“Sehat itu murah, tetapi menjadi mahal ketika sehat telah berubah menjadi sakit."
Berdasarkan kutipan di atas dapat diartikan bahwa sehat adalah hal mudah diraih
oleh setiap orang tanpa kecuali. Namun, sehat tersebut dapat menjadi harga yang
mahal jika kesehatan tersebut tidak dijaga dengan semestinya. Awal dari mulainya
menjaga kesehatan adalah dengan memilih kebutuhan pangan yang baik dan sehat
serta mencukupi kebutuhan nutrisi dan energy dalam tubuh. Kebutuhan konsumsi
haruslah dijaga dengan seksama untuk menjaga kesehatan tubuh.
Tingkat konsumsi tepung di Indonesia sangat tinggi, bahkan tepung dapat
dikatakan sebagai bahan pokok utama setelah beras. Hal ini terlihat dari
bertambahnya permintaan impor tepung terigu setiap tahunnya. Mengatasi hal
tersebut maka perlu dilakukan upaya dengan memanfaatkan tepung dari pangan
lokal dalam memproduksi makanan pengganti terigu. Kementerian Pertanian
menargetkan untuk mengurangi impor tepung terigu melalui subtitusi aneka
ragam tepung dan pangan yang diperoleh dari bahan lokal.Bahan nabati yang
dapat dijadikan sebagai sumber karbohidrat yaitu jenis umbi-umbian yang banyak
mengandung karbohidrat dan kandungan gizi yang baik di dalamnya.
Tanaman porang merupakan tanaman lokal Indonesia penghasil tepung yang
dapatdijadikan sebagai pengganti tepung terigu. Hal tersebut dikarenakan tepung
porang mengandung pati dan karbohidrat yang cocok untuk dijadikan bahan baku
pangan pokok. Tanaman porang juga merupakan bagian dari pati minor yang
dapat dijadikan sebagai pangan alternative sehingga dapat membantu impor yang
gandung yang cenderung masih sedikit. Keistimewaan porang adalah
Kemampuannya dalam bertumbuh dan berproduksi di dalam tanah. Tanaman
porang dapat membantu negeri dalam permasalahan krisis pangan yang sedang
gencar dibicarakan.
Industrialisasi substitusi impor harus lebih digalakkan di negeri ini sebab
permasalahan krisis pangan semakin gencar diperbincangkan apalagi semenjak
mewabahnya virus covid-19. Salah satu cara untuk mengatasi krisis pangan
iniyaitu dengan mencari berbagai inovasi dan melakukan variasi pada produk
pangandalam negeri terutama pada bahan pangan pokok. Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan produksi pangan non beras agar
ketahananpangan Indonesia tetap terjaga. Dilakukannya diversifikasi pangan ini
disebabkanterjadinyapenurunanproduksipadisetiaptahunnya. Berdasarkan data
survey KSA pada tahun 2021 produksi padi menghasilkan 54,42juta ton gkg jika
dikonversifikasikan menjadi beras produksi beras tahun 2021 mencapai sekitar
31,36 juta ton atau turun sebesar 140,73.000 ton 0,45% dibandingkan dengan
produksi beras tahun 2020. Sedangkan setiap tahunnya terdapat peningkatan
jumlah penduduk yang berpengaruh pada meningkatnya permintaan beras sebagai
bahan pangan pokok, oleh karena itu diversifikasi pangan sangatlah dibutuhkan.
Upaya ini dilakukan dengan cara memunculkan pangan yang potensional. Salah
satu potensi yang dapat dikembangkan untuk mengupayakan ketahanan pangan
dan juga ekonomi masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan produksi
porangsebagai variasi pangan pokok pengganti beras.
Porang merupakan jenis pati yang dapat berpotensi untuk dapat dijadikan produk
pangan. Umbi porang mengandung glukomanan yang berfungsi sebagai
pengenyal, pembentuk tekstur, dan pengental makanan. Saat ini di dalam negeri
umbi porang yang dijadikan tepung hasil dari pengolahan porang baru digunakan
sebagai bahan baku pembuat “Konnyaku” dan “Shirataki” yang sudah dipasarkan
pada beberapa pasar swalayan di Jakarta, Bogor dan Surabaya.
Indonesia adalah salah satu negaradengan kekayaan alam yang melimpah dan
beraneka ragam tercatat sejumlah tanaman untuk pengobatan. Berbagai daerah
pedesaan memiliki pilihan pertama tanaman obat untuk mengobati penyakitnya
(Elfahmiet.all., 2006). Nutraceutical merupakan makanan yang memiliki efek
obat, berperan sebagai preventif maupun kuratif sebuah penyakit. Nutraceutical
berperan dalammengendalikan DM. Umbi iles-iles disebut juga umbi porang
(Amorphophallusoncophillus) termasuk nutraceutical.
Jumlah penderita DM terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu
penatalaksanaan DM adalah pengaturan diit yaitu pembatasan kalori yang salah
satunya dikonsumsiUmbi porang mengandung senyawa glukomanan yang
merupakan poliskaria non pati larut air atau serat larut air. Glukomananporang
menunjukkan kelarutanyang lebih tinggi (86,4%) dan derajatasetilasi (13,7%),
tetapi viskositas rendah (5400 cps), WHC (34,5 g/g), dan DP(9,4). Diet dilengkapi
dengan glukomananporang menghambat pertumbuhan Escherichiacoli,
meningkatkan produksi total SCFA. (Harmayani, E, dkk. 2014).
Pengelolaan DM yang sangat penting peranannya adalah melalui diet. Prinsip diet
adalah makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori. Pada
penderita DM perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal
makan, jenis serta jumlah makanan terutama bagi mereka yang menggunakan obat
penurun glukosa darah atau insulin. Salah satu terapi diet untuk mencegah dan
menanggulangi DM adalah memanfaatkan berbagai macam makanan fungsional
yang kaya akan pati selain nasi yaitu porang. (Sutriningsih, A., dkk. 2017).
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar