Sabtu, 16 Desember 2023

PENGOLAHAN SINGKONG MENJADI BIOETANOL SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DI KALANGAN MASYRAKAT

PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk dunia yang cukup tinggi dari tahun ke tahun dan

diperkirakan saat ini sudah mencapai 7,8 miliar orang. Penambahan jumlah

penduduk di dunia akan berimbas pada peningkatan kebutuhan sarana transportasi

yang mempengaruhi jumlah kebutuhan bahan bakar. Salah satu bahan bakar yang

banyak digunakan saat ini adalah bahan bakar fosil. Namun ketersediaan bahan

bakar ini semakin menipis dan tidak bisa diandalkan lagi di masa depan. Oleh

karena itu, sumber energi alternatif untuk bahan bakar harus dikembangkan

sehingga dapat digunakan masyarakat luas.


Sejatinya lingkungan perlu dilestarikan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas

kehidupan manusia. Kekayaan sumber daya alam dapat dimanfaatkan sebagai mana

mestinya dan tidak ekploitasi secara berlebihan, dengan tetap berorientasi kepada

kepentingan generasi yang akan datang, dan tidak merusak fungsi lingkungan. Saat

ini, energi yang digunakan masih berorientasi pada bentuk energi tak terbarukan.

Selain jumlahnya yang sudah semakin berkurang, penggunaan energi tak

terbarukan juga memberi dampak buruk pada lingkungan. Oleh karena itu,

pengembangan dan implementasi bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan

perlu mendapatkan perhatian serius.


Selama ini, lebih dari 90% kebutuhan energi dunia dipasok dari bahan bakar fosil.

Jika eksploitasi terus berjalan, diperkirakan sumber energi ini akan habis dalam

setengah abad mendatang. Bisa dibayangkan bagaimana kehidupan manusia kelak

jika bahan bakar fosil yang menjadi sumber energi utama manusia selama lebih dari

dua ratus tahun habis begitu saja. Oleh karena itu, banyak negara yang mulai

mengembangkan alternatif sumber energi yang terbaharukan, ramah lingkungan,

dan relatif mudah untuk dibuat. Salah satu alternatif pengganti bahan bakar fosil

adalah dengan bioenergi seperti bioetanol.

Bioetanol adalah bahan bakar nabati yang tidak pernah habis selama matahari masih

memancarkan sinarnya, air tersedia, oksigen berlimpah. Sumber bioetanol dapat

berupa singkong, ampas tebu, kentang, ubi jalar, dan sebagainya. Sumber yang

paling potensial dikembangkan di Indonesia adalah singkong (Manihot esculenta).

Pemerintah juga sudah memperkuat pengembangan bioetanol ini dengan Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi

Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM

(Warsa, 2013).

Tujuan penulisan kajian essay ini adalah mengembangkan bioetanol yang

diharapkan dapat menjadi solusi sumber energi terbaharukan. Permasalahan

tersebut ketersediaan bahan bakar yang semakin menipis dan tidak bisa diandalkan

lagi di masa depan. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk akan

meningkatkan kebutuhan sarana transportasi yang akan mempengaruhi jumlah

kebutuhan bahan bakar. Harapannya dengan inovasi ini, dapat memberikan solusi

terhadap masalah krisis energi masa dapan yang terbaharukan dan menjadikan

Indonesia sebagai negara yang mandiri energi.


PEMBAHASAN

2.1 Singkong sebagai Bahan Baku

Singkong (Manihot esculenta) merupakan makanan pokok bagi penduduk di

dunia, selain sebagai makanan pokok singkong juga digunakan sebagai bahan

baku industri dan pakan ternak. Singkong salah satu tanaman yang sudah

dikenal lama oleh petani Indonesia, walaupun bukan tanaman asli Indonesia.

Pengembangan singkong untuk diolah menjadi bahan baku bioetanol tidak

terlalu sulit. Indonesia adalah penghasil singkong keempat di dunia. Singkong

menghasilkan pati, gaplek, tepung singkong, etanol, gula cair, sorbitol, MSG,

tepung aromatik, dan pellet. Singkong merupakan sumber karbohidrat bagi

sekitar 500 juta manusia di dunia. Selain itu, singkong memiliki potensi yang

cukup bagus sebagai tanaman bahan baku etanol (Gardjito dan Murdijati.,

2013).

2.2 Pengolahan Singkong menjadi Bioetanol

Sampai saat ini produksi bioetanol dalam bentuk FGE (Fuel Grade Etanol)

besar dilakukan oleh pabrik berskala besar. Apakah masyarakat hanya sekedar

menikmati bioetanol yang diproduksi oleh para industriawan besar? apakah

rakyat hanya sekedar menjadi petani singkong penghasil bioetanol?

Jawabannya adalah tidak. Fakta menunjukkan, masyarakat sebenarnya sudah

menguasai teknik pembuatan bioetanol dari proses fermentasi. Sejak puluhan

tahun lalu masyarakat telah melakukan proses penyulingan untuk mendapatkan

minuman berkadar etanol tinggi berskala kecil.

Sebenarnya ada teknik pangolahan singkong yang sederhana untuk dijadikan

bioetanol. Proses ini cukup mudah diterapkan pada masyarakat dan hanya

membutuhkan alat yang sederhana. Proses pengolahan ubi kayu segar berkadar

pati 28%, yang ditargetkan menghasilkan 7 liter bioetanol berlangsung sebagai

berikut :

a. Kupas kasar ubi kayu segar sebanyak 50 kg. Cuci dan giling dengan mesin

penggiling listrik, mesin bensin, ataupun diesel.

b. Saring hasil penggilingan untuk memperoleh bubur singkong.

c. Masukkan bubur kayu ke dalam drum yang terbuka penuh bagian atasnya.

d. Tambahkan air 40-50 liter dan aduk sambil dipanasi diatas perapian.

e. Tambahkan 1,5 ml enzim alfa-amilase. Panaskan selama 30-60 menit pada

suhu sekitar 90° C.

f. Dinginkan hingga suhu menjadi 55-60° C.

g. Tambahkan 0,9 ml enzim gluko-amilase.

h. Jaga temperatur pada kisaran 55-60° C selama 3 jam, lalu dinginkan hingga

suhu di bawah 35° C.

i. Tambahkan 1 gr ragi roti, urea 65 gr, dan NPK 14 gr. Biarkan selama 72

jam dalam keadaan tertutup, tetapi tidak rapat agar gas CO2 yang terbentuk

bisa keluar.

j. Pindahkan cairan yang yang mengandung 7-9 % bioetanol itu ke dalam

drum lain yang didisain sebagai penguap (evaporator).

k. Masak di atas perapian hingga uapnya keluar menuju alat destilasi.

Nyalakan aliran air di kondensator (pengembun) uap bioetanol.

l. Tahan temperatur bagian atas kolom destilasi pada suhu 79o C ketika cairan

bioetanol mulai keluar. Fraksi bioetanol 90-95% akan berhenti mengalir

secara perlahan-lahan.


2.3 Keunggulan Bioetanol Berbahan Dasar Singkong

Keunggulan bioetanol berbahan dasar singkong dapat mengatasi berbagai

permasalahan meliputi faktor ekonomi yaitu berupa jaminan ketersediaan

bahan bakar fosil untuk beberapa dekade mendatang. Selain itu, polusi akibat

emisi pembakaran bahan bakar fosil ke lingkungan. Polusi yang ditimbulkan

berdampak langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan manusia. Polusi

langsung bisa berupa gas-gas berbahaya, seperti CO, NO2, dan hidrokarbon

yang tidak terbakar, serta unsur metalik seperti timbal (Pb). Sedangkan, polusi

tidak langsung mayoritas berupa peningkatan jumlah molekul CO yang

mengakibatkan pemanasan global. Kesadaran terhadap ancaman serius

tersebut telah mengintensifkan berbagat riset yang bertujuan menghasilkan

sumber-sumber energi ataupun pembawa energi yang lebih terjamin

keberlanjutannya dan lebih ramah lingkungan (Lovisia, 2022). Selain

keunggulan di atas, bioetanol berbahan dasar singkong juga dapat menghemat

penggunaan bahan bakar fosil, memperpanjang umur kendaraan, suara mesin

kendaraan lebih halus, serta lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan

polusi sebesar bahan bakar fosil yang pembakarannya kurang sempurna.


PENUTUP

Singkong merupakan salah satu tanaman yang mengandung karbohidrat, sehingga

berpotensi besar untuk diolah menjadi sumber energi alternatif berupa bietanol.

Pengolahan singkong menjadi bioetanol, menunjukkan bahwa kita sudah

memberikan solusi terhadap masalah krisis sumber energi di masa dapan yang

terbaharukan. Pengolahan singkong menjadi bioetanol ini, bisa dilakukan secara

sederhana oleh masyarakat. Pengolahan yang dilakukan sendiri oleh masyarakat

mendorong terbentuknya masyarakat yang mandiri energi, setidaknya untuk

keadaan yang mendesak bagi masyarakat yang berada di pelosok Indonesia tidak

harus selalu menggantungkan kirimin bahan bakar karena memiliki alternatif bahan

bakar berupa bioetanol ini. Dengan demikian, hal tersebut dapat menjadikan

Indonesia sebagai negara yang mandiri energi.


Sub Tema : Energi Terbarukan

Disusun Oleh:

1. Aprilliadaipa 

2. Likia Salsa Billa 

3. Nanda Putri Kusuma

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer