PENDAHULUAN
Pertanian merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian Indonesia karena berperan penting dalam penyediaan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebagai negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan berbagai komoditas unggulan yang bernilai ekonomi tinggi (Badan Pusat Statistik, 2023). Namun, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal karena masih adanya beberapa kendala yang dihadapi, seperti degradasi lahan, perubahan iklim, serta rendahnya penerapan teknologi modern di kalangan petani. Kondisi ini berdampak pada penurunan produktivitas dan efisiensi pertanian, sehingga dibutuhkan inovasi yang berkelanjutan agar sektor pertanian tetap mampu berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional (Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2022).
Salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan mempunyai peluang besar untuk dikembangkan adalah durian (Durio zibethinus Murr.). Durian dikenal sebagai buah tropis unggulan dengan cita rasa khas dan kandungan gizi yang lengkap, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Indonesia bahkan menjadi pusat keanekaragaman genetik durian dengan lebih dari seratus varietas unggul yang telah terdaftar secara resmi (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2021). Namun, produktivitas durian di tingkat petani masih rendah akibat sistem perakaran yang lemah, pengelolaan lahan yang kurang efisien, serta kondisi lingkungan yang tidak menentu. Perlunyagagasan inovatif yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman durian sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Inovasi durian kaki tiga juga berkontribusi terhadap keberlanjutan pertanian yang sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Sistem kaki tiga memanfaatkan bahan tanam lokal yang tahan penyakit, sehingga mengurangi ketergantungan pada pestisida dan bahan kimia sintetis yang berpotensi merusak lingkungan. Berdasarkan penelitian Nugroho dan Rahmawati (2020) dalam Jurnal Pembangunan Berkelanjutan, penerapan teknologi budidaya adaptif seperti ini dapat menekan kerusakan tanah dan menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.
Selain itu, sistem akar yang lebih kuat membantu tanaman beradaptasi terhadap kondisi iklim ekstrem, mendukung efisiensi penggunaan air, serta meningkatkan daya serap karbon tanah. Peningkatan efisiensi sumber daya ini menjadikan budidaya durian kaki tiga sebagai langkah konkret menuju pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, inovasi ini tidak hanya berorientasi pada hasil ekonomi, tetapi juga mencerminkan komitmen petani dalam mewujudkan sistem pertanian tangguh yang mendukung ketahanan pangan nasional dan keberlanjutan lingkungan menuju SDGs 2030. Oleh karena itu, inovasi pohon durian kaki tiga merupakan langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan pertanian di Indonesia. Dengan sistem akar yang kuat dan produktivitas tinggi, inovasi ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga berkontribusi terhadap tercapainya tujuan SDGs 2030 di bidang pertanian berkelanjutan.
ISI
Pohon durian kaki tiga merupakan inovasi teknologi budidaya yang berpotensi besar untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman durian. Gagasan ini diadaptasi dari metode Triple Trees Planting yang dijelaskan dalam Buku Lapang Budidaya Durian (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2021). Teknik ini dilakukan dengan menanam tiga bibit durian pada satu lubang tanam berbentuk segitiga sama sisi dengan jarak antarbatang sekitar satu hingga dua meter. Ketiga batang tersebut kemudian dipelihara hingga menyatu menjadi satu pohon utama dengan sistem perakaran yang lebih kuat dan luas. Dengan sistem ini, tanaman memiliki tiga kali lipat jaringan akar dibandingkan tanaman tunggal, sehingga kemampuan menyerap air dan unsur hara meningkat secara signifikan.
Secara fisiologis, sistem akar yang lebih banyak memberikan suplai nutrisi dan air yang lebih stabil, terutama pada musim kemarau atau pada tanah dengan kadar hara rendah. Akar yang kuat juga memperkuat ketahanan tanaman terhadap angin dan erosi tanah. Dengan dukungan perakaran yang luas, pertumbuhan vegetatif menjadi lebih cepat karena proses fotosintesis berjalan optimal. Hal ini akhirnya mempercepat fase pembungaan dan pembuahan. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Ghoffar dan Ashari ,(2018 )yang menunjukkan bahwa penggunaan tiga batang bawah pada grafting dua jenis durian lokal Wonosalam menghasilkan pertumbuhan vegetatif tertinggi dibandingkan perlakuan satu atau dua batang bawah. Semakin banyak sistem akar yang menopang batang atas, semakin tinggi kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air. Hal ini memperkuat dasar teori pengembangan sistem pohon durian kaki tiga.
keberhasilan sistem kaki tiga juga bergantung pada kompatibilitas antara batang bawah dan batang atas. Penelitian Rahmatika dan Setyawan (2021) menegaskan bahwa pasangan batang bawah dan batang atas yang kompatibel memiliki daya tumbuh dan kualitas bibit yang lebih baik. Ketiga batang bawah yang digunakan harus memiliki kesesuaian genetik agar dapat tumbuh serasi menjadi satu pohon utama yang sehat. Ketidaksesuaian genetik dapat menghambat penyatuan jaringan kambium dan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang.
penerapan teknologi kaki tiga belum sepenuhnya merata di kalangan petani. Tantangan utama terletak pada keterbatasan pengetahuan teknis dan biaya awal yang relatif tinggi. Oleh karena itu, Wibowo dan Hidayat (2023) merekomendasikan perlunya pendampingan teknologi dan pelatihan intensif agar petani mampu menguasai teknik sambung multi-batang secara benar. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi juga menjadi kunci keberhasilan dalam memperluas adopsi teknologi ini. Melalui kerja sama yang terarah, inovasi durian kaki tiga dapat menjadi model pengembangan pertanian cerdas (smart agriculture) yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim dan kebutuhan pangan di masa depan.
Keberhasilan teknik ini juga dipengaruhi oleh perlakuan terhadap entres atau batang atas. Penelitian Yuliani dan Sari, (2022) menunjukkan bahwa penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) dan pemangkasan daun entres dapat mempercepat munculnya tunas baru serta meningkatkan pertumbuhan awal bibit durian varietas Bawor. Dalam sistem kaki tiga, penerapan ZPT dan pemangkasan daun dapat mempercepat proses penyatuan batang serta memperbaiki kualitas pertumbuhan vegetatif. Hasil ini menegaskan pentingnya kombinasi perlakuan fisiologis dan mekanis dalam menciptakan tanaman yang kuat dan produktif.
Dari sisi agronomis, penerapan pohon durian kaki tiga memberikan efisiensi dalam penggunaan lahan. Dalam sistem tanam konvensional, peningkatan hasil biasanya dilakukan melalui perluasan lahan yang berisiko menyebabkan degradasi tanah. Sebaliknya,sistem kaki tiga meningkatkan produktivitas persatuan luaslahan tanpa memperluas area tanam. Hal ini mendukung prinsip intensifikasi berkelanjutan (Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2022). Teknik ini juga dapat dikombinasikan dengan pemangkasan tajuk dan pemupukan terarah untuk mempertahankan keseimbangan pertumbuhan antar batang.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2021) juga menegaskan bahwa pengembangan durian unggul berbasis inovasi teknologi seperti sistem kaki tiga dapat memperkuat daya saing buah lokal di pasar global serta menjaga keseimbangan ekologi melalui praktik budidaya berkelanjutan. Teknologi ini terbukti mendukung sistem pertanian modern yang tidak hanya fokus pada hasil
panen, tetapi juga pada keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan petani. Implementasi inovasi ini di berbagai daerah seperti Banyumas dan Wonosobo telah menunjukkan hasil positif, di mana produktivitas durian meningkat hingga 40% tanpa menambah luas lahan tanam.
Inovasi pohon durian kaki tiga memiliki potensi besar dalam mendukung beberapa Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, terutama yang berhubungan dengan ketahanan pangan, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan petani. Berikut beberapa poin SDGs yang relevan dengan penerapan inovasi ini:
1. SDG 2: Zero Hunger (Tanpa Kelaparan)
Sistem kaki tiga berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas tanaman durian tanpa perlu memperluas lahan pertanian. Dengan tiga sistem perakaran yang saling terhubung, pohon durian memilik kemampuan penyerapan air dan unsur hara yang lebih tinggi sehingga dapat menghasilkan buah dengan jumlah dan kualitas yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan tujuan SDG 2 untuk mengakhiri kelaparan serta memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan bagi masyarakat. Selain itu, peningkatan hasil panen juga berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani lokal.
2. SDG 12: Responsible Consumption and Production (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab)
Penerapan sistem durian kaki tiga mendukung prinsip efisiensi lahan dan sumber daya alam melalui praktik intensifikasi berkelanjutan. Dengan meningkatkan hasil panen pada lahan yang sama, petani tidak perlu membuka hutan atau lahan baru, sehingga penggunaan sumber daya menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, sistem ini mendorong penggunaan bahan organik dan pupuk alami dalam perawatan tanaman, yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia sintetis. Dengan demikian, inovasi ini mendukung pola produksi yang bertanggung jawab serta menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.
3. SDG 15: Life on Land (Menjaga Ekosistem Darat)
Inovasi pohon durian kaki tiga membantu menjaga keberlanjutan ekosistem darat dengan meminimalkan alih fungsi lahan dan degradasi tanah. Dengan memaksimalkan produktivitas tanpa perlu perluasan areal tanam, teknik ini berperan dalam menjaga kesuburan tanah serta mengurangi risiko erosi. Selain itu, akar yang kuat dan menyebar dapat membantu memperkuat struktur tanah di sekitar pohon, sehingga mencegah longsor pada lahan miring atau berbukit. Hal ini mendukung tujuan SDG 15 untuk melestarikan ekosistem daratan dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Secara keseluruhan, inovasi pohon durian kaki tiga adalah bukti nyata bahwa kemajuan teknologi pertanian dapat sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Sistem akar yang kuat, pertumbuhan cepat, dan produktivitas tinggi, inovasi ini bukan hanya meningkatkan kualitas durian nasional, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan, kesejahteraan petani, serta pencapaian target SDGs 2030. Sejalan dengan pandangan Suprapto (2024), sistem kaki tiga mencerminkan integrasi antara ilmu pengetahuan, inovasi, dan nilai-nilai ekologis yang berorientasi pada masa depan pertanian Indonesia yang berdaya saing, tangguh, dan berkelanjutan.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari esai ini adalah sebagai berikut: 1. Pohon durian kaki tiga memiliki potensi besar sebagai inovasi teknologi budidaya yang mampu meningkatkan produktivitas serta ketahanan tanaman durian. Melalui sistem tiga perakaran yang saling terhubung, tanaman menjadi lebih kuat, efisien dalam penyerapan air dan unsur hara, serta lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem. Inovasi ini juga menjadi langkah nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani melalui hasil panen yang lebih banyak dan berkualitas. Meskipun demikian, penerapan teknik ini memerlukan pengetahuan teknis, kesesuaian bahan tanam, dan perawatan yang tepat agar hasilnya optimal dan dapat diterapkan secara luas di berbagai daerah penghasil durian di Indonesia.
Inovasi pohon durian kaki tiga mendukung beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, terutama SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dan SDG 15 (Menjaga Ekosistem Darat). Penerapan sistem ini membantu meningkatkan ketahanan pangan melalui intensifikasi berkelanjutan tanpa perluasan lahan, mempromosikan praktik budidaya ramah lingkungan, serta menjaga kesuburan tanah dan keanekaragaman hayati. Dengan demikian, inovasi ini tidak hanya memiliki nilai teknis dalam meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga menjadi bagian darisolusi nyata menuju pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Ditulis oleh:
Revie Nevilla Extin 2413031027
Ary Dinata Sitepu 2414211027
Aisyah Abellia Azzahra 2414231021
Akbar Ikhan Ibrahim 2517011059
0 comments:
Posting Komentar