Sabtu, 16 Desember 2023

INOVASI BIJI BUNGA TELANG (CLITORI TERNATE) SEBAGAI SUPLEMEN BERNUTRISI TINGGI UNTUK ALTERNATIF SOLUSI STUNTING PADA ANAK USIA DINI DI INDONESIA

BAB 1

PENDAHULUAN

Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi

perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek (Stunting). 

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan karena asupan

gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama sebagai akibat dari pemberian

makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan. 

Indonesia terasuk negara dengan prevalensi gizi kurang pada balita cukup tinggi. 

Menurut data Statistik PBB 2020 mencatat, lebih dari 149 juta (22%) balita di

seluruh dunia mengalami stunting, dimana 6,3 juta merupakan anak usia dini atau

balita stunting adalah balita Indonesia. Menurut UNICEF, stunting disebabkan

anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat

kehamilan, dan sanitasi yang buruk. Bahkan beberapa pekan kemarin terdapat

berita mengenai balita memakan kopi sashet karena tidak mampunya membeli

susu untuk memenuhi kebutuhan gizi anaknya. Saat ini, prevalensi stunting di

Indonesia adalah 21,6%, sementara target yang ingin dicapai adalah 14% pada

2024. Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting

pada balita dapat menyebabkan menurunnya produktivitas dan kualitas sumber

daya manusia Indonesia di masa mendatang. Retardasi pertumbuhan atau stunting

pada anak-anak di indonesia terjadi sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis dan

penyakit infeksi dan memengaruhi 30% dari anak-anak usia dibawah lima tahun. 

Sementara itu, anak merupakan aset bangsa di masa depan. 

Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi sumber daya manusia Indonesia di masa mendatang jika saat

ini banyak anak Indonesia yang menderita stunting. Bangsa ini akan tidak mampu

bersaing dengan bangsa lain dalam menghadapi tantangan global. Maka, untuk

mencegah hal tersebut permasalahan stunting mesti segera diatasi secara serius. 

Seiring dengan kemajuan penelitian pencarian solusi yang mudah didapatkan dan

alami menjadi salah satu alternatif solusi yang ada dengan memanfaatkan biji

bunga telang. Biji bunga telang merupakan sebuah biji tanaman yang

keberadaannya melimpah di Indonesia namun sering diabaikan padahal memiliki

potensi besar dalam mengatasi stunting di Indonesia karena memiliki kandungan

nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak. Penggunaan biji bunga

telang menjadi solusi yang menjanjikan dan relevan dengan memperkenalkan

sumber nutrisi yang kaya dan dapat ditemukan untuk membantu memerangi

masalah stunting di Indonesia karena pada pada biji bunga telang terdapat

kandungan protein, serat, dan senyawa antioksidan dalam biji yang menjadikan

pilihan biji bunga telang menarik sebagai solusi dari pencegahan stunting. Untuk

itu kami menawarkan solusi alternatif untuk mensukseskan program pemerintah

yaitu mengurangi angka stunting di indonesia ini menjadi 14% di tahun 2024

dengan pemanfaatan biji bunga telang yang dibuat menjadi suplemen bagi balita

dengan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kandungan Nutrisi Biji Bunga Telang

Bahan yang menggunakan biji merupakan jaringan paling sederhana mendapatkan

senyawa golongan terpenoid dan lignan (Saifudin, 2012). Kandungan yang

terdapat dalam biji adalah 25 – 48% protein, 5% gula dan 10% minyak dengan

kandungan mineral komplek dan asam amino yang cukup. Biji Clitoria ternatea

umumnya memiliki sifat antibakteri. Kandungan asam lemak pada biji adalah

asam palmitat, stearat, oleat, linoleat, dan linolenat. (Direja, 2007). Biji juga

terdapat kandungan finotin, delphinidin 3,3’, 5’- triglukosida (Al-Snafi, 2016). 

Protein seperti finotin dari isolasi biji Clitoria ternatea memiliki sifat sebagai

antifungal, antibakteri, dan insetisida (Lijon dkk., 2017). 

Dari kandungan nutrisi biji bunga telang tersebut

diharapkan dapat menjadi solusi alternatif pengganti protein hewani dengan

kandungan gizi seimbang yang tak kalah dengan daging. Dengan protein yang

tinggi pertumbuhan dan perkembangan sel sel tubuh dapat terpenuhi kebuthan gizi

dengan baik. Karena Protein adalah salah satu zat gizi yang paling penting untuk

mendukung anak bertumbuh kembang dengan optimal di usia dini. Hal tersebut

karena protein berfungsi meregenerasi sel-sel tubuh, memperbarui sel-sel darah, 

memperkuat tulang serta jaringan kulit dan otot, dan meningkatkan kekebalan. 

2.2 Suplemen Biji Bunga Telang

Produk ini akan dihasilkan dalam bentuk bubur, bubur bayi instan harus

mengandung kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Di indonesia umumnya bubur bayi instan

menggunakan beras putih dan merah sebagai sumber kandungan karbohidratnya

(Krisnatuti dan Yenrina, 2000). Namun dikarenakan harga beras yang sedang

melambung tinggi dan demi mengurangi ketergantungan akan konsumsi beras

pada gagasan ini sumber karbohidrat akan digantikan dengan ubi jalar ungu. 

Ditinjau dari nilai gizinya, ubi jalar mampu dijadikan sebagai sumber karbohidrat, 

mineral, vitamin, dan serat pangan (Husna et al., 2012). Akan tetapi kandungan

protein pada ubi jalar ungu tergolong rendah, sehingga untuk memenuhi

kandungan protein pada bubur ini akan ditambahkan ekstrak biji bunga telang

yang banyak merupakan potensi lokal karena mudah ditemukan. Untuk rasa dari

bubur ini akan ditambahkan tepung pisang agar menambah citarasa dan juga

meningkatkan nilai gizinya. 2.2.1 Pembuatan Bahan Bubur

Pembuatan bubur diawali dengan pembuatan tepung berbahan dasar ubi jalar ungu, 

lalu dilanjutkan dengan pembuatan tepung pisang, proses ini mengacu pada

penelitian Karimah dkk., 2019 dengan berbaga modifikasi. Pembuatan tepung ubi

jalar diawali dengan pengupasan ubi, lalu ubi dicuci hingga bersih, potong ubi

menjadi tipis dan rendam ke dalam air selama 15 menit. Tiriskan ubi yang telah

direndam lalu keringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 60°C hingga

benar-benar kering, proses pengeringan ini dapat memakan waktu 32 jam, lalu

haluskan dengan grinder dan diayak. Untuk pembuatan tepung pisang dilakukan

dengan cara memilih pisang yang sudah matang, disini kami menggunakan pisang

ambon. Proses pembuatan tepung pisang sama dengan pembuatan tepung ubi, 

namun proses pengeringan hanya memakan waktu 24 jam. 2.2.2 Pengolahan Biji Telang

Biji Telang ( Clitoria Ternate) yang digunakan berasal dari tanaman Telang

Ternate dengan kualitas yang baik, yaitu bijinya berwarna hitam seperti ginjal

pipih. Biji Telang (Clitoria Ternate) dikumpulkan dan dibersihkan. Pengeringan

pada suhu 105 derajat untuk menghindari rusaknya zat aditif pada Biji Telang

(Clitoria Ternate) hingga kadar air mencapai 20% yaitu dengan menimbang berat

biji telang segar dikurangi dikurangi berat biji telang (Clitoria Ternate) yang

sudah kering. Penggilingan dengan halus dan hasilnya berupa tepung dan

dimasukkan kedalam adonan tepung bubur yang sudah disiapkan. 

Setalah itu, tepung bubur biji telang dimasukkan kedalam kemasan dan siap di distribusikan.


2.2.3 Produk Suplemen Biji Telang

Bubuk biji bunga telang yang telah diolah kemudian dikemas dengan

menggunakan plastik pengemasan yang telah disediakan dengan tujuan agar

produk tidak terkontaminasi akibat kelembaban, cahaya, dan udara serta

memperpanjang masa simpan produk agar produk tetap segar dan aman

dikonsumsi. Pelabelan pada produk bertujuan untuk memberikan informasi

penting kepada konsumen seperti petunjuk penggunaan, komposisi nutrisi, tanggal

kedaluwarsa, dan manfaat kesehatan. Informasi yang terdapat pada kemasan dapat

membantu konsumen dalam membuat keputusan untuk mengonsumsi produk dan

memahami manfaat kesehatan yang diberikan oleh suplemen biji telang. 

Pengemasan yang simple dan praktis akan mempermudah masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan nutrisi. Pengemasan serta pelabelan bertujuan untuk

memberikan informasi mengenai produk jahe instan. Kemudian terdapat cara

penyajian suplemen biji bunga telang dengan cara mencampurkan bubuk dengan

takaran air yang telah disesuaikan. Selain disajikan dengan air bubuk dari biji

bunga telang ini dapat ddicampurkan menjadi bahan olahan makanan lainnya

seperti kue, ataupun cemilan yang diolah menjadi makanan dengan nilai gizi yang

tinggi. Jadi produk bubuk biji bunga telang tidak hanya memberikan nutrisi secara

langsung tetapi juga menjadi bahan inovatif yang bernilai jual tinggi dan

pemanfaatan yang berkelanjutan mengenai biji telang yang belum termanfaatkan.


BAB III

PENUTUP

1. Stunting adalah masalah serius di Indonesia: Stunting merupakan masalah

kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, dengan banyak anak

mengalami pertumbuhan terhambat dan dampak negatif jangka panjang

pada kesehatan dan perkembangan mereka. 

2. Suplemen Bumilang sebagai salah satu solusi: 

Penggunaan suplemen makanan Bumilang, seperti vitamin dan mineral dan protein yang tinggi, 

dapat menjadi salah satu solusi alternatif dalam upaya mencegah stunting. 

Suplemen Bumilang dapat membantu mengatasi kekurangan gizi yang

seringkali menjadi penyebab stunting. 

3. Pentingnya gizi seimbang: Suplemen Bumilang sebaiknya digunakan

sebagai tambahan, bukan pengganti makanan utama. Nutrisi yang berasal

dari Bumilang dengan bahan alami adalah yang terbaik untuk

pertumbuhan dan perkembangan anak. 

4. Edukasi dan akses: Penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat

mengenai gizi yang seimbang dan pentingnya nutrisi. Selain itu, akses

yang lebih baik ke makanan bergizi juga perlu ditingkatkan, terutama di

daerah-daerah yang rentan terhadap stunting. 


Sub Tema : Kesehatan

 Disusun Oleh:

1. Sandika Pramana 

2. Nur Fitri Rahmadanti


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer