Jumat, 25 November 2022

INOVASI BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID 19 SEBAGAI IMPLIKASI DARI EDUCATION 4.0

Di tahun 2020 awal, dunia diguncangkan oleh munculnya virus yang belum

diketahui apa yang menjadi penyebab adanya virus tersebut. Pada akhir Desember

2019 China secara resmi melaporkan kepada organisasi kesehatan dunia (WHO)

mengenai virus yang dinamai Corona. Awal mulanya virus ini ditemukan di

Wuhan, dinamakan sebagai virus Corona dikarenakan virus ini memiliki bentuk

seperti mahkota. Lalu WHO mengumumkan secara resmi bahwa “Covid-19”

menjadi nama resmi untuk virus Corona (Fatmawati. 2021). Hingga saat ini

Covid-19 masih menjadi pembicaraan yang hangat di seluruh dunia. Virus ini

sangat cepat menular bahkan telah menyebar ke berbagai negara termasuk

Indonesia, hanya dalam hitungan bulan saja, sehingga WHO menetapkan bahwa

wabah ini sebagai pandemi yang mengglobal. Banyak negara menetapkan

kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran

covid 19 ini.


Indonesia telah memutuskan suatu kebijakan yang berlaku untuk setiap

daerah, yaitu Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ditetapkannya kebijakan ini maka berbagai bidang mengalami berbagai

perubahan, salah satunya bidang pendidikan. Di dalam bidang pendidikan,

pemerintah lewat Kemendikbud berusaha untuk tetap melaksanakan pembelajaran

walaupun dengan cara yang tidak seperti biasanya. Kemendikbud memutuskan

Indonesia tetap melangsungkan pendidikan, tetapi dengan sistem dan peraturan

yang tidak seperti biasanya dimana proses belajar mengajar dilakukan di rumah

dan prosesnya dilakukan secara daring (Hidayat NAS, dan Nurul N. 2022).

Pembelajaran daring adalah suatu sistem pembelajaran tatap muka secara

langsung antara guru dan siswa, tetapi dilakukan melalui media online yang

menggunakan jaringan internet. Dengan demikian seorang guru harus mendesaian

media dan model pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media

online Pembelajaran online selama periode pascapandemi ini menggunakan

inovasi pembelajaran jarak jauh menggunakan sistem pembelajaran campuran

yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Sistem blended learning

ini menggunakan rasio 50:50, yang berarti separuh dari seluruh siswa belajar

secara online dan offline.


Secara etimologi blended learning terdiri dari dua kata yaitu blended dan

learning. Blended berarti “campuran atau gabungan, bersama untuk meningkatkan

kualitas agar bertambah baik”, atau formula suatu penyelarasan kombinasi atau

penyelarasan perpaduan. Sedangkan learning memiliki makna umum yakni

belajar, dengan demikian sepintas mengandung makna pembelajaran yang

mengandung arti pencampuran, atau penggabungan yakni antara satu pola dengan

pola lainnya. Jadi, blended learning adalah kombinasi pembelajaran tradisional

dan lingkungan pembelajaran elektronik (Hayati, N., & Wijaya, M.. 2018).


Blended learning adalah sistem formal yang memungkinkan sebagian

pelajar untuk belajar melalui konten dan intruksi yang disediakan secara online

dengan kendali waktu, tempat, urutan, dan kecepatan belajar program pendidikan.

Blended learning mermadukan antara pembelajaran kelas tradisional dengan

pembelajaran berbasis teknologi (modern). Blended learning merupakan suatu

sistem belajar yang memadukan antara belajar secara face to face dengan belajar

secara daring (melalui penggunaan fasilitas/media internet). Jadi, blenden learning

merupakan sebuah strategi belajar mengajar yang bertujuan untuk mencapai

tujuan pembelajaran dengan cara memadukan pembelajaran tatap muka dengan

pembelajaran berbasis teknologi dan informasi yang dilakukan secara daring.

Sebagai sebuah strategi pembelajaran yang memadukan antara belajar secara face

to face dengan belajar secara daring, blended learning mendesain dan

mengimplementasikan pembelajaran baik dalam hal isi maupun penyampaiannya

dilakukan secara online. Berbagai inovasi penggunaan teknologi pembelajaran

dengan sangat mudah dapat dicari dan dipergunakan, ini membuat penggabungan

pembelajaran klasikal dengan pembelajaran berbasis online menjadi pilihan yang

sangat tepat pada era digital saat ini.


Apapun bentuk strategi, metode ataupun model pembelajaran yang

diterapkan dan dimanfaatkan dengan baik dan tepat di dalam pendidikan akan

memperluas kesempatan belajar, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas

pembelajaran, memfasilitasi pembentukan keterampilan, dan mendorong belajar

sepanjang hayat secara berkelanjutan seperti yang disampaikan pada awal tulisan

ini. Blended learning bukanlah satu-satunya alternatif dalam mengatasi

permasalahan pembelajaran. Namun di tengah pesatnya arus informasi dan

komunikasi diberbagai lapisan masyarakat, menjadikan blended learning solusi

esensial masa kini.


Pesatnya perkembangan teknologi informasi dapat menjawab permasalahan

yang muncul pasca pandemi Covid- 19, khususnya permasalahan dalam proses

pembelajaran. Teknologi informasi yang berperan dalam dunia pendidikan yang

sekarang lagi booming adalah pembelajaran daring. Pembelajaran daring jelas

berbeda dengan pembelajaran biasa, pembelajaran daring lebih mengedepankan

kepada kemampuan anak didik dalam menerima dan mengolah informasi.


Pembelajaran daring berfungsi sebagai penghubung antara guru dengan

anak didiknya melalui jaringan internet yang dapat diakses kapan saja dan dimana

saja. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam setiap negara. Namun,

mengingat kondisi saat ini, banyak pertimbangan dalam menentukan suatu inovasi

sebagai upaya mengatasi kondisi pandemi ini. Selama penerapan new normal,

setelah sekitar 1,5 tahun menghadapi pandemi besar-besar yang menghambat

segala aktivitas masyarakat untuk bertemu dan berinteraksi. Namun di era

kenormalan baru ini, kegiatan belajar mengajar tatap muka, dimana guru dan

siswa hadir secara langsung di dalam kelas, kini beralih ke kegiatan belajar

melalui media elektronik, baik online maupun offline.


Blended learning dapat digunakan sebagai metode dalam penerapan

pembelajaran pada Education 4.0. Dimana Blended learning ini menggabungkan

antara E-learning dan tatap muka. Pada Blended learning segala materi yang

bersifat teoritis dapat diberikan melalui Platform belajar online. Platform digital

merupakan suatu program yang dapat menunjang dalam keberhasilan

pembelajaran daring. Dalam menyediakan sebuah materi E-learning setiap

institusi dapat membuat sebuah website E-learning sendiri atau dapat dengan

memanfaatkan platform yang telah tersedia seperti Google classroom, Vclass,

Rumah belajar, Kelas pintar, Zenius, Ruang guru dan beberapa platform lainnya.

Namun dengan platform ini hanya dapat digunakan sebagai media diskusi tanpa

adanya pantau yang dilakukan oleh guru. Maka dari itu dengan adanya inovasi

blended learning ini juga kita dapat memanfaatkan teknologi untuk memanfaatkan

fiture aplikasi zoom, Gmeet dan aplikasi lainnya yang dapat digunakan guru untuk

tetap bisa memantau setiap kegiatan pembelajaran mahasiswanya selama

pembelajaran online.


Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa rata-rata minat belajar

mahasiswa sebelum pembelajaran blended learning sebesar 66,70. Sedangkan

hasil rata-rata skor minat belajar setelah diberikan pembelajaran dengan

memanfaatkan blended learning, yaitu 85,48. Dengan demikian, terdapat

peningkatan rata-rata minat belajar mahasiswa sebesar 18,78 (Inggriyani et al.,

2019).


Teknologi informasi (TI) dan Internet memiliki banyak manfaat, tetapi ada

beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan TI dan Internet tidak dapat

digunakan secara optimal. Kesiapan pemerintah Indonesia masih dipertanyakan

dalam system pembelajaran online. Salah satu penyebab utama adalah kurangnya

ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur

telekomunikasi dan perangkat hukum yang mengaturnya. Selain itu masih

terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi,

multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk

pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan, dimana setiap perusahaan harus bisa

memaksimalkan setiap kekuatan (strength) dan peluang (oppourtunities) dan bisa

meminimalkan kelemahan (weakness) serta ancaman (threats) (Rangkuti, F.2009).

Analisis SWOT dilandasi oleh suatu logika bahwa keberhasilan suatu usaha atau

organisasi ditentukan oleh kondisi internal dan eksternal usaha atau organisasi

yang bersangkutan. Analisis SWOT juga biasanya digunakan untuk menganalisis

suatu kasus yang kompleks atau menyusun rencana yang bersifat strategis.


Berdasarkan analisis SWOT yang terdapat beberapa kelemahan dan

ancaman yang dirasakan seperti rasa malas dan jenuh selama proses pembelajaran,

perlunya banyak persiapan seperti kuota, laptop, dan jaringan internet yang stabil,

sulitnya konsentrasi selama pembelajaran online dikarenakan suasana rumah yang

kurang mendukung, dan kurangnya interaksi secara langsung baik dengan tenaga

didik maupun teman. Dari kelemahan dan ancaman yang dirasakan perlu adanya

sebuah solusi yang diberikan agar selama pembelajaran daring tetap berjalan

dengan baik dan efisien dengan cara membuat animasi video/ppt yang menarik

agar tidak jenuh, memanfaatkan kuota belajar yang diberi oleh pemerintah, pada

saat pembelajaran berlangsung pelajar harus sudah menyiapkan diri untuk

mengikuti pembelajaran dengan keadaan yang tenang tanpa adanya gangguan


sekitar, seperti belajar di ruangan tertutup yang memungkinkan tidak dapat

diganggu oleh siapapun, dan dikarenakan pembelajaran daring membuat kita

jarang berinteraksi dengan teman dan tenaga didik bukanlah hal yang terlalu

menjadi permasalahan karena dapat melakukan interaksi dengan memanfaatkan

video call via whatsapp, zoom, maupun gooogle meet.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

pembelajaran blended learning merupakan penggabungan pembelajaran klasikal

dengan pembelajaran berbasis online menjadi pilihan yang sangat tepat pada era

digital saat ini. Blended learning dapat digunakan sebagai metode dalam

penerapan pembelajaran pada Education 4.0. Dimana Blended learning ini

menggabungkan antara E-learning dan tatap muka. Dalam pembelajaran E-

learning dapat menggunakan beberapa situs web atau platform seperti Google

classroom, Vclass, Rumah belajar, Kelas pintar, Zenius, Ruang guru dan dapat

memanfaatkan beberapa fiture aplikasi zoom, Gmeet dan aplikasi lainnya. Untuk

dapat mewujudkan sistem pembelajaran yang mendukung perkembangan

education 4.0 ini maka harus adanya sebuah solusi yang dapat menerapkan sistem

pembelajaran blended lerning ini menjadi lebih efisian dan efektif


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer