Kamis, 24 November 2022

KORELASI PENGGUNAAN E-MAIL TERHADAP PEMANASAN GLOBAL

Pendahuluan

Suistanable Development Goals yang terdiri dari 17 tujuan dan telah disepakati

oleh para pemimpin dunia yang juga mulai berlaku pada tahun 2016, mengandung

banyak tujuan yang berkaitan dengan iklim dan lingkungan. Ini termasuk

mengamankan persediaan makanan melalui pertanian berkelanjutan, pemanfaatan

berkelanjutan air sebagai sumber daya, pasokan energi yang terjangkau, konsumsi dan

produksi berkelanjutan, perlindungan ekosistem terestrial, pemanfaatan laut secara

berkelanjutan dan penerapan tindakan untuk mengurangi perubahan iklim (PBB).

Namun demikian, tentu saja, kesadaran akan perubahan iklim dan kebutuhan akan

kelestarian lingkungan tidak sama tinggi di semua tempat di dunia (Ogunbode et al.

2019)


Keadaan dunia saat ini cukup mengerikan dengan cuaca ekstrem dan bencana

alam yang sudah ada hingga menjadi hal umum yang terjadi akibat pemanasan global.

Pemanasan global (bahasa Inggris: global warming) (juga disebut perubahan

iklim atau krisis iklim) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-

rata udara, atmosfer, laut, dan daratan bumi. Pemanasan global mempengaruhi suhu

rata-rata global, yang dapat berdampak parah pada aspek sosial budaya jika tidak

segera ditangani (Shodiq dan Kartikasari, 2009).


Saat ini, salah satu penyumbang terbesar terjadinya pemanasan global adalah

emisi karbon. Emisi karbon adalah gas yang dikeluarkan dari hasil aktivitas

pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon seperti CO2, solar, bensin,

LPG, serta bahan bakar lainnya. Selain aktivitas pembakaran senyawa yang

mengandung karbon, penggunaan alat elektronik ikut menyumbang pelepasan gas

karbon. Pemakaian smartphone juga turut mempengaruhi tingkat emisi karbon di

udara. Menurut data yang diterbitkan dalam Journal Of Cleaner Production melalui

inventarisasi kontribusi ICT (Information and Communication Technology) perangkat

pintar mencakup PC (Personal Computer), laptop, monitor, smartphone dan tablet

serta infrastruktur pusat data dan jaringan telekomunikasi menemukan fakta jejak

karbon yang mencengangkan.


Berbicara tentang perangkat komunikasi lainnya, tidak jauh-jauh dengan

penggunaan perangkat lunak sebagai media komukasi, salah satunya adalah e-mail.

Seperti yang kita ketahui, e-mail merupakan media komunikasi yang paling mudah

untuk digunakan, cepat dan minim biaya. Dengan bantuan email maka kita bisa

mengirimkan pesan ke seluruh dunia dengan lebih mudah sehingga dapat mempercepat

selesainya pekerjaan kita. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak juga perusahaan

semakin mengalihkan iklan mereka ke dunia digital dan menggunakan internet untuk

memasang iklan layanan dan produk mereka (Horizon, 2016). E-mail sebagai alat

periklanan dalam bentuk buletin adalah salah satu sarana terpenting yang dipakai

banyak perusahaan untuk komunikasi (ZHAW & Swiss Post, 2019).


Penutup

Oleh karena itu, e-mail spam bukan hanya masalah besar di Internet dari sudut

pandang pengguna, tetapi juga dengan berkaitan dengan keberlanjutan ekologis (Singh

& Bansal 2013). Faktanya, emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh spam-mail

yang menyebabkan terus bertambahnya emisi karbon rata-rata disebabkan oleh surat

pemasaran dialog. (Dorner 2019).


Meskipun demikian, memang harus dicatat bahwa dalam penggunaan e-mail

memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, tidak ada konsumsi kertas, tidak

memerlukan transportasi merupakan kelebihan e-mail namun bila harus

dipertimbangkan e-mail juga menghasilkan karbon emisi dioksida yang besar.

Dalam rangka meningkatkan kelestarian ekologi, pengurangan volume e-mail,

khususnya volume iklan, dapat menjadi komponen penting. Bagaimana tindakan yang

tepat untuk ini? Misalnya, mungkin untuk memperkenalkan biaya untuk tampilan e-

mail melalui penyedia layanan kotak masuk. Insentif moneter juga menunjukkan

dampak regulasi yang positif untuk kemampuan yang lebih berkelanjutan dalam

konteks lain. (Hughes & Troy 2017).


Jadi pengguna e-mail awalnya hanya bisa melihat pengirim dan subjek baris,

seperti yang terjadi sampai saat ini, dan akan membayar biaya ke penyedia layanan

kotak masuk untuk membuka e-mail tersebut. Penyedia layanan kotak masuk kemudian

dapat meneruskan biaya tersebut ke lembaga pemerintah tingkat yang lebih tinggi,

yang kemudian akan mendistribusikan pendapatan ke proyek yang meningkatkan

kelestarian lingkungan. Sistem pembiayaan ini bisa dijadikan salah satu pilihan, seperti

biaya untuk mengirim (bukan menerima ) e-mail komersial.


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer