Selasa, 15 November 2022

“QUICK RESPONSE CODE INDONESIAN STANDARD (QRIS) SEBAGAI METODE PEMBAYARAN YANG EFEKTIF”

Saat ini metode transaksi makin bergeser. Pandemi Covid-19 mengharuskan kita

hidup berdampingan dengan virus ini, sehingga kita dituntut untuk mengubah kebiasaan baru

yang dikenal dengan “New Normal” . Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, masyarakat

tidak lepas dari kegiatan bertransaksi dalam memenuhi kebutuhan tiap harinya. Di masa

pandemi banyak masyarakat yang sudah beralih menggunakan transaksi non tunai dan mulai

memanfaatkan digital payment .


Pergeseran ini mendorong kebutuhan masyarakat untuk pembayaran yang cepat dan

aman. Di Indonesia penggunaan uang elektronik mengalami kemajuan pesat di beberapa

tahun terakhir ini. Kondisi tersebut memungkinkan adanya penerapan Cashless Society di

Indonesia. Dalam perkembangannya, inovasi tersebut menghadirkan suatu perkembangan

ekonomi yang canggih berupa ekonomi digital. Ekonomi digital merupakan suatu

perkembangan ekonomi canggih berupa kegiatan terkait dengan komponen virtual bisnis

makro serta kegiatan transaksi timbal balik dengan penggunaan teknologi internet sebagai

alat bantu tukar.


Demi mendukung ekosistem usaha yang kondusif, Bank Indonesia mulai menata

sistem ekonomi keuangan yang tertuang dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (SPI)

2025. Dalam perkembangannya kini sistem pembayarn yang muncul adalah server based dan

chip based. Tanpa kita sadari penerapan cashless society ini telah diterapkan namun kurang

dirasakan efeknya karena masih terdapat kekurangan dalam sistem digital payment di

Indonesia. Dengan munculnya trend transaksi ini, Bank Indonesia membuat inovasi yang

dapat mempermudah dalam sistem pembayaran, yakni adanya Quick Response Code

Indonesian Standard atau biasa disebut dengan QRIS yang menggunakan server based.

QRIS merupakan standarisasi yang diinisiasi oleh Bank Indonesia sebagai bentuk

efisiensi kepada masyarakat Indonesia. QRIS merupakan server matriks dua dimensi yang

memiliki modul hitam berpola persegi yang mampu menyimpan data berupa karakter, simbol,

dan alfanumerik. QRIS ini sesuai dengan perwujudan inisiatif Bank Indonesia yaitu

pengembangan infrastruktur dalam pembayaran ritel yang dilakukan secara real time,

seamless, dan tersedia dalam 24/7 (setiap hari dan setiap waktu). Key deliverables yang

dikembangkan lebih dahulu dari QRIS antara lain berupa Bi- Fast, Interface Pembayaran

terintegrasi, dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Penetapan QRIS sejalan juga dengan

tatanan yang mengarah kepada penyelenggaraan sistem pembayaran yang efisien, lancar,

andal, mengutamakan perluasan akses, dan perlindungan konsumen, serta mampu memproses

segala transaksi yang berhubungan dengan pembayaran digital. QR Code yang tertera dapat

digunakan untuk semua tatanan masyarakat tanpa terkecuali, bahkan pedagang kecil pun

tidak perlu menggunakan investasi atau modal yang besar, dengan adanya QRIS dapat

memperluas jangkauan bisnis mereka.


Uang elektronik mengalami peningkatan yang signifikan tiap tahunnya. Dalam tabel

dapat dilihat jika uang elektronik terus bertambah semakin besar. Hal ini merupakan dampak

dari globalisasi dan juga penggunaan teknologi yang semakin melaba. Saat ini, kita mungkin

sudah familiar dengan penyebutan uang elektronik tersebut, juga beberapa produk maupun

aplikasi seperti GoPay, DANA, OVO, dan lainnya. Pada dasarnya aplikasi yang telah

disebutkan sebelumnya, merupakan aplikasi yang digunakan sebagai sistem pembayaran

ketika melakukan transaksi secara online. Uang elektronik dinilai sebagai cara paling efisien

dan efektif dalam bertransaksi. Namun, melihat pasar uang elektronik yang besar dan

berbagai aplikasi yang juga berlomba-lomba dalam mengeluarkan dompet elektroniknya

sendiri, tentu berdampak pada keefisienan dan keefektifan yang telah diusung.

Ketika kita telah menaruh uang kita di salah satu dompet elektronik yang ada, maka

ketika akan melakukan transaksi baik penjual maupun pembeli diharuskan memiliki dompet

elektronik atau e-wallet yang sama pula. Misalnya saja kita melakukan top-up melalui GoPay,

maka transaksi hanya bisa dilakukan oleh sesama pengguna Go-Pay. Hal tersebut tentunya

akan sangat merepotkan yang menjadikan nilai efektif dan efisien justru tidak terealisasikan.


Bayangkan saja, bagaimana kita harus memiliki sejumlah aplikasi yang perlu di-install agar

dapat bertransaksi sebagaimana mestinya.

Oleh karena itu, pada awal 2020 Bank Indonesia (BI) melakukan sebuah inovasi

dengan mengeluarkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai metode

pembayaran yang menjaring berbagai jenis pembayaran digital yang ada. QRIS dapat

digunakan sebagai transaksi pembayaran aplikasi-aplikasi e-wallet lainnya. Jadi, meskipun

e-wallet yang kita miliki berbeda, kita tetap dapat bertransaksi dengan leluasa. Hal ini

dikarenakan QRIS merupakan alat pembayaran sah yang dikeluarkan BI dalam

mempermudah kelancaran penyebaran uang elektronik. Berperan sebagai satu sistem

pembayaran, dimana bekerja sama dengan aplikasi e-wallet baik perbankan maupun non

perbankan. Hal ini tentunya menjadi jawaban bagi para pengguna uang elektronik yang

sebelumnya justru direpotkan dengan banyaknya aplikasi e-wallet yang ada.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Mira Gustiana Pangestu dan Johni

Paul Karolus Pasaribu (2022) serta Risma Arum Azzahroo dan Sri Dwi Estiningrum (2021),

menghasilkan hasil data yang menunjukkan bahwa performance expectancy dan effort

expectancy menunjukkan hasil positif. Dimana, artinya minat pengguna didasarkan oleh

kinerja teknologi QRIS yang dianggap efektif dan efisien sebagai transaksi pembayaran. hal

inilah yang menarik pengguna dan merchant menjadikan QRIS sebagai transaksi non-tunai

mereka.


QRIS saat ini telah banyak digunakan dalam berbagai sektor, khususnya pada UMKM.

Hal ini berdampak positif pada sektor perekonomian dimana tidak hanya memudahkan

transaksi, namun juga berperan dalam memajukan UMKM Indonesia serta mempercepat

keuangan inklusif. Pada era 5.0 ini pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci dalam

mendukung integrasi ekonomi keuangan digital. Dimana secara maksimal telah mendorong

potensi ekonomi yang ada dengan penggunaannya. QRIS ini mengakomodir 2 model QR

Code yaitu Merchant Presented Mode (MPM) statis dan dinamis serta Customer Presented

Mode (CPM). Jenis MPM statis merupakan model yang paling mudah dilakukan karena

merchant hanya perlu menempel stiker QRIS lalu pengguna cukup melakukan scan,

memasukkan nominal, PIN, dan klik bayar. MPM statis sangat efektif digunakan pada

UMKM.


Buka aplikasi tempat e-wallet kita berada, pada gambar diatas menggunakan aplikasi

Shopee-Pay. Aplikasi e-wallet yang dipakai bisa selain Shopee-Pay, misalnya Go-Pay, Link

Aja ataupun m-banking seperti BNI, BRI, Mandiri, dan lainnya. Selagi e-wallet yang

digunakan memiliki kerjasama dengan QRIS maka transaksi dapat dilakukan. Lalu, ketuk

transfer ataupun pindai langsung pada e-wallet tersebut.


Setelah itu aplikasi akan masuk dalam kamera untuk memindai. Pada merchant terkait,

akan terdapat print-out dari QR code seperti pada gambar. Arahkan smartphone ke arah QR

code tersebut, smartphone akan memindai dan masuk ke tahap selanjutnya.


Pada proses ini, kita harus memasukan nominal pembayaran sesuai dengan harga bayar

pada smartphone yang kita miliki. Setelah memastikan nominal yang dimasukkan sudah

benar, kemudian ketuk lanjutkan. Setelah itu, kita akan dimintai konfirmasi pembayaran.

Pada tahap tersebut, masukkan kode pengaman berupa pin atau autentikasi biometrik dari

e-wallet yang kita miliki.


Setelah proses diatas selesai, maka akan keluar rincian pembayaran yang telah kita

lakukan. Rincian pembayaran ini sama halnya dengan struk pembayaran yang kita dapatkan

ketika berbelanja. Lalu, penjual akan menerima notif jika pembayaran telah berhasil. Jika

notif belum masuk pada penjual, maka kita dapat langsung menunjukkan rincian pembayaran

tersebut kepada penjual atau kasir.


Pada era teknologi digital saat ini, QRIS dapat dijadikan solusi dan inovasi dalam

digital payment menuju cashless society di Indonesia. Kehadiran QRIS membawa banyak

manfaat dan keuntungan bagi para UMKM. Dengan mendaftar QRIS, akan banyak

kemudahan yang bisa menunjang bisnis yang mereka jalani menjadi lebih maju dan

berkembang pesat. Pembayaran QRIS dianggap lebih efisien karena konsumen dan merchant

tidak harus memiliki banyak tempelan QR Code di meja kasirnya. Bagi pemerintah, QRIS

dapat membantu merekam transaksi penerimaan keuangan daerah seperti pembayaran pajak

sehingga prosesnya lebih efisien.


Dengan demikian, penggunaan pembayaran dengan QR Code dapat memudahkan

transaksi yang akan dilakukan antara penjual dan pembeli dengan scan code yang telah

disediakan oleh penjual. Penjual tidak harus bersusah payah lagi mencari uang dengan

nominal kecil untuk mengembalikan uang pembeli, pembeli juga tidak bersusah payah lagi

harus membawa uang tunai saat melakukan pembelian, dan transaksi menjadi lebih simple.

Pembayaran nontunai ini juga menghindari penjual mendapatkan uang palsu saat melakukan

transaksi. Dengan QRIS, Anda sebagai konsumen bisa lebih fleksibel dalam memilih aplikasi

pembayaran dengan QR code ketika melakukan transaksi. Jika sebelumnya Anda dihadapkan

dengan QR code dari berbagai penyedia aplikasi sebelum melakukan transaksi pembayaran,

sekarang hanya dihadapkan dengan satu QR code yaitu QRIS yang dapat dibayar melalui

aplikasi pembayaran QR apapun.


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer