Jumat, 25 November 2022

EKSTRAKSI RAMBUT JAGUNG (Zea mays) DAN MINYAK JAGUNG SEBAGAI TABIR SURYA

Sinar matahari mempunyai peran yang penting bagi kehidupan makhluk hidup di

bumi yang terbagi atas berbagai jenis, diantaranya adalah sinar ultraviolet (UV)

A, B, dan C. Sinar matahari dapat memberikan efek yang menguntungkan dan

merugikan bagi kehidupan makhluk hidup. Pada paparan sinar matahari yang

melimpah dengan intensitas yang tinggi dapat menyebabkan hiperpigmentasi kulit

sehingga kulit menjadi kusam dan bersisik. Gelombang elektromagnetik yang

berasal dari sinar uv pada matahari dapat menimbulkan berbagai macam efek,

seperti sunburn, eritema, pigmentasi, hingga penuaan dini. Berdasarkan hal

tersebut, diperlukannya upaya untuk melindungi kulit yang merupakan

perlindungan terluar tubuh, salah satunya dengan menggunakan tabir surya

(sunscreen).


Tabir surya atau sunscreen dapat diperoleh dengan bahan alami dengan

kandungan yang mampu menghindari paparan sinar matahari. Sehingga senyawa

fenolik terutama flavoid memiliki potensi photoprotectionyang mampu melawan

hal tersebut (Abdiana, 2017). Berdasarkan hal tersebut, perlu mencari senyawa

tersebut pada tumbuhan seperti pada tanaman jagung. Bagian jagung yang selalu

terlupakan salah satunya rambut jagung. Hal tersebut menjadi limbah dan dapat

dilakukannya pemanfaatan yang optimal. Menurut Abdiana (2017) menyatakan

bahwa rambut jagung dapat melawan sinar uv karena pada rambut jagung

mengandung senyawa felonik dan terpenting senyawa flavoid.


Jagung salah satu makanan konsumsi masyarakat, namun dengan kondisi jagung

yang baik. Apabila kondisi jagung tidak layak jual pasti keberlanjutan jagung

tersebut hanya dilakukan proses pengeringan dan akan dijadikan kembali menjadi

benih jagung dengan tahapan sortir dan sisahya akan menjadi pakan hewan ternak.

Sehingga pengolahan jagung belum optimal. Rambut jagung kini hanya dibuang

saja namun beberapa sudah dapat memanfaatkannya dengan baik. Hal tersebut

dikarenakan kandungan pada buah jagung sangat kompleks.


Kandungan antioksidan pada tumbuhan mampu menghalau sifat radikal serta

dapat menutrisi kulit saat terpapar sinar uv. Hal tersebut dapat diperoleh dari

pembuatan minyak jagung secara sederhana. Kemudian hasil ekstraksi rambut

jagung menjadi suatu substansi yang kompleks apabila dilakukan penggabungan

antara rambut jagung dengan minyak jagung yang dibuat dari biji jagung. Oleh

karena itu, dilakukannya literatur ini untuk memastikan bahwa pemanfaatan

ekstraksi rambut jagung dengan minyak jagung sebagai tabir surya dapat

terbuktikan.


Sinar matahari yang terus menerus memapari kulit akan menyebabkan kerusakan

kulit karena efek oksidatif radikal bebas. Adanya sinar ultraviolet (UV) dari sinar

matahari dapat menyebabkan eritema, pigmentasi, fotosensitifitas, penuaan dini

dan kanker kulit. Senyawa fenolik yang berupa antioksidan dapat berperan

sebagai tabir surya untuk mencegah efek yang merugikan akibat radiasi UV pada

kulit karena anti oksidan sebagai fotoprotektif. Menurut Saputra (2017) yang

menyatakan bahwa Hasil dari penapisan fitokimia menunjukkan rambut jagung

positif mengandung fenol dan flavonid, yang merupakan suatu senyawa yang

berpotensi sebagai tabir surya dan anti oksidan. Rambut jagung merupakan

sekumpulan stigma yang halus, lembut, terlihat seperti benang maupun rambut

yang berwarna kekuningan. Rambut jagung berasal dari bunga betina dari

tanaman jagung (Bhaigyabati, 2011). Kandungan rambut jagung sangat

bermanfaat bagi kesehatan dan memiliki aktivitas sebagai antioksidan, sedangkan

pemanfaatan rambut jagung ini sendiri masih sangat minim.


Minyak jagung merupakan minyak yang kaya akan asam lemak tidak jenuh, yaitu

asam linoleat dan linolenat. Kedua asam lemak tersebut dapat menurunkan

kolesterol darah dan menurunkan resiko serangan jantung koroner. Minyak jagung

juga kaya akan tokoferol (Vitamin E) yang berfungsi untuk fungsi stabilitas

terhadap ketengikan. Didalam minyak jagung terdapat vitamin-vitamin yang

terlarut yang dapat digunakan juga sebagai bahan non-pangan yaitu obat-obatan.

Minyak jagung dapat digunakan sebagai alternatif untuk pencegahan penyakit

jantung koroner. Tetapi pemanfaatan jagung di Indonesia untuk di produksi

menjadi minyak jagung masih rendah.Krim merupakan sediaan kosmetik yang

digunakan sebagai perlindungan kulit bagian luar yang mempunyai keuntungan,

mudah diaplikasikan, lebih nyaman digunakan, tidak lengket dan mudah dicuci

dengan air.


Tubuh manusia dapat menghasilkan antioksidan tetapi jumlahnya tidak

mencukupi untuk menetralkan radikal bebas yang jumlahnya semakin banyak

dalam tubuh , sehingga diperlukan substansi khusus untuk melindungi tubuh dari

serangan radikal bebas (Sulandi, 2013). Kemudian pada rambut jagung

mengandung fenol. Kandungan Kimia rambut jagung telah dilaporkan

mengandung metabolit sekunder jenis flavonoid, asam klorogenat dan senyawa

fenolik lainnya. Rambut jagung kaya akan senyawa fenolik terutama flavonoid


Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi yaitu perendaman sampel dengan

menggunakan pelarut organik dengan tujuan agar sampel tumbuhan tersebut

mengalami pemecahan dinding sel dan membran sel sebagai akibat perbedaan

tekanan di dalam dan di luar sel sehingga senyawa metabolit sekunder yang

terdapat dalam sel akan terlarut dalam pelarut organik. Proses ekstraksi dilakukan

dengan maserasi, karena proses ekstraksi dengan cara maserasi masih mudah

dilakukan dan sangat kecil kemungkinan untuk terjadi kerusakan senyawa kimia

yang ada pada sampel.


Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol sebagai

pelarut. Ekstraksi masing-masing bahan dilakukan selama 3x24 jam. Fraksinasi

dengan metode ekstraksi cair cair dilakukan menggunakan pelarut n Heksan dan

etil asetat terhadap ekstrak yang paling aktif. Uji aktivitas antioksidan dilakukan

dengan menggunakan metode DPPH baik secara kualitatif maupun uji kuantitatif.

Uji secara kualitatif dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT), hasil

positif sebagai antioksidan ditandai dengan adanya bercak kuning berlatar ungu

dari larutan DPPH yang dilihat dibawah lampu UV. Uji aktivitas secara kuantitatif

adalah dengan menghitung nilai IC50 (Inhibitor Consentration) dari masing-

masing sampel. Sampel direaksikan dengan larutan DPPH kemudian diukur

menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Uji aktivitas tabir surya menggunakan

penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF). Pengukuran ini dilakukan pada

menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 290-

400 nm (interval 5 nm) (Kusriani, 2017).


Berdasarkan kandungan dari minyak jagung, banyak orang memilihnya karena

dalam minyak jagung tidak terdapat kandungan karbohidrat dan mengandung

protein dan vitamin, terutama vitamin E. Selain itu pada dasarnya, minyak jagung

terdiri dari asam lemak tak jenuh dan terdapat sejumlah kalori yang berasal dari

lemak tersebut, tidak seperti jenis kandungan antioksidan mampu mencegah dan

memperlambat proses penuaan dini (Dwiputra, 2015). Bahan pembuatan krim:

Asam stearat, Setil alkohol, Trietanolamin, Parafin Cair, Minyak Zaitun, Gliserin,

Metil paraben, Propil Paraben. Fase minyak yang terdiri dari asan stearat, seti

alkohol, parafin cair, minyak zaitun dan nipagin, dilebur diatas penangas air

dengan suhu 70°C - 75°C. Penambahan fase minyak sedikit demi sedikit sehingga

berubah menjadi krim (Saputra, 2020).


Dalam pembuatan tabir surya ini dilakukan proses ekstraksi dengan metode

maserasi dengan campuran etanol selama 3x24 jam. Dilakukan sesuai dengan

prosedur penelitian Kusriani (2017), kemudian dengan penambahan minyak

jagung pada campuran pembuatan fase minyak. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Dwiputra (2015) menggunakan minyak zaitun, untuk itu

dilakukannya pembaruan pada penggunaan minyak jagung karena minyak jagung

memiliki kandungan yang dapat membantu melengkapi dalam tabir surya. Selain

minyak jagung, terdapat bahan lainnya yaitu untuk membentuk krim tabir surya.

Bahan yang dibuat sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2020).

Dalam hal ini penggunannya dengan minyak jagung.


Esktraksi rambut jagung dan minyak jagung sebagai tabir surya dengan prosedur

yang sesuai dengan literatur menjadi salah satu inovasi terbaru untuk tabir surya

alami yang menghasilkan spf yang tidak kalah dengan tabir surya lainnya.

Kemudian krim tabir surya yang dibuat dengan konsistensi sesuai dengan literatur

dapat meresap pada kulit dan daapt berfungsi dengan baik karena kandungan dari

kedua bahan tersebut dapat mendukung tabir surya alami. Dalam hal ini, perlu

dilakukannya penelitian dengan baik untuk lebih mendukung dan membuktikan

lebih lanjut mengenai tabir surya alami dari ekstraksi rambut jagung dan minyak

jagung yang dilakukan berdasarkan literatur yang dilakukan oleh peneliti

sebelumnya.


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer