Sabtu, 04 Desember 2021

 PENGEMBANGAN BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG (IPOMOEA

REPTUNS) MELALUI MEDIA SISTEM HIDROPONIK


ESAI 

Oleh

Nadira Febri Faradila (Pendidikan Sejarah/1913033032)

Renaldy Jovanda (Pendidikan Sejarah/1913033002)


PENDAHULUAN


Kangkung merupakan jenis sayuran yang banyak digemari masyarakat, (Sofiari,

2009). Menurut Teguh Sutanto (2015) bahwa dengan budidaya secara hidroponik

dapat dilakukan dalam ruang yang sempit, media tanam dapat diatur secara

vertikal. Pada tanaman hidroponik juga dapat memberikan kesan design interior

yang bagus dan menarik untuk digunakan sebagai hiasan di rumah. Banyak

sebagian orang tidak mengetahui tentang apa itu hidroponik, dan bagaimana cara

menanamnya. Pada sistem penanaman hidroponik, nutrisi pada pupuk hidroponik

harus mengandung unsur makro dan unsur mikro yang banyak dibutuhkan oleh

tanaman. Dalam menanam hidroponik juga ada aspek-aspek yang perlu

diperhatikan untuk menunjang tanaman hidroponik seperti air, media tanam, unsur

hara dan oksigen. Tanaman secara hidroponik ini juga sangat ramah lingkungan,

tidak menggunan pestisida yang dapat merusak tanah dan tidak menimbulkan

banyak polusi.


Kangkung yang diperbanyak secara hidroponik banyak mempunyai kelebihan,

selain lebih bersih dari teknik konvensional (menggunakan media tanah),

pemanenan kangkung dapat dipotong, dan sisa batang akan tumbuh menjadi tajuk

baru yang dapat dipanen lagi dalam waktu 10 minggu setelah panen pertama dan

hasilnya tetap tinggi. Hal ini karena suplai nutrisi yang terpenuhi, sehingga

perkembangan tajuk masih dapat maksimal. Penggunaan sistem hidroponik

dalam budidaya ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil

tanaman kangkung (Hidayati, 2017:75-76).


Tujuan penulisan kajian esay ini adalah untuk memberikan solusi terhadap

permasalahan yang timbul ketika masyarakat ingin melakukan kegiatan bercocok

tanam maupun kegiatan bertani. Permasalahan tersebut terkait lahan pertanian

yang yang akan digunakan untuk bercocok tanam. Semakin maju dan pesatnya

perkembangan zaman akan membuat semakin mahal harga lahan perhektarnya.

Selain itu timbul permasalahn di masyarakat terkait pencemaran lingkungan

akibat limbah plastik.


Harapanya dengan dibuatnya kajian esay terkait Hidroponik Tanaman Kangkung

ini, dapat memberikan solusi kepada petani maupun masyarakat agar bisa

bercocok tanam dengan cara efektif, mudah dan menjanjikan dalam hal

penghasilan dan keberhasilan dari kegiatan bercocok tanam ini.


PEMBAHASAN


2.1. Analisis Permasalahan

Tahapan analisis yang dilakukan dimulai dengan identifikasi permasalahan di

bidang pertanian yaitu lahan pertanian yang semakin berkurang dan juga

peningkatan limbah plastik seperti botol bekas yang dapat mencemari lingkungan.

Lahan pertanian yang semakin berkurang merupakan permasalahan utama di

daerah perkotaan. Selain itu, pemakaian pupuk anorganik dengan dosis yang

selalu ditingkatkan tanpa diikuti peningkatan produksi juga merupakan

permasalahan penting. Kondisi ini menyebabkan masyarakat kesulitan tercukupi

kebutuhan akan sayur-sayuran yang sehat.


Kajian esay ini juga didasari oleh beberapa penelitian yang sudah pernah

dilakukan.Pertama penelitian yang dilakukan oleh Charly Mutiara, Diana Segu

dan Philipus N. Supardy pada tahun 2021 dengan judul Penerapan Hidroponik

Tanaman Kangkung Organik di Kelurahan Lokoboko Kecamatan Ndona. Fokus

penelitian ini yaitu Penerapan Hidroponik Tanaman Kangkung Organik.


2.2. Peranan Botol Plastik Bekas pada Hidroponik Kangkung


Botol plastik bekas adalah salah satu jenis sampah anorganik yang banyak

ditemukan di sekitar kita. Sebagian besar kemasan botol plastik tidak

direkomendasikan untuk digunakan berulang kali, karena akan berdampak negatif

bagi kesehatan meski dalam jangka waktu yang relatif lama. Akan tetapi botol

plastik tersebut sebenarnya masih memilik banyak manfaat. Salah satunya yaitu

dapat dijadikan sebagai media tanaman dengan sistem hidroponik.


Secara umum hidroponik memiliki pengertian sebagai teknik bercocok tanam

dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Dalam

pengertian sehari-hari, hidroponik dikenal sebagai cara bercocok tanam tanpa

tanah. Menanam suatu komuditas dengan teknik hidroponik bagi sebagian orang

adalah sesuatu yang sulit dan membutuhkan modal yang besar. Padahal tidak

demikian, bercocok tanam dengan teknik hidroponik justru relatif lebih praktis


dan mudah. Meskipun saat ini sudah banyak diantara kita yang menguasai

berbagai macam teknik hidroponik, namun tidak tertutup kemungkinan masih

lebih banyak orang yang belum faham tentang bercocok tanam tanpa tanah ini

(Khalil, 2021:41-42).


Tanaman yang sering dibudidayakan menggunakan sistem hidroponik adalah

tanaman sayur-sayuran salah satunya yaitu tanaman kangkung. Hal dikarenakan

batang sayur-sayuran tidak terlalu besar dan berat. Hidroponik selain memberi

manfaat produktif, juga bisa diletakkan di teras rumah untuk hiasan karena secara

visual terlihat indah. Sayuran merupakan sumber makanan yang menyediakan

nutrisi lengkap untuk kepentingan tubuh (Mutiara, dkk, 2021:93).


Seperti yang diketahui bahwa plastik berdampak buruk bagi lingkungan

karena sifat plastik yang memang susah diuraikan oleh tanah meskipun

sudah tertimbun bertahun-tahun. Sampah dapat menjadikan masalah dan

juga dapat bermanfaat dalam menguatkan ekonomi masyarakat. Sampai

saat ini peran serta masyarakat secara umum hanya sebatas pembuangan

sampah saja belum sampai pada tahapan pengelolaan sampah yang dapat

bermanfaat kembali bagi masyarakat Pengelolaan sampah merupakan

perlakuan terhadap sampah untuk memperkecil masalah yang timbulkan pada

lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan sampah dapat berbentuk

membuang sampah atau mengembalikan sampah menjadi bahan yang

bermanfaat (Haifaturrahmah, dkk, 2017:11-12).


Penulisan esay ini dilakukan guna memberikan edukasi dan menggugah

masyarakat untuk berperan aktif dalam mengelola sampah menjadi lebih

bermanfaat. Mengurangi limbah botol plastik di sekitar kita akan memberikan

dampak positif bagi lingkungan, terlebih lagi akan memiliki nilai tambah bagi

masyarakat yakni dapat mengelola tanaman sayur atau buah di pekarangan sendiri

dengan sistem hidroponik pada tanaman kangkung.


2.3. Meminimalisir Penggunaan Lahan Pertanian Berbasis Hidroponik pada

Tanaman Kangkung


Bagi warga kota bercocok tanam menjadi hal yang sulit dilakukan karena

terbatasnya lahan. Saat ini pola bangunan warga kota adalah apartemen dan

perumahan minimalis dimana notabene warga memiliki luas tanah yang sempit

(Istiqomah, 2006), kondisi tanah yang kritis dan keterbatasan jumlah air. Maka hal

tersebut dibutuhkan solusi agar warga kota dapat bercocok tanam. Didasarkan hal

tersebut, pola tanam hidroponik menjadi salah satu alternatif yang baik bagi warga

kota agar tetap dapat bercocok tanam dilingkungan sekitarnya salah satunya

adalah budidaya hidroponik kangkung.


Hidroponik merupakan metode yang sangat cocok digunakan, karena hal tersebut

dapat untuk mengurangi (1) kebutuhan air, (2) risiko makanan yang tidak sehat,

(3) pencemaran lingkungan. Berkebun bagi sebagian orang apalagi yang berasal

dari kota tidak hanya sekedar sebagai hobi saja melainkan juga salah satu bentuk

tindakan untuk mendukung ketahanan pangan, memperindah lingkungan dan bagi

yang menekuninya dengan serius akan mampu meraup keuntungan dalam jumlah

besar. Berbagai sistem hidroponik dapat digunakan di daerah perkotaan secara

intensif untuk meningkatkan nilai produksi tanaman. Salah satu cara tanam

hidroponik yang dapat dilakukan di perkotaan adalah vertikal farming dan sky

farm. Metode penanaman hidroponik memiliki berbagai macam keunggulan, yaitu

pertumbuhan tanaman dapat di kontrol (Lingga, 2004), tanaman dapat berproduksi

dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, tanaman jarang terserang hama

penyakit karena terlindungi, pemberian air irigasi dan larutan hara lebih efisien

dan efektif, dapat diusahakan terus menerus tanpa tergantung oleh musim, dan

dapat diterapkan pada lahan yang sempit (Waluyo,dkk, 2021:62).


Salah satu kelebihan menanam dengan sistem hidroponik yaitu dapat ditanam

pada lahan terbangun seperti diteras rumah, ditaman belakang rumah atau diatap

rumah (roofgarden). Hal tersebut bisa terjadi karena media tanam yang digunakan

adalah air. Selain air sebagai media tanam, juga terdapat beberapa media yang


berperan sebagai wadah air seperti paralon, dan botolair mineral. Kegiatan

penanaman bisa dilakukan pada paralon dan botol air mineral sehingga tidak harus

memerlukan lahan pertanian yang luas untuk melakukan kegiatan bercocok tanam

(Hidayat, 2020:145).


PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Kangkung memang bukanlah sayuran yang tergolong mahal, karena kangkung

memiliki pertumbuhan yang sangat cepat jadi tidak memerlukan waktu yang lama

untuk memanen kangkung. Dengan menanam kangkung secara hidroponik, itu

artinya kita sudah memperkecil peluang sayuran yang akan kita makan tercemar

oleh hama penyakit karena dengan menggunakan metode hidroponik kita telah

menghindarkan kontak antara kangkung dengan tanah yang menjadi sumber

penyakit. Dengan menanam kangkung sendiri, kita dapat menghemat sedikit

pengeluaran untuk makan sehari-harinya dan kita sudah memperkecil peluang kita

untuk beraktivitas di luar rumah.


Ada beberapa tahapan dalam menanam kangkung secara hidroponik yaitu

penyemaian benih kangkung, pemupukan, perawatan, dan pemanenan. Jika dilihat

dari tahapan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa menanam kangkung bukan

perkara yang sulit. Kita dapat menanam kangkung tanpa harus menghabiskan

banyak waktu dan uang. Kita juga mendapatkan keuntungan berupa sayuran yang

sehat dan higenis. Selain untuk keperluan sehari-hari, kita dapat memproduksi

kangkung secara besar dan menjadikannya sebagai ladang usaha. Apalagi dengan

menggunakan metode hidroponik, kita tidak membutuhkan lahan yang sangat luas

untuk menanam kangkung. Dengan menjadikan penanaman kangkung dengan

metode hidroponik sebagai ladang usaha, bukan tidak mungkin kita akan

melahirkan beberapa peluang usaha baru yang erat hubunganya dengan kangkung.

Kebermanfaatan lain pada hidroponik kangkung ini adalah kita bias

memanfaatkan sampah atau botol bekas yang akan digunakan sebagai media atau

tempat untuk hidroponik kangkung ini, sehingga dapat mengurangi tercemarnya

lingkungan sekitar dari botol plastic yang notabennya sulit terurai dalam jangka

waktu bertahun-tahun.


3.2 Saran

Melihat betapa besarnya kebermanfaatan dari metode hidroponik kangkung untuk

mengurangi pencemaran atau limbah botol platik pada lingkungan dan

pemanfaatan lahan untuk bercocok tanam menggunakan metode hidroponik.

Disarankan kepada masyarakat untuk bisa lebih mengembangkan hidroponik tidak

hanya pada tanaman atau sayur-sayuran saja melainkan pada buah-buahan. Selain

itu penggunaan pupuk dalam merawat tanaman hidroponik untuk membantu

petani dalam memproduksi dan menjual hasil pupuk kompos maupun organik.


DAFTAR PUSTAKA


Haifaturrahmah, H., & Nizaar, M. (2017). Pemanfataan Botol Plastik Bekas

sebagai Media Tanam Hidroponik dalam Meningkatkan Kesadaran Siswa

Sekolah Dasar terhadap Lingkungan Sekitar. JMM (Jurnal Masyarakat

Mandiri), 1(1), 10-16.


Hidayati, N., Rosawanti, P., Yusuf, F., & Hanafi, N. (2017). Kajian penggunaan

nutrisi anorganik terhadap pertumbuhan kangkung (Ipomoea reptans Poir)

Hidroponik sistem wick. Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan,

4(2), 75-81.


Hidayat, S., Satria, Y., & Laila, N. (2020). Penerapan Model Hidroponik Sebagai

Upaya Penghematan Lahan Tanam di Desa Babadan Kecamatan Ngajum


Istiqomah, S. (2006). Menanam hidroponik: Ganeca Exact.


Khalil, F. I., Abdullah, S. H., Sumarsono, J., Priyati, A., & Setiawati, D. A.

(2021). Pemanfaatan Limbah Botol Plastik sebagai Media Hidroponik di

Desa Kediri Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Ilmiah

Abdi Mas TPB Unram, 3(1).


Lingga, P. (2004). Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya: Jakarta.


Mutiara, C., Segu, D., & Supardi, P. N. (2021). Penerapan Hidroponik Tanaman

Kangkung Organik di Kelurahan Lokoboko Kecamatan Ndona. Mitra

Mahajana: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 90-96.


Sofiari, E. 2009.KarakterisasiKangkung varietas sutera berdasarkan panduan

pengujian individual. Buletin Plasma Nutfah, 15(2): 4950.


Waluyo, M. R., Nurfajriah, N., Mariati, F. R. I., & Rohman, Q. A. H. H. (2021).

Pemanfaatan Hidroponik Sebagai Sarana Pemanfaatan Lahan Terbatas

Bagi Karang Taruna Desa Limo. IKRA-ITH ABDIMAS, 4(1), 61-64.


0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer