Sabtu, 06 Desember 2025

Daur Apps: Inovasi Aplikasi Pengelolaan Limbah Tekstil untuk Mendukung SDGs Sebagai Solusi Pengurangan Sampah Berbasis Green Economy


Pendahuluan 

Industri tekstil dan fashion merupakan salah satu sektor ekonomi yang  memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional sekaligus menjadi  penyumbang limbah padat terbesar kedua di dunia setelah plastik (Hafidzah &  Santoso, 2024). Fenomena fast fashion yang memproduksi pakaian dalam jumlah  besar dan cepat menimbulkan peningkatan terhadap limbah tekstil yang sulit  terurai. Indonesia memiliki jumlah limbah tekstil mencapai 2,3 juta ton pada  tahun 2021, namun hanya 0,3 juta ton yang berhasil didaur ulang (Imbayani &  Lumbantoruan, 2025). Hal ini menunjukkan perlunya sistem inovatif dalam  pengelolaan limbah tekstil agar dapat mendukung prinsip keberlanjutan  lingkungan dan ekonomi hijau (green economy). 

Salah satu solusi yang mulai dikembangkan adalah penerapan ekonomi  sirkular dalam industri fashion, yakni sistem yang mendorong regenerasi material  dan penggunaan kembali sumber daya agar tidak berakhir sebagai limbah (Aulia  et al., 2023). Konsep ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan  (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor 12, yaitu Responsible  Consumption and Production, yang berfokus pada konsumsi dan produksi  berkelanjutan. Implementasi ekonomi sirkular tidak hanya mampu mengurangi  volume sampah tekstil, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru melalui  kegiatan upcycling dan recycling produk fashion (Fajar et al., 2024). 

Berbagai penelitian menunjukkan potensi besar dalam pengelolaan limbah  tekstil berbasis teknologi dan inovasi digital. Misalnya, aplikasi Sicloo yang  dikembangkan oleh Aulia et al. (2023) berhasil memfasilitasi pertukaran pakaian  bekas dan menciptakan nilai ekonomi sirkular di kalangan pengguna muda di  Tasikmalaya. Pendekatan serupa juga dapat diadaptasi dalam konteks nasional  melalui pengembangan “Daur Apps”, sebuah inovasi aplikasi yang berfungsi  sebagai platform pengelolaan limbah tekstil dengan mengintegrasikan konsep 

green economy, edukasi masyarakat, dan kemitraan dengan pelaku industri kreatif.  Aplikasi ini dapat menjadi wadah digital untuk memetakan alur daur ulang tekstil  mulai dari pengumpulan, klasifikasi, distribusi, hingga produksi ulang guna  menciptakan rantai pasok berkelanjutan yang ramah lingkungan. 

Selain mengatasi persoalan limbah, inovasi seperti Daur Apps juga  berpotensi meningkatkan efisiensi produksi dan mendukung kewirausahaan hijau.  Studi oleh Imbayani & Lumbantoruan (2025) menunjukkan bahwa penerapan  sustainable textile waste management di industri kecil menengah mampu  menurunkan biaya operasional sekaligus membuka peluang ekonomi baru dari  hasil daur ulang kain sisa. Sementara itu, pendekatan upcycling berbasis desain  sirkular seperti yang diterapkan dalam penelitian Hafidzah & Santoso (2024) serta  Fajar et al. (2024) membuktikan bahwa limbah tekstil dapat diolah menjadi  produk fesyen bernilai tinggi tanpa menambah beban lingkungan. 

Pengembangan Daur Apps menjadi langkah strategis dalam mendukung  transformasi digital hijau di sektor tekstil Indonesia. Aplikasi ini diharapkan  mampu mengintegrasikan teknologi, keberlanjutan, dan partisipasi masyarakat  untuk menciptakan ekosistem pengelolaan limbah tekstil yang inklusif, produktif,  dan selaras dengan prinsip SDGs 12. Esai ini akan membahas urgensi inovasi  digital dalam pengelolaan limbah tekstil, potensi ekonomi hijau yang dapat  dihasilkan, serta peran Daur Apps sebagai solusi konkrit dalam memperkuat  praktik konsumsi dan produksi berkelanjutan di Indonesia.

Isi 

 Permasalah utama dalam pengelolaan limbah tekstil di Indonesian terletak  pada minimnya sistem terintegrasi yang mampu menghubungkan Masyarakat,  pengrajin, industri, dan pemerintah. Selama ini, proses pengumpulan dan  pemilahan limbah tekstil masih dilakukan secara manual tanpa data yang jelas dan  insentif bagi masyarakat. Menurut Aulia et al. (2023) rata-rata konsumen membeli  baju, celana, atau jaket lebih banyak 60 persen tiap tahunnya dan tiga dari sepuluh  orang membuang pakaian mereka setelah satu kali pakai. Akibatnya banyak  limbah tekstil yang hanya berakhir di tampat pembuangan akhir (TPA), tanpa  sempat diproses ulang dan dimanfaatkan. Di sinilah peran Daur Apps menjadi  penting untuk mendigitalisasi proses pengelolaan limbah tekstil dari masyarakat  ke tempat pengolahan dengan pendekatan ekonomi sirkular. 

Daur Apps adalah inovasi yang dirancang untuk menjadi jembatan antara  masyarakat, pengrajin dan industri dalam mengelola limbah tekstil secara  terintegrasi. Aplikasi ini berfungsi sebagai platform digital yang menghubungkan  penggunaan yang memiliki limbah tekstil dengan pihak yang membutuhkan bahan  tersebut. Melalui sistem berbasis aplikasi, masyarakat dapat dengan mudah untuk  mengunggah data limbah tekstil yang ingin disumbangkan, dijual, atau dikirim ke  bank sampah terdekat. Data tersebut kemudian diproses oleh sistem berbasis  kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi jenis bahan dan menentukan  kategori daur ulang yang sesuai.  

Hasil analisis sistem ini selanjutnya diteruskan kepada mitra industri daur  ulang atau UMKM yang bergerak di bidang upcycling dan recycling kain. Pengguna juga dapat memilih lokasi penjemputan atau lokasi drop-off yang  sesuai dengan keinginan. Setiap limbah yang terkumpul pengguna mendapatkan  poin insentif atau saldo digital. Serta dapat menampilkan data kontribusi  pengguna terhadap pengurangan limbah dan emosi karbon melalui  fitur analitik SDGs. Selain fungsi utamanya, Daur Apps juga menyediakan fitur  edukasi dan marketplace. Melalui fitur edukasi, pengguna dapat mempelajari  pentingnya pengelolaan limbah tekstil, cara pemilahan bahan berdasarkan jenis  serat, hingga teknik sederhana dalam mendaur ulang kain bekas menjadi produk  bernilai jual. Sementara itu, fitur marketplace berfungsi sebagai wadah bagi 

pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi barang dari bahan  daur ulang untuk memasarkan produk mereka. Dengan demikian, aplikasi ini  tidak hanya membantu mengurangi limbah tekstil, tetapi juga menciptakan rantai  ekonomi baru yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Penerapan konsep green economy dalam Daur Apps tidak hanya  berdampak pada lingkungan, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi lokal.  Dengan insentif digital, diharapkan masyarakat memiliki motivasi finansial untuk  berpartisipasi aktif dalam pengelolaan limbah tekstil. Pengrajin lokal  mendapatkan pasokan bahan baku murah dan stabil, sementara pabrik tekstil  dapat membangun citra positif memalui partisipasi dalam progam daur ulang  berbasis teknologi. Bahkan data yang dihasilkan dari aplikasi ini dapat menjadi  dasar bagi pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan pengelolaan sampah  tekstil yang efektif dan berbasis data. Selain manfaat praktis, Daur Apps juga  memiliki dampak strategis terhadap tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).  Aplikasi ini secara langsung mendukung SDGs poin 12 (Responsinle  Consumption and Production) dengan mendorong perilaku konsumsi yang bijak  dan pemanfaatan sumber daya secara berulang. 

Daur Apps juga memiliki pontesi besar untuk mengubah budaya  masyarakat. Dengan fitur edukasi interaktif, pengguna dapat mempelajari  pentingnya ekonomi sirkular, memahami jejak karbon dari konsumsi pakaian, dan  memperoleh tips mendaur ulang kain secara kreatif. Pendekatan edukasi ini sangat  penting, terutama bagi kaum muda, agar tumbuh kesadaran bahwa pengurangan  limbah bukan sekedar kewajiban, tetapi gaya hidup masa depan yang cerdas dan  beretika lingkungan. 

Keberhasilan Daur apps tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor antara  Masyarakat, pemerintah, Perusahaan tekstil, dan pelaku usaha. Pemerintah  berperan dalam menyediakan regulasi dan fasilitas drop-off, sementara perusahaan  tekstil dapat berkontribusi memalui progam tanggung jawab sosial (CSR) dan  kemitraan data. Pelaku usaha atau UMKM berperan menjadi untuk mengolah  limbah tekstil menjadi produk yang bernilai jual, dan masyarakat menjadi pelaku  utama sebagai pemasok limbah tekstil. Jika kolaboratif ini berjalan dengan baik,  Daur Apps dapat menjadi model transformasi digital hijau di Indonesia, sekaligus 

contoh nyata penerapan teknologi dalam mendukung tujuan Pembangunan  berkelanjutan. 

Gambar 2.1. Diagram Alir (Sumber: Ilustrasi Penulis) 

Bagan struktur Daur Apps menggambarkan alur sistematis penggunaan  aplikasi pengelolaan limbah digital ini. Pengguna dapat memulai dengan  melakukan pendaftaran untuk membuat akun baru atau masuk jika sudah memiliki  akun. Setelah berhasil masuk, pengguna diarahkan ke menu utama yang menjadi  pusat navigasi menuju lima fitur utama aplikasi. Fitur Maps Daur Lokal 

membantu pengguna menemukan lokasi bank sampah dan titik daur ulang  terdekat. E-Wallet Hijau berfungsi sebagai dompet digital yang menampung poin  atau insentif dari aktivitas pengelolaan limbah. Selanjutnya, Edukasi Daur menyediakan materi pembelajaran interaktif mengenai pengolahan limbah dan  pentingnya ekonomi sirkular. Fitur Marketplace memfasilitasi transaksi jual beli  produk daur ulang dan bahan bekas bernilai guna. Sementara itu, Analitik SDGs 

menampilkan data kontribusi pengguna terhadap pencapaian Tujuan  Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dengan alur yang sederhana dan fitur yang  saling terintegrasi, Daur Apps dirancang untuk mendorong partisipasi masyarakat  dalam mewujudkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Berdasarkan alur sistem yang telah dijelaskan melalui diagram  sebelumnya, tampilan aplikasi kemudian dirancang agar setiap proses dapat  dijalankan dengan mudah oleh pengguna. Berikut merupakan tampilan menu  utama dan fitur-fitur utama pada Daur Apps. 

Gambar 2.2. Tampilan Menu Utama Aplikasi (Sumber: Ilustrasi Penulis) 

1. Tampilan aplikasi DAUR APPS menampilkan rancangan antarmuka yang  berfokus pada kemudahan penggunaan dan edukasi masyarakat dalam  mengelola limbah tekstil secara berkelanjutan. Latar belakang berwarna hijau menggambarkan identitas lingkungan dan semangat ekonomi hijau. Pada  bagian atas terdapat logo daur ulang dan tulisan “DAUR APPS” sebagai  penanda utama aplikasi. Di bawahnya tersusun lima fitur utama dalam bentuk  menu kartu berwarna putih yang kontras. 

Fitur pertama yaitu Textile Map, berfungsi untuk membantu pengguna  menemukan lokasi terdekat untuk menyalurkan limbah tekstil, seperti pakaian  bekas, potongan kain, atau bahan jahit yang sudah tidak terpakai. Fitur kedua,  Klasifikasi Kain, digunakan untuk mengenali jenis kain berdasarkan tekstur 

dan bahan, sehingga pengguna mengetahui cara pengelolaan yang tepat,  apakah bisa dijahit ulang, dijadikan bahan kerajinan, atau dikirim ke tempat  daur ulang. Fitur ketiga, Marketplace Reuse, menyediakan tempat jual beli  produk hasil olahan limbah tekstil seperti tas, pakaian baru dari bahan bekas,  atau aksesori ramah lingkungan. Fitur keempat, Green Learning berisi materi  pembelajaran seputar daur ulang, seperti artikel, video edukasi, dan tips  kreatif untuk mengurangi limbah tekstil di rumah. Sementara itu, fitur  terakhir Reward and Incentive, dengan ikon koin emas, memberikan poin dan  penghargaan kepada pengguna berdasarkan jumlah limbah yang dikirimkan  ke titik pengumpulan, yang dapat ditukar dengan hadiah atau potongan harga. 

Gambar 2.3. Tampilan Fitur Textile Map (Sumber: Ilustrasi Penulis) 

2. Fitur Textile Map pada aplikasi DAUR APPS dirancang untuk membantu  pengguna menemukan lokasi terdekat tempat pengumpulan limbah tekstil secara cepat dan efisien. Melalui tampilan peta interaktif yang terhubung  dengan sistem lokasi pengguna, fitur ini menampilkan titik-titik drop-off yang  bekerja sama dengan bank sampah, lembaga daur ulang, atau UMKM  pengelola kain bekas. Pengguna dapat menekan tombol “Lihat Rute” untuk  mendapatkan petunjuk arah menuju lokasi pilihan secara langsung. 

Rancangan fitur ini mendukung upaya pengurangan sampah tekstil dan  penerapan ekonomi hijau (green economy) dengan mendorong masyarakat  berpartisipasi aktif dalam pengelolaan limbah secara berkelanjutan dan  bertanggung jawab terhadap lingkungan. 

Gambar 2.4. Tampilan Fitur AI Classification (Sumber: Ilustrasi Penulis) 

3. Fitur AI Classification pada DAUR APPS berfungsi untuk mengenali jenis  kain secara otomatis melalui foto yang diunggah atau diambil langsung oleh  pengguna. Setelah gambar dianalisis, sistem menampilkan hasil berupa jenis  kain, seperti katun, beserta saran proses pengelolaan seperti reuse, recycle, 

atau upcycle, dan rekomendasi mitra pengelola limbah tekstil yang sesuai.  Rancangan fitur ini mempermudah masyarakat dalam memilah limbah kain  berdasarkan bahan dan potensi daur ulangnya, sekaligus mendukung  penerapan prinsip ekonomi sirkular melalui pengelolaan limbah tekstil yang  cerdas, efisien, dan ramah lingkungan.

Gambar 2.5. Tampilan Fitur Marketplace Reuse (Sumber: Ilustrasi Penulis) 

4. Fitur Marketplace Reuse pada DAUR APPS menjadi wadah digital untuk  memasarkan dan membeli produk hasil olahan limbah tekstil seperti tas,  dompet, kemeja, dan dekorasi rumah yang seluruhnya terbuat dari bahan daur  ulang. Setiap produk disertai informasi harga serta data kontribusinya dalam  pengurangan jumlah limbah, sehingga pengguna dapat melihat dampak  ekologis dari setiap pembelian. Tersedia tiga kategori utama Fashion,  Kerajinan, dan Interior yang memudahkan pengguna menelusuri produk  sesuai kebutuhan. Tombol “Produk Terdekat” membantu menemukan penjual  atau mitra daur ulang lokal, mendukung ekonomi sirkular dan pemberdayaan  komunitas pengelola limbah tekstil secara berkelanjutan.

Gambar 2.6. Tampilan Fitur Green Learning (Sumber: Ilustrasi Penulis) 

5. Fitur Green Learning pada aplikasi Daur Apps dirancang sebagai sarana  edukasi interaktif yang membantu pengguna memahami praktik keberlanjutan  secara praktis. Melalui video pembelajaran bertema Daur Ulang, Eco Fashion, dan Iklim, pengguna dapat mempelajari cara mengelola sampah  rumah tangga, mendaur ulang bahan bekas, serta memahami dampak  lingkungan dari kebiasaan konsumsi sehari-hari. Setelah menonton, pengguna  dapat mengikuti kuis untuk menguji pemahaman dan memperoleh poin  edukatif yang dapat ditukar dengan insentif ramah lingkungan, menjadikan  proses belajar tidak hanya informatif tetapi juga bermanfaat secara langsung.

Gambar 2.7. Tampilan Fitur Reward and Incentive (Sumber: Ilustrasi Penulis) 

6. Fitur Reward and Incentive pada Daur Apps berfungsi sebagai sistem  penghargaan digital yang memotivasi pengguna untuk aktif berkontribusi  dalam pengelolaan limbah tekstil. Setiap aktivitas positif, seperti  mendonasikan kain bekas atau menonton video edukatif, akan memberikan  poin yang tercatat dalam E-Wallet Hijau. Poin tersebut dapat dikumpulkan  dan ditukar melalui menu Tukar Poin menjadi hadiah, voucher, atau saldo  digital. Melalui sistem ini, Daur Apps tidak hanya mendorong kebiasaan daur  ulang, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi sirkular yang  menguntungkan bagi pengguna dan lingkungan.

Penutup 

Pengelolaan limbah tekstil menjadi tantangan serius yang perlu segera  ditangani melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor. Melalui gagasan Daur  Apps, hadir solusi digital yang mampu mengintegrasikan masyarakat industri, dan  pemerintah dalam sistem pengelolaan limbah tekstil berbasis teknologi dan  ekonomi hijau. Aplikasi ini tidak hanya memfasilitasi proses daur ulang dan  pemanfaatan kembali limbah tekstil, tetapi juga menumbuhkan kesadaran  masyarakat akan pentingnya konsumsi berkelanjutan serta memperkuat peran  ekonomi sirkular di Indonesia. 

Melalui fitur edukasi, marketplace, dan sistem insentif digital, Daur Apps  berpotensi menjadi langkah konkret menuju penerapan prinsip Sustainable  Develompment Goals (SDGs) poin 12 tentang konsumsi dan produksi ang  bertanggung jawab. Inovasi ini diharapkan mampu menciptakan perubahan  perilaku masyarakat terhadap pengelolaan limbah, membuka peluang ekonomi  hijau, serta mendukung terciptanya masa depan yang bersih, berkelanjutan dan  ramah lingkungan bagi generasi mendatang.

 Diusulkan Oleh 

Seva Agistia 2413034093 Pendidikan Geografi
Latifatul Karomah 2414161013 Agronomi & Hortikular
Dini Handayani 2515014012 Teknik Lingkungan
Muhammad Affan S. 2415014038 Teknik Lingkungan

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer