Selasa, 22 November 2022

Modernisasi Produk Lokal Dalam Model Pengolahan Untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi Dan Pendapatan Masyarakat Lokal

 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia membentang dari Sabang sampai Merauke yang

memiliki keanekaragaman suku, adat, budaya, dan mekanisme sistem ekonomi. Luasnya

wilayah Indonesia juga berakibat pada jumlah penduduk yang mencapai 275 juta jiwa pada

tahun 2022. Jumlah penduduk yang tergolong tinggi ini membuat besarnya tingkat produksi

masyarakat untuk menghasilkan sebuah produk guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang

tidak terbatas.


Masyarakat Indonesia yang tergolong dinamis mengakibatkan banyaknya sistem ekonomi

yang dianut oleh masyarakat. Sampai saat ini, sistem ekonomi tradisional masih sering

dijumpai pada proses produksi. Produksi melalui sistem ekonomi tradisional menitikberatkan

pada proses produksi yang masih sangat sederhana, dan cenderung dengan cara yang

diwariskan secara turun temurun dalam aktivitas ekonomi. Barang yang di produksi dan

diolah dengan cara tradisional biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing rumah

tangga. Pengolahan produk secara tradisional tidak memperhitungkan efisien dan penggunaan

sumber daya. Kegiatan perekonomian murni dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan

hidupjadi bukan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam jangka panjang.


Lemahnya produksi dan pengolahan secara tradisional menyebabkan dibutuhkannya

modernisasi proses produksi. Proses modernisasi dalam pengolahan dapat dimulai melalui

proses transisi dengan menerapkan ilmu modern untuk produksi suatu produk. Modernisasi

pengolahan produk lokal dapat dilakukan dengan perubahan model pengolahan yang

sebelumnya dilakukan secara sederhana menjadi menggunakan mesin, adanya pembagian

kerja, atau yang lain. Adanya modernisasi dalam model pengolahan dapat memperkuat dan

meningkatkan efesiensi dari proses produksi yang mampu memperkuat dan mendorong

pertumbuhan ekonomi secara luas melalui peningkatan pendapatan masyarakat.


Pembahasan

Pengolahan secara tradisional adalah suatu cara yang dilakukan dengan kebiasaan atau

tradisi seseorang secara turun-temurun dengan menggunakan tenaga manusia dalam proses

pengolahannya. Ciri utama pengolahan tradisional adalah diolah secara sederhana dan masih

mengandalkan alam. Disamping pengolahan tradisional terdapat banyak model penanganan

hasil olahan tradisional yang tujuannya untuk memperpanjang daya tahan dan daya simpan

suatu produk olahan. Salah satu contoh pengolahan yang masih tradisional yaitu tempe.


Tempe merupakan makanan tradisional di Indonesia, khususnya Jawa yang dibuat dari proses

fermentasi kedelai dan jamur Rhizopus sp yang banyak diminati masyarakat karena memiliki

kandungan protein yang tinggi dan rasanya enak. Tempe kedelai merupakan tempe yang

sudah dikenal oleh masyarakat luas karena sebagian pembuatan tempe di Indonesia

menggunakan bahan dasar kedelai. Proses pengolahan kedelai menjadi tempe umumnya

dilakukan oleh masyarakat secara tradisional dimana proses ini memakan waktu yang lama

dan produk yang dihasilkan kurang efektif karena menyebabkan pertumbuhan jamur pada

proses fermentasi tidak merata seperti berwarna kehitaman. Proses pembuatan tempe secara

umumnya dilakukan masyarakat meliputi pembersihan kedelai, perendaman, pengupasan

kulit kedelai, pengukusan, peragian dan penyimpanan. Pada proses tradisional pengupasan

kulit kedelainya masih menggunakan tenaga manusia bahkan jika produksi dalam jumlah

yang besar pengupasannya dengan cara di injak-injak. Sedangkan peralatan yang digunakan

untuk pembersihan, perendaman dan pengukusan sebagian besar masih menggunakan drum.

Dengan melihat cara pembuatan tempe yang dilakukan secara tradisional tersebut maka

kemungkinan besar produk yang dihasilkan masih jauh dari kata efisien dan standar higienis.

Oleh karena itu pengolahan tempe dapat dilakukan secara modern dimana cara ini lebih

efisiensi waktu karena menggunakan mesin pengupas kedelai basah dimana mesin ini

berfungsi untuk mengupas kulit ari biji kedelai dalam pengolahan produksinya dan faktor

keberhasilan dalam proses fermentasi nya dengan pertumbuhan jamur yang merata yaitu

berwarna putih. Pada proses pengolahan tempe secara modern diharapkan dapat tercipta

usaha tempe yang memiliki kualitas dan ciri khas yang mampu menembus pasar dalam skala

besar. Untuk menambah daya pikat orang terhadap tempe dan menambah nilai jual, tempe ini

diolah menjadi suatu produk lain seperti keripik tempe. Keripik tempe dibuat dengan

mengiris-iris tempe yang sudah jadi tadi kemudian beri adonan tepung terigu dan tepung

beras yang telah tercampur rata dengan ditambahkan bumbu-bumbu seperti bawang putih,

ketumbar, garam, penyedap rasa, dan telur ayam. Selanjutnya goreng tempe kemudian

tiriskan dan dinginkan. Untuk meningkatkan minat pembeli berikan berbagai cita rasa olahan

keripik tersebut misalnya seperti rasa asin, pedas dan manis karena jika rasa keripiknya hanya

gurih saja akan membuat orang bosan. Selain rasa nya yang banyak, kemasan untuk produk

keripik tempenya dikemas dalaam kemasan alumunium foil, supaya lebih tahan lama. Jika

hanya mengemas menggunakan plastik biasa, keripik tempe hanya sanggup bertahan tiga

bulan. Sementara jika menggunakan alumunium foil, rasa dan kerenyahan keripik tempe bisa

tahan sampai enam bulan. Selain itu menjadikan kemasan keripik tempe menjadi menarik dan

terkesan elit. Gunakan juga label produk usaha agar orang mengetahui bahwa itu produk atau

brand milik siapa dan juga dapat mempromosikan produk melalui aneka gambar yang

menarik. Selanjutnya untuk pemasaran produk keripik tempe ini bisa dititipkan kepada

pemasar, biasanya peran pemasar ini sangat membantu dalam pemasaran karena dapat

memperluas cakupan pemasaran biasanya bisa sampai keluar daerah. Selain itu juga di zaman

sekarang ini bisa melalui sosial media milik pribadi maupun endorse melalui artis-artis atau

influencer.


Dengan adanya efisiensi produk lokal dengan memodernisasi cara pengolahan hingga

sampai proses penjualan akan memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap produk lokal,

dengan adanya modernisasi, produk-produk buatan lokal akan lebih maju mengikuti

perkembangan zaman, meningkatkan jumlah produksi, kualitas dan menaikan harga barang

akan berdampak terhadap kemajuan ekonomi daerah setempat serta memberikan kontribusi

dalam proses perkembangan daerahnya. hal ini juga akan memberikan kesempatan bagi

masyarakat lebih inovatif dan kreatif dalam melakukan produksi dan penjualan produknya,

yang dimana akan menjadi ajang yang lebih kompetitif dan akan menghasilkan

produk-produk yang berkualitas terbaik dari setiap daerah.


Realisasi dari pengolahan produk modern akan memunculkan produk yang lebih banyak

dan berkualitas, yang akan memberikan dampak positif bagi pengusaha lokal itu sendiri, nilai

produk yang naik memberikan penghasilan yang lebih tinggi dari sebelumnya, dengan begitu

kemajuan pengusaha-pengusaha lokal dapat melejit dengan cepat.


Penutup

Dari penjabaran diatas dapat dapat disimpulkan bahwa modernisasi dalam produk-produk

lokal terlebih di masa sekarang sangatlah diperlukan dikarenakan untuk mengikuti

perkembangan yang ada di dunia dan masyarakat global, oleh karena itu tentunya diperlukan

adanya peran pemerintah dalam memberikan edukasi bagi masyarakat atau pun para

pengusaha lokal yang masih di kategori tertinggal atau tradisional, untuk memberikan

rancangan tatanan pengolahan yang lebih modern. sehingga dapat memberikan arah

perubahan terhadap UMKM di Indonesia yang lebih maju dan modern, sehingga dapat

memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat terutama para pengusaha di Indonesia

yang dimana masih tertinggal.


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila


0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer