Kamis, 24 November 2022

Pemanfaatan Tepung Porang sebagai Pangan Pokok Yang Berdampak Baik Terhadap Penderita Diabetes Mellitus

 “Sehat itu murah, tetapi menjadi mahal ketika sehat telah berubah menjadi sakit."


Berdasarkan kutipan di atas dapat diartikan bahwa sehat adalah hal mudah diraih

oleh setiap orang tanpa kecuali. Namun, sehat tersebut dapat menjadi harga yang

mahal jika kesehatan tersebut tidak dijaga dengan semestinya. Awal dari mulainya

menjaga kesehatan adalah dengan memilih kebutuhan pangan yang baik dan sehat

serta mencukupi kebutuhan nutrisi dan energy dalam tubuh. Kebutuhan konsumsi

haruslah dijaga dengan seksama untuk menjaga kesehatan tubuh.


Tingkat konsumsi tepung di Indonesia sangat tinggi, bahkan tepung dapat

dikatakan sebagai bahan pokok utama setelah beras. Hal ini terlihat dari

bertambahnya permintaan impor tepung terigu setiap tahunnya. Mengatasi hal

tersebut maka perlu dilakukan upaya dengan memanfaatkan tepung dari pangan

lokal dalam memproduksi makanan pengganti terigu. Kementerian Pertanian

menargetkan untuk mengurangi impor tepung terigu melalui subtitusi aneka

ragam tepung dan pangan yang diperoleh dari bahan lokal.Bahan nabati yang

dapat dijadikan sebagai sumber karbohidrat yaitu jenis umbi-umbian yang banyak

mengandung karbohidrat dan kandungan gizi yang baik di dalamnya.


Tanaman porang merupakan tanaman lokal Indonesia penghasil tepung yang

dapatdijadikan sebagai pengganti tepung terigu. Hal tersebut dikarenakan tepung

porang mengandung pati dan karbohidrat yang cocok untuk dijadikan bahan baku

pangan pokok. Tanaman porang juga merupakan bagian dari pati minor yang

dapat dijadikan sebagai pangan alternative sehingga dapat membantu impor yang

gandung yang cenderung masih sedikit. Keistimewaan porang adalah


Kemampuannya dalam bertumbuh dan berproduksi di dalam tanah. Tanaman

porang dapat membantu negeri dalam permasalahan krisis pangan yang sedang

gencar dibicarakan.


Industrialisasi substitusi impor harus lebih digalakkan di negeri ini sebab

permasalahan krisis pangan semakin gencar diperbincangkan apalagi semenjak

mewabahnya virus covid-19. Salah satu cara untuk mengatasi krisis pangan

iniyaitu dengan mencari berbagai inovasi dan melakukan variasi pada produk

pangandalam negeri terutama pada bahan pangan pokok. Hal ini bertujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan produksi pangan non beras agar

ketahananpangan Indonesia tetap terjaga. Dilakukannya diversifikasi pangan ini

disebabkanterjadinyapenurunanproduksipadisetiaptahunnya. Berdasarkan data

survey KSA pada tahun 2021 produksi padi menghasilkan 54,42juta ton gkg jika

dikonversifikasikan menjadi beras produksi beras tahun 2021 mencapai sekitar

31,36 juta ton atau turun sebesar 140,73.000 ton 0,45% dibandingkan dengan

produksi beras tahun 2020. Sedangkan setiap tahunnya terdapat peningkatan

jumlah penduduk yang berpengaruh pada meningkatnya permintaan beras sebagai

bahan pangan pokok, oleh karena itu diversifikasi pangan sangatlah dibutuhkan.

Upaya ini dilakukan dengan cara memunculkan pangan yang potensional. Salah

satu potensi yang dapat dikembangkan untuk mengupayakan ketahanan pangan

dan juga ekonomi masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan produksi

porangsebagai variasi pangan pokok pengganti beras.


Porang merupakan jenis pati yang dapat berpotensi untuk dapat dijadikan produk

pangan. Umbi porang mengandung glukomanan yang berfungsi sebagai

pengenyal, pembentuk tekstur, dan pengental makanan. Saat ini di dalam negeri

umbi porang yang dijadikan tepung hasil dari pengolahan porang baru digunakan

sebagai bahan baku pembuat “Konnyaku” dan “Shirataki” yang sudah dipasarkan

pada beberapa pasar swalayan di Jakarta, Bogor dan Surabaya.


Indonesia adalah salah satu negaradengan kekayaan alam yang melimpah dan

beraneka ragam tercatat sejumlah tanaman untuk pengobatan. Berbagai daerah

pedesaan memiliki pilihan pertama tanaman obat untuk mengobati penyakitnya

(Elfahmiet.all., 2006). Nutraceutical merupakan makanan yang memiliki efek

obat, berperan sebagai preventif maupun kuratif sebuah penyakit. Nutraceutical

berperan dalammengendalikan DM. Umbi iles-iles disebut juga umbi porang

(Amorphophallusoncophillus) termasuk nutraceutical.


Jumlah penderita DM terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu

penatalaksanaan DM adalah pengaturan diit yaitu pembatasan kalori yang salah

satunya dikonsumsiUmbi porang mengandung senyawa glukomanan yang

merupakan poliskaria non pati larut air atau serat larut air. Glukomananporang

menunjukkan kelarutanyang lebih tinggi (86,4%) dan derajatasetilasi (13,7%),

tetapi viskositas rendah (5400 cps), WHC (34,5 g/g), dan DP(9,4). Diet dilengkapi

dengan glukomananporang menghambat pertumbuhan Escherichiacoli,

meningkatkan produksi total SCFA. (Harmayani, E, dkk. 2014).


Pengelolaan DM yang sangat penting peranannya adalah melalui diet. Prinsip diet

adalah makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori. Pada

penderita DM perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal

makan, jenis serta jumlah makanan terutama bagi mereka yang menggunakan obat

penurun glukosa darah atau insulin. Salah satu terapi diet untuk mencegah dan

menanggulangi DM adalah memanfaatkan berbagai macam makanan fungsional

yang kaya akan pati selain nasi yaitu porang. (Sutriningsih, A., dkk. 2017).


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer