan membuat regulasi regulasi yang berkaitan dengan

pengolahan sampah, seperti Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun

2020 yang membahas tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Pemerintah juga berupaya melakukan koordinasi terkait pengolahan sampah

dengan dinas tingkat kabupaten dan kota, serta melakukan sosialisasi dan

pembinaan di daerah pedesaan. Adapun upaya yang telah dilakukan masyarakat

yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (non-profit) seperti Wahana

Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dan social media influencer seperti

“Pandawara Group” yang sama-sama berfokus pada kampanye bahaya sampah,

diikuti dengan ajakan aksi nyata di lingkungan tercemar. Namun, upaya tersebut

tidaklah maksimal, karena terdapat 6 dari 9 program pengelolaan sampah yang

tidak terealisasikan pada capaian kinerja Dinas LIngkungan dan Hidup tahun 2020

(Rencana Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2022) dan upaya yang

berasal dari masyarakat juga tidak begitu maksimal, karena sampah yang sudah

dikumpulkan dalam aksi nyata tersebut akan disalurkan ke TPA dan sampah

hanya akan menggunung tanpa adanya pengelolaan sampah

Upaya yang diusulkan pada essay ini untuk meningkatkan sikap protektif

Generasi Z dalam revitalisasi lingkungan ialah antara lain :

● jangka waktu pendek

1. Mengadakan kompetisi pembuatan karya ilmiah dan kerajinan

yang berbahan baku sampah plastik

● jangka waktu panjang

1. Mengedukasi tentang penggunaan tas kain ata tote bag sebagai

pengganti plastik

2. Membawa tumbler ketika berpergian

3. Mensosialisasikan “ecobrick” yakni botol plastik bekas yang

dimampatkan dengan mengisi sampah plastik

4. Memberi edukasi dan cara untuk memanfaatan sampah plastik

sejak dibangku sekolah


Penutup

Kesimpulan yang dapat diambil dari esai ini adalah dengan melalui upaya

revitalisasi lingkungan kita dapat menanggulangi dampak dari penggunaan plastik

di kota Bandar Lampung yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Upaya

revitalisasi ini dapat berjalan jika kita memiliki sikap protektif terhadap

lingkungan, selain itu peranan generasi Z yang sekarang berstatus sebagai pelajar

dan mahasiswa memiliki potensi yang lebih besar dalam upaya ini. Kendati

demikian masih banyak generasi Z yang masih belum mencerminkan sikap

protektif terhadap lingkungan. Untuk itu diperlukan beberapa upaya yang dapat

menumbuhkan sikap protektif generasi Z, yaitu dengan menerapkan 3R (Reuse,

Reduce and Recycle), mengadakan lomba pemanfaat sampah plastik,

mendapatkan edukasi tentang cara pengolahan sampah plastik di bangku sekolah,

serta memanfaatkan media sosial sebagai ajang untuk menyuarakan tentang peduli

terhadap lingkungan. Dengan semakin meningkatnya sikap protektif pada

generasi z maka ini bisa menjadi suatu awalan yang baik untuk generasi-generasi

berikutnya, Suatu sikap dapat tumbuh seiring dengan apa yang kita lihat dan

kebiasaan apa saja yang terjadi dilingkungan kita.


Sub Tema : Lingkungan

 Disusun Oleh:

1. Adinda Tri Putri 

2. Firman Alamsyah Lubis 

3. Muhammad Rafi Muslihuddin


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer