Sabtu, 16 Desember 2023

INOVASI GOUMKM APP SEBAGAI ESKALASI PRODUKTIVITAS UMKM MELALUI PELATIHAN TERINTEGRASI LITERASI DIGITAL GUNA MEWUJUDKAN INDONESIA SDGs 2030

Pendahuluan

Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) saat ini menjadi

acuan perkembangan di segala sektor seluruh negara di dunia. Hampir seluruh

negara di dunia mengusulkan program dan kebijakan terbaik guna mendorong

perkembangan berkelanjutan di berbagai sektor kehidupan. Gagasan ini dikenal

dengan istilah Suistanable Development Goals (SDGs) 2030. Yang salah satu

pilarnya yaitu pembangunan ekonomi berkelanjutan dan pembangunan SDM dan

IPTEK. Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi

masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan

kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan

hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola

yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi

berikutnya.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia diproyeksikan melambat 4,9% di tahun

2023, yang sebelumnya mencapai 5,3% seiring dengan Kembali nirmalnya

permintaan dalam negeri setelah mengalami lonjakan pasca pandemi tahun lalu


(Worl Bank, 2023). Sebaliknya yang terjadi dengan pertumbuhan industri e-

commerce justru semakin pesat di tengah perlambatan laju ekonomi Indonesia. Dari


data analisis Ernst & Young, diungkapkan pertumbuhan nilai penjualan bisnis

online di tanah air setiap tahun meningkat 40%. Ada sekitar 93,4 juta pengguna

internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia (KEMINFO,

2015). Hal menjadi harapan ekonomi digital mampu tetap tumbuh yang menjadi

kekuatan baru ekonomi di era revolusi industry 5.0.


ISI

Perkembangan ekonomi menuju digitalisasi saat ini mendorong para pelaku

UMKM untuk bertransformasi Go-digital untuk dapat terus bertahan, berkembang

dan berkesinambungan (Firmansyah et al., 2022). Hal ini menjadi keharusan bagi

pelaku UMKM, karena UMKM sendiri memiliki peranan yang cukup penting

yakni, sebagai perluasan kesempatan kerja dan penyerapan tenaaga kerja, Penyedia

jaringan pengaman terutama bagi Masyarakat yang berpendapatan rendah untuk

meejalankan kegiatan ekonomi yang menghasilkan, serta memiliki peran aktiv

dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini menjadikan UMKM

sektor yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia, dimana sebagian

besar penduduknya sebagai pelaku UMKM. Bahkan saat ini UMKM yang ada di

Indonesia di anggap mampu menjadi penyelamat untuk Indonesia dalam

menghadapi resesi. Kementerian Keuangan menyampaikan UMKM berhasil

menyumbang 90% dari kegiatan ekonomi dan berkontribusi lebih dari 50%

lapangan pekerjaan di seluruh dunia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) bulan Maret 2021, jumlah UMKM

mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

sebesar 61,07 % atau senilai Rp8.573,89 Triliun. UMKM mampu menyerap 97%

dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,42 % dari total

investasi di Indonesia (KemenkopUKM, 2021).

Menurut data yang dilansir dari Laporan Pemberdayaan UMKM

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Saat ini terdapat 65,4 juta

UMKM di Indonesia yang telah mempekerjakan 114,7 juta orang atau sekitar 56%

dari tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, UMKM juga memberikan kontribusi lebih

dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto negara (Laporan Pemberdayaan

UMKM, 2022:5). Terdapat 83,8% pelaku UMKM yang melakukan digitalisasi atau

memanfaatkan teknologi untuk mendukung operasional bisnis mereka. Target

Presiden Joko Widodo pada 2024 UMKM go-digital mencapai 30 juta, di mana dari

target tersebut, saat ini ada 19 juta UMKM yang bergabung dalam ekosistem digital.

Menurut data idEA, terdapat 9,9 juta UMKM yang bergabung ke platform digital

sejak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, yaitu dalam kurun waktu Mei

2020 hingga Februari 2022. Pengamat Ekonomi Rosdiana Sijabat menilai para


pengusaha lokal khususnya UMKM harus terus didorong untuk masuk ke ranah

digital. Pasalnya, saat ini kontribusi ekonomi digital terhadap PDB masih sangat

kecil, sehingga masih ada peluang besar untuk dikembangkan.

Namun hingga saat ini, Masih rendahnya persentase pelaku usaha UMKM

yang memiliki tingkat literasi digital yang baik dalam menjalankan kegiatan

usahanya. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan ada 25,4 juta pedagang atau

merchant berskala Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia yang

menggunakan Quick Response Code Indonesian (QRIS) (CNN Indonesia, 2023).

Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan pada beberapa jurnal penelitian tentang

literasi digital terhadap UMKM, penulis menyimpulkan ada dua permasalahan yang

dihadapi. Pertama, tingkat edukasi pelaku usaha UMKM terhadap literasi digital

masih minim karena tingkat pendidikan terakhir yang masih rendah. Berdasarkan

data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 4,21 juta industri mikro dan kecil (IMK) di

Indonesia pada tahun 2020. Dari jumlah itu, sekitar 54,52% IMK dijalankan oleh

pengusaha yang mempunyai latar belakang pendidikan lulusan Sekolah Dasar (SD)

ke bawah. Sementara itu, pemilik usaha IMK yang memiliki tingkat pendidikan

terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 21,04%. Lalu sebanyak 20,99%

pengusaha IMK merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemudian,

persentase pengusaha IMK yang memiliki tingkat pendidikan Diploma IV/S1

sebanyak 2,6%. Sementara, hanya 0,85% pengusaha IMK yang merupakan lulusan

DI-DIII (Data Boks, 2022). Kedua, kendala dilapangan yaitu berupa belum adanya

pelatihan terintegrasi mengenai literasi digital bagi para pelaku usaha UMKM.

Beberapa pelatihan pengembangan UMKM yang ada saat ini hanya memfokuskan

pelaku usaha pada strategi pemasaran yang berbasis digital, namun belum menyasar

pada praktek digitalisasi UMKM bagi masyarakat yang awam terkait digitalisasi.

Perkembangan era digitalisasi menjadikan masyarakat ketergantungan akan

jaringan digital, hingga mengubah pola dan gaya perilaku konsumen dan produsen.

kegiatan ekonomi mulai bertransformasi ke arah yang lebih mengefesiensikan

waktu dari segi konsumen untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan dari sisi

produsen yaitu UMKM, harus dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar

yang fluktuatif, dimana semua aktivitas didominasi secara digital. Persoalan utama

perekonomian Indonesia adalah dampak pandemi terhadap pengembangan dan


produktivitas UMKM, yang juga berpengaruhi pada penurunan supply chain dan

demand bagi usaha UMKM. Kedua persoalan tersebut akan menjadi jembatan

terjadinya pergeseran UMKM konvensional menjadi digital yang sesuai dengan

target pemerintah. Kebijakan pemerintah masih menemui hambatan atau kendala

utama yaitu masih rendahnya tingkat literasi digital yang dimiliki oleh pelaku

UMKM. Beberapa solusi yang dapat ditempuh guna menjembatani produktivitas

dan pengembangan UMKM yaitu pertama, diperlukanya sistem satu pintu untuk

mewadahi pengembangan UMKM dalam meningkatkan literasi digital terkhusus

dalam aspek pemasaran, operasional, dan keuangan. Kedua, membangun tahap

tersistematisasi dan terukur untuk eskalasi produktivitas digital UMKM. Sehingga

ketiga, output yang dihasilkan adalah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional

melalui kontribusi aktif UMKM.

Oleh karena itu, berdasarkan temuan dan latar belakang masalah di atas,

penulis menggagas ide kreatif dan inovatif yaitu Inovasi aplikasi GoUmkm melalui

pelatihan terintegrasi berbasis literasi digital sebagai eskalasi produktivitas UMKM

menuju go-digital. Melalui layanan yang terintegrasi, GoUmkm menyediakan

beberapa fitur penunjang di dalamnya yang meliputi dua fitur utama yaitu fitur

Edukasi dan fitur Halo UMKM. Dalam fitur Edukasi ini, GoUmkmmemfokuskan

materi atau bidang yang disampaikan yaitu Operasional, Marketing, dan Keuangan.

Selain itu, pada Fitur Halo UMKM ini nantinya akan muncul beragam jenis UMKM

lainnya yang memiliki jenis usaha dan lokasi berbeda-beda. Sehingga pengguna

dapat berkomunikasi untuk memperluas jaringan pada fitur ini.

Dalam pelaksanaanya, pengguna dapat mengunduh aplikasi ini secara gratis

melalui playstore dan dapat digunakan pada smartphone maupun komputer

desktop. Pengguna dapat masuk dalam aplikasi dengan melakukan sign up terlebih

dahulu. tampilan awal dengan memasukan usernameatau email dan password.

Kemudian pengguna melakukan verifikasi data diri. Setelah itu, pengguna dapat

masuk dan menikmati fitur yang tedapat dalam aplikasi GoUmkm. Contohnya, saat

pengguna memilih fitur edukasi maka secara otomatis akan tampil tiga jenis bentuk

pelatihan yaitu marketing, operasional, dan keuangan. Kemudian pengguna dapat

memilih jenis pelatihan yang diinginkan, lalu akan muncul ragam video pelatihan

terkait bidang tersebut. Selain itu, tersedia pula info penyelenggaraan webinar

terkait jenis pelatihan yang dipilih.

GoUMKM dirancang untuk memaksimalkan kontribusi UMKM Dalam

peningkatan perekenomian di era digitalisasi saat ini. Aplikasi GoUmkm hadir

sebagai wadah untuk menghubungkan para pelaku UMKM dengan pihak

penyelenggara pelatihan untuk UMKM. Selain itu, terdapat pula monitoring pada

fitur akumulasi poin dan quiz sebagai acuan untuk memantau sudah sejauh mana

pemahaman pelaku UMKM berdasarkan banyaknya jumlah webinar atau workshop

yang diikuti serta quiz pertanyaan mengenai wawasan digitalisasi UMKM.


Penutup

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan merupakan

tanggung jawab bersama sebagai wujud dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi

yang baik dan maksimal, sehingga dengan hal tersebut akan tercipta sektor ekonomi

yang memiliki insfratruktur yang tangguh dan industrialisasi ekonomi yang inklusif

dan produktif. Maka dari itu, hadirnya aplikasi GoUmkm diharapkan mampu

meningkatkan inklusi bagi UMKM untuk bertransformasi menuju digital sesuai

dengan target program kerja pemerintah saat ini, sehingga dapat mempersiapkan

diri untuk memperlebar peluang pangsa pasar, meningkatkan keuntungan, dan

memperluas jaringan produk sehingga dapat dikenal luas oleh masyarakat.

Kemudian diharapkan peran kontribusi UMKM tesebut dapat menjadi stimulus

positif terhadap pemulihan ekonomi nasional sekaligus mewujudkan kemajuan

ekonomi dalam negeri dalam menghadapi SDGs 2030 melalui peran UMKM

Indonesia.

 

 Disusun Oleh:

1. Kurnia Salsabila

2. Az-Zahra Ahnia Rizki

3. Athaya Zulfa Zein Yasein

---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer