BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi
perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek (Stunting).
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan karena asupan
gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama sebagai akibat dari pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan.
Indonesia terasuk negara dengan prevalensi gizi kurang pada balita cukup tinggi.
Menurut data Statistik PBB 2020 mencatat, lebih dari 149 juta (22%) balita di
seluruh dunia mengalami stunting, dimana 6,3 juta merupakan anak usia dini atau
balita stunting adalah balita Indonesia. Menurut UNICEF, stunting disebabkan
anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat
kehamilan, dan sanitasi yang buruk. Bahkan beberapa pekan kemarin terdapat
berita mengenai balita memakan kopi sashet karena tidak mampunya membeli
susu untuk memenuhi kebutuhan gizi anaknya. Saat ini, prevalensi stunting di
Indonesia adalah 21,6%, sementara target yang ingin dicapai adalah 14% pada
2024. Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting
pada balita dapat menyebabkan menurunnya produktivitas dan kualitas sumber
daya manusia Indonesia di masa mendatang. Retardasi pertumbuhan atau stunting
pada anak-anak di indonesia terjadi sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis dan
penyakit infeksi dan memengaruhi 30% dari anak-anak usia dibawah lima tahun.
Sementara itu, anak merupakan aset bangsa di masa depan.
Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi sumber daya manusia Indonesia di masa mendatang jika saat
ini banyak anak Indonesia yang menderita stunting. Bangsa ini akan tidak mampu
bersaing dengan bangsa lain dalam menghadapi tantangan global. Maka, untuk
mencegah hal tersebut permasalahan stunting mesti segera diatasi secara serius.
Seiring dengan kemajuan penelitian pencarian solusi yang mudah didapatkan dan
alami menjadi salah satu alternatif solusi yang ada dengan memanfaatkan biji
bunga telang. Biji bunga telang merupakan sebuah biji tanaman yang
keberadaannya melimpah di Indonesia namun sering diabaikan padahal memiliki
potensi besar dalam mengatasi stunting di Indonesia karena memiliki kandungan
nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak. Penggunaan biji bunga
telang menjadi solusi yang menjanjikan dan relevan dengan memperkenalkan
sumber nutrisi yang kaya dan dapat ditemukan untuk membantu memerangi
masalah stunting di Indonesia karena pada pada biji bunga telang terdapat
kandungan protein, serat, dan senyawa antioksidan dalam biji yang menjadikan
pilihan biji bunga telang menarik sebagai solusi dari pencegahan stunting. Untuk
itu kami menawarkan solusi alternatif untuk mensukseskan program pemerintah
yaitu mengurangi angka stunting di indonesia ini menjadi 14% di tahun 2024
dengan pemanfaatan biji bunga telang yang dibuat menjadi suplemen bagi balita
dengan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kandungan Nutrisi Biji Bunga Telang
Bahan yang menggunakan biji merupakan jaringan paling sederhana mendapatkan
senyawa golongan terpenoid dan lignan (Saifudin, 2012). Kandungan yang
terdapat dalam biji adalah 25 – 48% protein, 5% gula dan 10% minyak dengan
kandungan mineral komplek dan asam amino yang cukup. Biji Clitoria ternatea
umumnya memiliki sifat antibakteri. Kandungan asam lemak pada biji adalah
asam palmitat, stearat, oleat, linoleat, dan linolenat. (Direja, 2007). Biji juga
terdapat kandungan finotin, delphinidin 3,3’, 5’- triglukosida (Al-Snafi, 2016).
Protein seperti finotin dari isolasi biji Clitoria ternatea memiliki sifat sebagai
antifungal, antibakteri, dan insetisida (Lijon dkk., 2017).
Dari kandungan nutrisi biji bunga telang tersebut
diharapkan dapat menjadi solusi alternatif pengganti protein hewani dengan
kandungan gizi seimbang yang tak kalah dengan daging. Dengan protein yang
tinggi pertumbuhan dan perkembangan sel sel tubuh dapat terpenuhi kebuthan gizi
dengan baik. Karena Protein adalah salah satu zat gizi yang paling penting untuk
mendukung anak bertumbuh kembang dengan optimal di usia dini. Hal tersebut
karena protein berfungsi meregenerasi sel-sel tubuh, memperbarui sel-sel darah,
memperkuat tulang serta jaringan kulit dan otot, dan meningkatkan kekebalan.
2.2 Suplemen Biji Bunga Telang
Produk ini akan dihasilkan dalam bentuk bubur, bubur bayi instan harus
mengandung kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Di indonesia umumnya bubur bayi instan
menggunakan beras putih dan merah sebagai sumber kandungan karbohidratnya
(Krisnatuti dan Yenrina, 2000). Namun dikarenakan harga beras yang sedang
melambung tinggi dan demi mengurangi ketergantungan akan konsumsi beras
pada gagasan ini sumber karbohidrat akan digantikan dengan ubi jalar ungu.
Ditinjau dari nilai gizinya, ubi jalar mampu dijadikan sebagai sumber karbohidrat,
mineral, vitamin, dan serat pangan (Husna et al., 2012). Akan tetapi kandungan
protein pada ubi jalar ungu tergolong rendah, sehingga untuk memenuhi
kandungan protein pada bubur ini akan ditambahkan ekstrak biji bunga telang
yang banyak merupakan potensi lokal karena mudah ditemukan. Untuk rasa dari
bubur ini akan ditambahkan tepung pisang agar menambah citarasa dan juga
meningkatkan nilai gizinya. 2.2.1 Pembuatan Bahan Bubur
Pembuatan bubur diawali dengan pembuatan tepung berbahan dasar ubi jalar ungu,
lalu dilanjutkan dengan pembuatan tepung pisang, proses ini mengacu pada
penelitian Karimah dkk., 2019 dengan berbaga modifikasi. Pembuatan tepung ubi
jalar diawali dengan pengupasan ubi, lalu ubi dicuci hingga bersih, potong ubi
menjadi tipis dan rendam ke dalam air selama 15 menit. Tiriskan ubi yang telah
direndam lalu keringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 60°C hingga
benar-benar kering, proses pengeringan ini dapat memakan waktu 32 jam, lalu
haluskan dengan grinder dan diayak. Untuk pembuatan tepung pisang dilakukan
dengan cara memilih pisang yang sudah matang, disini kami menggunakan pisang
ambon. Proses pembuatan tepung pisang sama dengan pembuatan tepung ubi,
namun proses pengeringan hanya memakan waktu 24 jam. 2.2.2 Pengolahan Biji Telang
Biji Telang ( Clitoria Ternate) yang digunakan berasal dari tanaman Telang
Ternate dengan kualitas yang baik, yaitu bijinya berwarna hitam seperti ginjal
pipih. Biji Telang (Clitoria Ternate) dikumpulkan dan dibersihkan. Pengeringan
pada suhu 105 derajat untuk menghindari rusaknya zat aditif pada Biji Telang
(Clitoria Ternate) hingga kadar air mencapai 20% yaitu dengan menimbang berat
biji telang segar dikurangi dikurangi berat biji telang (Clitoria Ternate) yang
sudah kering. Penggilingan dengan halus dan hasilnya berupa tepung dan
dimasukkan kedalam adonan tepung bubur yang sudah disiapkan.
Setalah itu, tepung bubur biji telang dimasukkan kedalam kemasan dan siap di distribusikan.
2.2.3 Produk Suplemen Biji Telang
Bubuk biji bunga telang yang telah diolah kemudian dikemas dengan
menggunakan plastik pengemasan yang telah disediakan dengan tujuan agar
produk tidak terkontaminasi akibat kelembaban, cahaya, dan udara serta
memperpanjang masa simpan produk agar produk tetap segar dan aman
dikonsumsi. Pelabelan pada produk bertujuan untuk memberikan informasi
penting kepada konsumen seperti petunjuk penggunaan, komposisi nutrisi, tanggal
kedaluwarsa, dan manfaat kesehatan. Informasi yang terdapat pada kemasan dapat
membantu konsumen dalam membuat keputusan untuk mengonsumsi produk dan
memahami manfaat kesehatan yang diberikan oleh suplemen biji telang.
Pengemasan yang simple dan praktis akan mempermudah masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi. Pengemasan serta pelabelan bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai produk jahe instan. Kemudian terdapat cara
penyajian suplemen biji bunga telang dengan cara mencampurkan bubuk dengan
takaran air yang telah disesuaikan. Selain disajikan dengan air bubuk dari biji
bunga telang ini dapat ddicampurkan menjadi bahan olahan makanan lainnya
seperti kue, ataupun cemilan yang diolah menjadi makanan dengan nilai gizi yang
tinggi. Jadi produk bubuk biji bunga telang tidak hanya memberikan nutrisi secara
langsung tetapi juga menjadi bahan inovatif yang bernilai jual tinggi dan
pemanfaatan yang berkelanjutan mengenai biji telang yang belum termanfaatkan.
BAB III
PENUTUP
1. Stunting adalah masalah serius di Indonesia: Stunting merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, dengan banyak anak
mengalami pertumbuhan terhambat dan dampak negatif jangka panjang
pada kesehatan dan perkembangan mereka.
2. Suplemen Bumilang sebagai salah satu solusi:
Penggunaan suplemen makanan Bumilang, seperti vitamin dan mineral dan protein yang tinggi,
dapat menjadi salah satu solusi alternatif dalam upaya mencegah stunting.
Suplemen Bumilang dapat membantu mengatasi kekurangan gizi yang
seringkali menjadi penyebab stunting.
3. Pentingnya gizi seimbang: Suplemen Bumilang sebaiknya digunakan
sebagai tambahan, bukan pengganti makanan utama. Nutrisi yang berasal
dari Bumilang dengan bahan alami adalah yang terbaik untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Edukasi dan akses: Penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat
mengenai gizi yang seimbang dan pentingnya nutrisi. Selain itu, akses
yang lebih baik ke makanan bergizi juga perlu ditingkatkan, terutama di
daerah-daerah yang rentan terhadap stunting.
Sub Tema : Kesehatan
Disusun Oleh:
1. Sandika Pramana
2. Nur Fitri Rahmadanti
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar