Sabtu, 19 November 2022

METODE “FIND-IT” GUNA MENGHADAPI PENDIDIKAN ERA 5.0

 Education is the most powerful weapon we can use to change the world

“Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kita gunakan untuk mengubah

dunia”

Nelson Rolihla Mandela


Berkaca dari kutipan di atas, meunjukkan bahwa pendidikan merupakan

aspek yang paling berpengaruh untuk merubah suatu peradaban. Sebagaimana

tertuang dalam Undang-Undang Nomor 02 Tahun 1989 pasal 4 tujuan dari

pendidikan ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

serta berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk itu kita tidak boleh meremehkan peraan

pendidikan di suatu negara. Lalu bagaimana dengan kondisi pendidikan di

Indonesia? Apa saja tantangan pendidikan di Indonesia? Dan apa saja strategi yang

perlu diupayakan untuk mengapai pendidikan yang maksimal dan berkualiatas?

Diterangkan dalam buku yang berjudul “Peluang & Tantangan Pendidikan

Abad 21” (PTPA 21) yang diterbitkan oleh Sampoerna School of Education (SSE) ,

Paulina Panen menyebutkan tiga tantangan pendidikan abad 21. Tantangan tersebut

antara lain globalisasi, keberpihakan siswa dan minat belajarnya, serta

perkembangan teknologi yang pesat. Ketiga hal yang disebutkan menunjukkan

bahwa pendidikan yang bertumpu pada pemberian pengetahuan dan keterampilan

kepada siswa di dalam kelas sudah dianggap kurang menarik. Isi dan materi belajar

saat ini sudah tidak relavan di tenga era globalisasisaat ini. Pendidikan harus

dirancang untuk memfasilitasi dan menjamin kualitas siswa. Artinya metode belajar

klasik dengan sudah patut diperhitungkan keefektivannya.


Pendidikan era Revolusi Industri 4.0 bertumpu pada 10 kompetensi , yaitu

bisa memecahkan masalah yang kompleks, berpikir kritis, kreatif, memanajemen

manusia, mampu bersosialiasi dengan orang lain, kecerdasan emosional, kemampuan

menilai dan mengambil keputusan, berorientasi mengedepankan pelayanan,

kemampuan negosiasi, serta fleksibilitas kognitif. 10 Kemampuan ini juga relevan

dalam menghadapi Society 5.0. Hadirnya Era society 5.0 sebagai solusi dari

Revolusi 4.0 yang dikhawatirkan akan mengakibatkan terdegredasinya moral dan

karakter manusia. Di era Society 5.0 ini nilai karakter harus dikembangkan, empati

dan toleransi harus dipupuk seiring dengan perkembangan kompetensi berfikir kritis,

inovatif, dan kreatif. Era Society 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan ruang maya

dan ruang fisik menjadi satu sehingga semua hal menjadi mudah dengan dilengkapi

kecerdasan buatan tanpa mengesampingkan sisi kemanusiaan.


Di Indonesia, Kementerian Pendidikan menerbitkan kurikulum yaitu sistem

perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu

lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran dalam satu

periode jenjang pendidikan. Kurikulum pendidikan ini juga beberapa kali mengalami

perubahan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pendidikan guna mencapai tujuan

pendidikan. Sejak kemerdekaan sampai sekarang, kurikulum pendidikan di Indonesia

sering kali berubah, terhitung sudah sebanyak 10 kali. Sistem kurikulum terakhir

yang berlaku yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang

menekankan pada empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek

keterampilan, aspek sikap, dan aspek perilaku.


Meskipun kurikulum ini dinilai sudah sempurna, namun pada kenyataannya

masih terdapat celah di dalamnya. Kurikulum ini dinilai kurang karena sistem

penilaiannya dinilai rumit. Model penilaian yang diharapkan mampu membantu

meningkatkan potensi siswa malah justru berbalik menjadi kendala. Dalam

kurikulum 2013, guru harus melakukan tiga set penilaian terhadap siswa, antara lain

penilaian sikap, penilaian kognitif, dan penilaian keterampilan. Hal ini memunculkan

masalah baru dalam dunia pendidikan yakni tenaga pendidik yang rata-rata sudah

berusia lanjut tidak memahami bagaimana sistem penilaian tersebut. Sehingga

pemerintah harus memberikan solusi baru atau menyempurnakan kekurangan dari

kurikulum tersebut. Dengan kurikulum baru tahun 2022 pemerintah berharap dapat

menghasilkan pendidikan yang berkualitas sehingga mampu mengakomodir

perubahan zaman dengan menekankan pada aspek pengembangan softskill dan

hardskill.


Pendidikan di era society 5.0. menekankan pada pentingnya karakter, moral,

dan keteladanan serta pengembangan soft skill dan hard skill kepada siswa. Era

society berusaha menyeimbangan antara mesin dan kecerdasan manusia. Softkill dan

hardskill perlu dikembangkan karena tidak bisa digantikan oleh teknologi mesin. Era

society membutuhkan capaian 4C yaitu, Critical Thinking (berpikir kritis dalam

menyelesaikan masalah), Communication Skills (kemampuan berkomunikasi),

Collaboration (kemampuan bekerja sama), dan Creativity (kreativitas). Untuk

menghadapi era society 5.0, pemerintah menyiapkan kurikulum 2022 yaitu dengan

pola pendidikan yang lebih terrfokus pada materi dasar dan tidak terlalu padat agar

guru memiliki waktu lebih untuk pengembangan karakter dan kompetensi siswa.

Ada dua bagian penting dalam Kurikulum 2022 yakni kegiatan tatap muka

dalam kelas dan kegiatan proyek yang dilakukan untuk mencapai Profil Pelajar

Pancasila. 20-30 % dari jam pelajaran dialokasikan untuk kegiatan praktik langsung

dilapangan. Satuan pendidikan diberi keleluasaan dalam mengatur waktu

pelaksanaan pelajaran. Untuk menunjang kurikulum baru 2022 yang menekankan

pada praktik lapangan, pemupukan karakter, dan kolaborasi, perlu adanya inovasi

model belajar “Find-It” yang artinya “menemukan”. Dalam sistem pembelajaran ini

siswa akan dituntun untuk menemukan tipe kecerdasan mereka sehingga mampu

mengembangkan softskill dan hardskill yang dimiliki. Mengadopsi sistem

pendidikan di Finlandia yang memasukkan sistem orientasi belajar, sistem

pembelajaran Find-It hanya akan menuntut siswa untuk belajar mengenai Ilmu

Pengetahuan Alam dan Sosial, Matematika, dan Bahasa, selama satu tahun ditahun

pertama mereka masuk sekolah. Kemudian di tahun berikutnya, mereka akan

dikelompokkan berdasarkan tipe kecerdasan masing-masing. Di setiap kelas akan

disediakan satu orang psikolog yang membantu mereka menemukan tipe kecerdasan

mereka. Ada beberapa tipe kecerdasan yang ada pada setiap individu, antara lain :

1. Kecerdasan Verbal-Linguistik (Kecerdasan verbal-linguistik berkaitan erat dengan

kata-kata, baik lisan maupun tertulis)

2. Kecerdasan logika-matematika (Berkaitan dengan kemampuan mengolah angka

dan kemahiran menggunakan logika.)

3. Kecerdasan spasial (kemampuan menangkap warna, arah, dan ruang secara akurat

serta mengubah penangkapannya ke dalam bentuk lain seperti dekorasi, arsitektur,

lukisan, dan patung)

4. Kecerdasan gerak-kinestetik (kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh

untuk mengekspresikan ide dan perasaan, serta keterampilan mempergunakan tangan

untuk mencipta atau mengubah sesuatu).

5. Kecerdasan musikal (kemampuan menangkap bunyi-bunyian, membedakan,

menggubah, dan mengekspresikan diri melalui bunyi-bunyi atau suara-suara yang

bernada dan berirama.orang)

6. Kecerdasan intrapersonal (Berkaitan dengan aspek internal diri seseorang, seperti

perasaan hidup, rentang emosi, kemampuan membedakan ragam emosi,

menandainya, dan menggunakannya untuk memahami dan membimbing tingkah

laku sendiri)

7. Kecerdasan interpersonal (kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan

orang lain, berempati, mengorganisasi kelompok, berteman, dan bersosialisasi).

Kecerdasan naturalis (Berkaitan dengan kemahiran dalam mengenali dan

mengklasifikasikan flora dan fauna, serta hal-hal di alam, serta peka terhadap alam

dan lingkungan).

8. Kecerdasan eksistensial (Kemampuan seseorang menempatkan diri dalam lingkup

kosmos, memaknai hidup, memaknai kematian, memahami nasib dunia jasmani dan

kejiwaan, dan memaknai pengalaman mendalam seperti cinta atau kesenian).

Metode pembelajaran Find-It ini akan membantu siswa dalam menemukan

tipe kecerdasan mereka sehingga pendidik akan memberikan pelajaran sesuai dengan

yang mereka butuhkan. Dengan begitu, soft skill dan hard skill siswa akan terasah

sesuai dengan tujuan kurikulum 2022 yang menekankan pada kemampuan sofskill

dan hard skill dalam menghadapi pendidikan di era society 5.0


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila


0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer