Selasa, 22 November 2022

EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA GARLIC (Allium sativum) DENGAN METODE PURIFIKASI SEBAGAI PENDEGRADASI BAKTERI PATOGEN Salmonella thypi YANG MEMICU PENYAKIT TIPES

 Dewasa ini, Indonesia cukup dihadapi berbagai persoalan terkait bidang

kesehatan. Bidang kesehatan menjadi salah satu bidang yang perlu menjadi sorotan

utama karena sangat memberikan dampak yang luas bagi masyarakat ataupun

masing-masing individu. Timbulnya berbagai penyakit sering kali disebabkan

adanya bakteri patogen yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau

minuman yang kita konsumsi maupun lingkungan sekitar. Salah satu penyakit yang

sering menyerang anak-anak, remaja maupun orang dewasa yaitu adalah tipes.

Tipes merupakan penyakit infeksi sistemik yang berpotensi fatal yang disebabkan

oleh bakteri Salmonella enterica typhi (S.typhy). Berdasarkan data, WHO

memperkirakan beban penyakit demam tifoid global pada 11-20 juta kasus per

tahun mengakibatkan sekitar 128.000-161.000 kematian per tahun, sebagian besar

kasus terjadi di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Sub-Sahara. Negara

Indonesia kasus demam tifoid berkisar 350-810 per 100.000 penduduk, prevalensi

penyakit ini di Indonesia sebesar 1,6% dan menduduki urutan ke-5 penyakit

menular yang terjadi pada semua umur di Indonesia, yaitu sebesar 6,0% serta

menduduki urutan ke-15 dalam penyebab kematian semua umur di Indonesia, yaitu

sebesar 1,6%. (Khairunnisa, Hidayat and Herardi, 2020).


Penyakit yang disebabkan oleh bakteri umumnya akan diberikan penanganan

dengan pemberian antibiotik karena pada dasarnya antibiotik akan membunuh atau

menghambat pertumbuhan bakteri. Sumber antibiotik ini banyak dijumpai pada

bahan-bahan dapur salah satunya yaitu bawang putih. Bawang putih dikenal sebagai

antibakteri alami. Zat bioaktif yang berperan sebagai antibakteri dalam bawang

putih adalah allicin yang mudah menguap (volatil) dengan kandungan sulfur.

Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa bawang putih mampu

menghambat bakteri, baik bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Semakin

tinggi konsentrasi bawang putih, semakin besar diameter daya hambat (DDH) yang

dihasilkan, artinya aktivitas antibakteri semakin tinggi. Kemudian, metode yang

cocok dilakukan pada proses pemerolehan ekstrak pada bawang putih ini adalah

metode purifikasi. Proses purifikasi merupakan metode untuk mendapatkan

komponen bahan alam murni bebas dari komponen kimia lain yang tidak

dibutuhkan. Kemurnian bahan harus 95-100%. Sehingga dengan bawang putih

yang terpurifikasi akan menurunkan risiko terkena penyakit demam tifoid dan

mengurangi intensitas pertumbuhan bakteri patogen dalam tubuh (Purwantiningsih,

2019).


Penyakit demam tifoid yang biasa dikenal dengan tipes adalah penyakit yang

disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan menyerang bagian saluran

pencernaan. Selama terjadi infeksi, bakteri tersebut akan mengalami multiplikasi

dalam sel fagositik mononuklear dan secara berkelanjutan dilepaskan ke aliran

darah. Tipes tergolong dalam penyakit yang menular dan dapat mengakibatkan

adanya wabah, karena dapat menyerang banyak orang, baik orang dewasa maupun

anak-anak. Gejala-gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, karena sesuai

dengan patogenesis demam tifoid. Gejala ringan yang terjadi yaitu berupa panas

yang disertai diare, sehingga masih dapat disembuhkan. Namun parahnya, gejala

yang terjadi mampu mencapai bentuk klinis yang berat yaitu seperti gejala sistemik

panas tinggi, munculnya komplikasi gastrointestinal berupa perforasi usus atau

perdarahan hingga menyebabkan kematian (Idrus, 2020). Terdapat beberapa kasus

yang sering muncul dimasyarakat bahwa penyakit tipes sering kali kambuh. Hal itu

dapat disebabkan karena tipes yang sedari awal hanya menyerang sistem

pencernaan, namun dapat mendistribusi hingga ke berbagai organ lain sehingga

butuh penanganan yang lebih kompleks. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang

lebih lanjut untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh

penyakit tipes.


Sementara itu, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam

tanaman dengan pemanfaatan sebagai antibiotik terhadap bakteri. Hal itu perlu

digaris bawahi bahwa pemanfaatan harus dilakukan dengan maksimal sehingga

mampu mengatasi masalah kesehatan yang salah satunya adalah penyakit tipes.

Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antibiotik alami terhadap

bakteri yaitu bawang merah (Allium sativum). Beberapa penelitian telah

membuktikan bahwa bawang putih mempunyai efek antimikroba. Dalam penelitian

Farizal, Jon (2018) menyatakan bawang putih yang dipercaya bertanggung jawab

atas potensi antibakteri dan potensi teraputik lain bawang putih ialah kandungan

sulfur dalam bawang putih. Diantaranya ialah dialidesufate (allicin) dan juga

diallydisulfide (ajone). Zat alicin adalah komponen aktif utama bawang putih, zat

alicin adalah bahan utama yang bertanggung jawab atas spektrum luas aktivitas

antibakteri dalam bawang putih. Alisin merupakan komponen sulfur bioaktif utama

yang terkandung dalam bawang putih, komponen ini hanya akan muncul apabila

bawang putih dipotong atau dihancurkan, pada saat dihancurkan atau dipotong

kerusakan membran sel bawang putih ini akan mengaktifkan enzim ellinase, yang

akan membantu proses metabolisme allicin yang terkandung dalam sel lain. Hasil

zona hambat yang terbentuk kepada ekstrak bawang putih yaitu dengan

terbentuknya zona bening pada medium pertumbuhan bakteri Salmonella thypi.

Allicin termasuk senyawa sulfur yang reaktif dan cenderung tidak stabil yang

mempunyai kemampuan untuk melawan katalisator biologis (enzim) khususnya

yang berada di dalam atau di bawah lapisan bakteri yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Purifikasi bawang putih dilakukan guna

memperoleh ekstrak allicin yang akan digunakan sebagai antibakteri, dimana

proses purifikasi dapat dilakukan dengan menghancurkan bawang putih terlebih

dahulu agar ekstrak yang diinginkan dapat diperoleh. Selain itu juga, Ekstraksi

dapat dilakukan dengan etanol dan air pada suhu 25°C sehingga akan menghasilkan

allicin (Adhuri, 2018). Pemanfaatan Allium sativum dengan metode purifikasi

diharapkan mampu untuk mendegradasi keberadaan bakteri Salmonella thypi

penyebab penyakit tipes, serta dari kemurnian bahan yang diperoleh diharapkan

agar bakteri Salmonella thypi tidak membuat efek yang berkelanjutan setelah

seseorang mengalami demam tifoid.


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila


0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer