Sabtu, 19 November 2022

ISOLASI ENZIM BROMELIN DARI BUAH NANAS SEBAGAI BAHAN PENGEMPUK DAGING SAPI DALAM PEMBUATAN RENDANG

Indonesia menjadi salah satu negara dengan penduduk terpadat di dunia tercatat sebanyak

275.361.267 jiwa pada tahun 2022 dengan penduduk sebanyak ini tentunya di penuhi dengan

keaneka ragaman budaya dan tradisi. Salah satu budaya indonesia yaitu berkumpul saat

lebaran sebagai ajang silaturahmi didalam nya pun ada tradisi makan bersama biasanya ada

berbagai macam kue dan menu utama nya adalah ketupat rendang.


Rendang merupakan salah satu makanan khas indonesia masakan minangkabau dari

Sumatera Barat. Rendang di kenal dengan rasanya yang lezat,namun kamu pasti pernah

sesekali merasakan rendang yang disuguhkan memiliki rasa dan tekstur yang berbeda-beda

ada yang teksturnya lembut dan mudah di gigit dan ada yang tekstur daaging nya keras dan

alot mengapa bisa seperti itu? Kira kira apa yang menyebabkan tekstur daging rendang

tersebut berbeda-beda? lalu bagaimana caranya agar rendang tersebut memiliki tekstur yang

empuk sehingga enak di makan?


Rendang di masak menggunakan suhu yang rendah dan dalam waktu yang lama serta

menggunakan berbagai macam jenis rempah-rempah. Keempukan daging sapi di pengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya: jenis daging sapi yang digunakan, cukupnya waktu

memasak, dan teknik memasak. Nah jika kamu pernah mencoba daging rendang yang keras

dan alot mungkin saja ada kesalahan dalam pengolahannya seperti faktor yang tadi di

sebutkan.


Untuk mengubah tekstur daging sapi yang alot tersebut agar lebih empuk sehingga dalam

pembuatan rendang kami menggunakan teknik isolasi enzim bromelin yang terkandung

dalam buah nanas menjadi powder instan. Nanas merupakan buah yang tumbuh di daerah

subtropis dan tropis seperti indonesia dengan nama latin Ananas comosus dari famili

Bromeliaceae. Buah nanas mengandung gula, asam sitrat, asam malat, vitamin A, vitamin B,

dan terdapat enzim yang khas yaitu enzim bromelin. (Hossain, Akhtar, & Anwar, 2015).


Bromelin adalah enzim yang di ekstrak dari buah nanas (Ananas comosus). Bromelin

memiliki rumus kimia C39H66N2O29 , berbentuk serbuk amori dengan warna putih bening

sampai kekuning-kuningan, berbau khas ,larut dalam air, tidak larut dalam alkohol,

kloroform, dan eter, stabil pada suhu optimal 50o – 60oC dan dapat bertahan pada suhu 70oC

sebelum inaktivasi enzim. (Nurhidayah, Masriany, & Masri, 2013)


Enzim bromelin merupakan enzim protease seperti halnya renin(renet) ,papain, dan fisin yang

mempunyai sifat menghidrolisis protein. Hidrolisis yang terjadi pada enzim protein adalah

putusnya ikatan peptida dari ikatan substrat , di mana enzim protease bertugas sebagai

katalisator di dalam sel dan bersifat khas (Masri, 2014). Keempukan daging dapat diperoleh

dengan cara memasukan enzim ke dalam daging. (Egbert & Payne, 2009). Cara kerja enzim

bromelin yaitu dapat menyerang jaringan ikat protein, mendegradasinya, dan selanjutnya

memberikan efek empuk pada daging. (Murtini)


Bersyukur indonesia merupakan negara tropis sehingga sangat mudah menemukan tumbuhan

nanas tersebut. Dalam pengempukan daging sapi sebenarnya bisa saja menggunakan metode

sederhana dengan memarinasi daging sapi yang telah di potong-potong ke dalam parutan

nanas selama kurang lebih 1 jam dan dalam jangka waktu tersebut enzim bromelin akan

mulai bekerja menghidrolisis protein yang kompleks menjadi asam-asam amino yang lebih

sederhana yang biasa di sebut katabolisme protein atau protein catabolism, namun seiring

perkembangan teknologi maka kita bisa menggunakan enzim bromelin yang sudah dalam

bentuk bubuk yang tentunya lebih mudah, praktis dan ekonomis dalam mengaplikasikannya.


“it’s not lazy it’s efficiency.”


Dalam proses memasak setiap hari, dimana semua orang ingin memasak dengan cepat,

mudah, dan efisien. Hal tersebut berlaku pada memasak rendang. Dimana dalam

pembuatannya, memasak rendang memerlukan waktu yang lama agar dihasilkan daging yang

empuk. Dengan demikian, dibutuhkan solusi pengempuk daging dalam pembuatan rendang

dengan mengisolasi enzim bromelin dari buah nanas. Pemilihan menggunakan enzim

bromelin karena merupakan enzim protoase yang dapat menghidrolisis protein atau peptida,

sehingga dapat melunakkan daging. Enzim bromelin pada buah nanas biasanya terdapat di

bagian daging buah, kulit buah, dan bonggol. Proses yang dilakukan untuk mendapatkan

enzim bromelin murni dari buah nanas adalah isolasi enzim. Isolasi enzim dapat dilakukan

berdasarkan perbedaan sifat-sifat kimia-fisiknya, seperti kelarutan, ukuran, muatan, dan

karakteristik adsorpsi.


Metodologi isolasi enzim bromelin dari buah nanas dengan cara pengendapan dengan pelarut

organik, pengendapan dengan garam, dan pemisahan dengan membran. Isolasi enzim

berdasarkan kelarutan seperti pengendapan dengan pelarut organik dan pengendapan dengan

garam. Penambahan pelarut organik atau garam ke dalam larutan berisi enzim menyebabkan

kelarutan enzim di dalam larutan akan turun, dan enzim akan mengendap. Pemilihan pelarut

organik atau garam yang tidak tepat dapat menyebabkan perolehan enzim rendah dan enzim

dapat terdenaturasi. Proses penyaringan merupakan isolasi enzim berdasarkan ukuran. Pada

proses ini diharapkan enzim terpisah dari pengotornya. Penyaringan yang tidak tepat dapat

menyebabkan perolehan enzim bromelin dari buah nanas menjadi sedikit. Hasil akhir yang

diharapkan adalah enzim bromelin berupa serbuk, sehingga lebih mudah dalam

penggunaannya.


...


Terdapat kaitannya antara penambahan enzim bromelin yang di ekstrak terhadap kecepatan

hidrolisis, banyaknya jaringan ikat yang terhidrolisis meningkat sehingga semakin tinggi

konsentrasi enzim akan memerlukan waktu pemasakan yang lebih pendek dan diperoleh juga

daging yang empuk. Pemanfaatan enzim bromelin dari ekstrak buah nanas adalah salah satu

bentuk dan upaya pengembangan produk dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia.

Cara kerja enzim bromelin yaitu dapat menyerang jaringan ikat protein, mendegradasinya,

dan selanjutnya memberikan efek empuk pada daging, sehingga diharapkan dapat menjadi

solusi untuk dapat mengatasi permasalahan dalam pengolahan daging rendang, dan sediaan

produk berupa bubuk yang ringan dan mudah untuk digunakan sehingga lebih praktis untuk

digunakan. Selain sebagai solusi dalam pengolahan daging diharapkan menjadi solusi untuk

perekonomian dengan membuka peluang bisnis baru dalam penyelesaian permasalahan

Sustainable Development Goals (SDGs) poin ketujuh yaitu industri, inovasi, dan

infrastruktur. (Utami, Pudjomartatmo, & Nuhriawangsa, 2011)


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila


0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer