Senin, 01 Desember 2025

TRIPTOMAG BITES: EFEKTIVITAS BISKUIT FUNGSIONAL TRIPTOFAN-MAGNESIUM DARI PISANG CAVENDISH DAN BAYAM MERAH DALAM MEREDUKSI INTENSITAS MALADAPTIVE DAYDREAMING (MD)

 Pendahuluan

Maladaptive Daydreaming (MD) adalah kondisi psikologis yang ditandai oleh  aktivitas berkhayal atau melamun secara berlebihan sehingga mengganggu  interaksi sosial dan kemampuan fungsional individu sehari-hari. Fenomena ini  melibatkan fantasi intens dan kompulsif yang dapat menghambat produktivitas  sosial, akademik, maupun pekerjaan. Walau sampai saat ini MD belum diakui  sebagai gangguan resmi dalam klasifikasi gangguan mental internasional,  penelitian terus berkembang dan kriteria diagnostik pun mulai diajukan oleh para  ahli untuk pengakuan resmi secara global (Sitoresmi & Andriani, 2024; Somer et  al., 2017). 

Maladaptive Daydreaming tidak hanya merupakan fenomena psikologis yang  relatif baru tapi juga memiliki prevalensi yang tidak sedikit. Studi epidemiologi  global memperkirakan sekitar 2,5% dari populasi dunia mengalami Maladaptive  Daydreaming. Jika dirunut secara kuantitatif, angka ini berarti bahwa lebih dari 190  juta orang di seluruh dunia mengalami kondisi ini dengan intensitas yang  mengganggu fungsi sehari-hari (Somer et al., 2016). 

Di Indonesia, studi yang dilakukan oleh Gifari Mutia Ningtyas (2022) pada generasi  Z menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden mengalami maladaptive  daydreaming dalam kategori sedang, dengan masing-masing aspek dimensi  melamun seperti yearning, impairment, kinesthesia, dan music menunjukkan  tingkat yang bervariasi namun signifikan. Penelitian ini melibatkan 485 responden  dari 22 provinsi di Indonesia, yang memperlihatkan bahwa fenomena MD cukup  meluas dan perlu mendapatkan perhatian serius dalam konteks kesehatan mental di  tanah air (Ningtyas, 2022). 

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak samping intervensi  farmakologis, terdapat kebutuhan mendesak untuk mencari alternatif alami yang  dapat mengurangi gejala MD dengan risiko efek samping yang minimal.  Pendekatan non-obat, seperti program mindfulness dan self-monitoring, telah  menunjukkan efektivitas signifikan dalam mengurangi intensitas MD (Herscu et al., 2023). Selain itu, intervensi dietetik sebagai bagian dari pendekatan holistik mulai  mendapat perhatian, mengingat peranan pola makan yang sehat dalam mengatasi  komorbiditas seperti kecemasan, depresi, dan stres yang kerap menyertai MD  (Taylor & Holscher, 2020). 

Salah satu pendekatan fungsional yang menjanjikan adalah penggunaan nutrisi  yang dapat membantu menjaga kestabilan aktivitas mental. Triptofan sebagai  prekursor serotonin, penting untuk regulasi mood dan fokus, serta magnesium yang  memiliki fungsi sebagai modulator stres dan antagonis reseptor NMDA, berperan  penting dalam menjaga kesehatan psikologis (Jenkins et al., 2016; Boyle et al.,  2017). 

Kajian ini fokus pada pengembangan biskuit fungsional TriptoMag Bites, yang  diformulasikan menggunakan pisang Cavendish sebagai sumber triptofan dan  bayam merah sebagai sumber magnesium. Melalui formulasi ini diharapkan ada  pengurangan intensitas gejala maladaptive daydreaming pada konsumen,  memberikan alternatif intervensi alami untuk membantu mengatasi masalah  tersebut secara efektif dan berkelanjutan.


Pembahasan

Maladaptive Daydreaming (MD) adalah sebuah fenomena yang diperkenalkan oleh  Somer pada tahun 2002, yang mengacu pada aktivitas berfantasi secara berlebihan  yang menggantikan interaksi sosial maupun mengganggu fungsi akademik,  interpersonal, atau pekerjaan seseorang. Inti dari definisi ini adalah bahwa  berkhayal yang berlebihan bukan lagi sekadar pelarian sesaat, melainkan sudah  mengganggu kehidupan sehari-hari dan dianggap sebagai mekanisme koping yang  tidak sehat atau maladaptif. 

Maladaptive daydreaming telah diteliti dari berbagai sisi, termasuk faktor risiko,  tingkat prevalensi, hingga intervensi yang telah diuji. Para peneliti menemukan  bahwa MD sering terjadi bersama gangguan psikologis lain seperti gangguan  pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD), kecemasan, depresi, autisme  spektrum, gangguan obsesif-kompulsif, hingga kecanduan zat. Bahkan, terdapat  dugaan bahwa MD mirip atau termasuk dalam kategori gangguan disosiatif,  obsesif-kompulsif, atau kecanduan. 

Penelitian oleh Brenner, Somer, dan Abu-Rayya (2021) menunjukkan bahwa bagi  para pelamun maladaptif, berfantasi berfungsi sebagai kompensasi untuk  memenuhi kebutuhan pribadi yang tidak tercapai secara nyata. Namun, lamunan ini  hanya memberikan kepuasan sementara sehingga sebenarnya membuat mereka  kurang produktif dan melewatkan waktu yang seharusnya dipakai untuk menjalani  kehidupan nyata. Terutama pada masa dewasa awal, saat individu seharusnya  bertanggung jawab pada dirinya sendiri, pelamun maladaptif cenderung memiliki  perasaan rendah diri, kesulitan mempercayai orang lain, dan ambivalen terhadap  hubungan interpersonalnya. Mereka berharap pengertian dan kasih sayang dari  orang lain, namun merasa tidak aman dalam menjalin hubungan tersebut (Sandor,  2021). 

Secara humanis, kondisi ini menggambarkan bagaimana rasa tidak terpenuhi dalam  kehidupan nyata bisa mendorong seseorang masuk ke dunia fantasi yang 

berlebihan, namun dunia tersebut justru menimbulkan kesulitan dan tantangan baru  dalam hidup nyata mereka. 

2.1 Peran Triptofan dan magnesium 

Triptofan adalah asam amino penting yang kita dapatkan dari berbagai makanan  seperti daging, susu, buah, dan biji-bijian. Selain berperan dalam pembentukan  protein, triptofan juga sangat penting karena merupakan bahan baku utama  pembentukan serotonin, neurotransmitter yang mengatur suasana hati dan fokus.  Jika asupan triptofan berkurang, kadar serotonin di otak ikut turun, yang berdampak  pada perasaan sedih dan sulit berkonsentrasi. Jadi, triptofan punya peran besar  dalam menjaga mood dan kemampuan fokus. 

Sedangkan magnesium adalah mineral penting yang membantu menjaga fungsi  saraf dan mengatur sistem stres tubuh. Mineral ini bekerja dengan menstabilkan  sinyal saraf dan membantu produksi neurotransmitter seperti serotonin.  Kekurangan magnesium bisa menyebabkan masalah seperti kram otot, kecemasan,  hingga depresi. Selain itu, magnesium juga berperan dalam mengatur hormon  melatonin yang mengontrol siklus tidur, sehingga magnesium membantu  meningkatkan kualitas tidur dan membuat kita merasa lebih rileks dan tenang. 

2.2 Sumber Alam Triptofan dan Magnesium 

a. Kandungan Triptofan pada Pisang Cavendish (Musa Cavendishii

Pisang Cavendish dipilih sebagai salah satu bahan Tripto-Mag Bites bukan  hanya karena kandungan asam aminonya, tetapi juga karena profil nutrisinya  yang mendukung penyerapan di otak. Berdasarkan database USDA (diperbarui  2023) dan analisis HPLC dari studi botani, pisang Cavendish matang  mengandung 10-13 mg triptofan per 100 gram buah segar. Ini setara dengan 12- 20 mg triptofan, menyumbang sekitar 4-7% dari kebutuhan harian dewasa (280- 

350 mg/hari untuk pria dan wanita). 

Pisang Cavendish juga mengandung vitamin B6 (0.4 mg/100g), yang berfungsi  sebagai kofaktor enzim triptofan hidroksilase untuk mengonversi triptofan 

menjadi serotonin. Karbohidrat sederhana (23g/100g) di pisang memfasilitasi  transportasi triptofan ke otak melalui lonjakan insulin, meningkatkan  bioavailabilitas hingga 20-30%. 

Triptofan melintasi blood-brain barrier dan diubah menjadi 5-HTP, kemudian  serotonin, yang mengatur emosi di area otak seperti prefrontal cortex dan  hippocampus. Rendahnya serotonin sering menjadi akar penyebab MD,  menyebabkan peningkatan lamunan sebagai mekanisme coping untuk stres.  Triptofan meningkatkan kadar serotonin hingga 15-25%, menstabilkan mood  dan mengurangi impulsivitas emosional. Serotonin dari triptofan menurunkan  pelepasan kortisol (hormon stres), mengurangi pemicu MD seperti overthinking  atau trauma-related triggers. Dengan memodulasi jalur serotonin, triptofan  membantu mengurangi distraksi emosional, menargetkan penyebab seperti  ADHD komorbid yang memperburuk MD. 

b. Kandungan Magnesium pada Bayam Merah (Amaranthus tricolor

Bayam Merah (Amaranthus tricolor) dipilih sebagai sumber Magnesium dalam  Tripto-Mag Bites karena kandungannya yang efektif dibandingkan bahan lain.  Berdasarkan data USDA (diperbarui 2023) dan analisis nutrisi lokal (misalnya  dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia), bayam merah  segar mengandung 70-85 mg magnesium per 100 gram daun segar. Ini setara  dengan satu Porsi (100g, sekitar 1 ikat kecil): 70-85 mg magnesium, atau 17- 21% dari kebutuhan harian dewasa (pria: 400-420 mg/hari; wanita: 310-320  mg/hari). Bayam merah juga kaya vitamin B6 (0.2 mg/100g) dan folat (sekitar  140 mcg/100g), yang membantu magnesium dalam regulasi neurotransmitter.  Protein rendah (2.9g/100g) membuat magnesiumnya bioavailable tinggi. 

Magnesium bertindak sebagai kofaktor lebih dari 300 enzim, termasuk yang  mengatur transmisi sinapsis di otak. Ia mengikat reseptor NMDA (N-methyl-D aspartate) untuk mengurangi eksitabilitas glutamat (neurotransmitter eksitator),  sehingga mencegah overstimulasi yang memicu stres dan rumination— penyebab utama MD. 

Magnesium meningkatkan aktivitas GABA (neurotransmitter penghambat),  menekan pelepasan kortisol, dan mengurangi pemicu MD seperti overthinking  atau pelarian emosional. Pendukung triptofan, magnesium membantu konversi  menjadi serotonin, menstabilkan mood dan mengurangi disregulasi emosi yang  menyebabkan MD. Magnesium mengatur melatonin dan mengurangi insomnia,  sehingga meningkatkan regulasi impuls di prefrontal cortex. 

2.3 Biskuit Fungsional TriptoMag Bites 

TriptoMag Bites hadir sebagai inovasi biskuit fungsional yang diformulasikan  menggunakan bahan utama berupa pisang cavendish (Musa Cavendishii) dan  bayam merah (Amaranthus tricolor) yang dipilih karena kandungan triptofan dan  magnesium yang tinggi. Pisang Cavendish diproses secara khusus untuk menjaga  stabilitas kandungan triptofannya, sedangkan bayam merah diolah agar magnesium 

mudah diserap oleh tubuh. Kombinasi kedua bahan ini menciptakan produk  makanan ringan yang bernutrisi dan berpotensi memberikan efek positif pada  sistem syaraf dan fungsi kognitif.  

Keunggulan TriptoMag Bites sebagai produk makanan fungsional yaitu  menawarkan metode konsumsi yang praktis dan mudah dikonsumsi disegala kondisi. Biskuit ini menggabungkan antara aspek kesehatan sekaligus cita rasa makanan bernutrisi dengan dosis yang terkontrol asupna triptofan dan magnesium,  mendukung pengelolaan maladaptive daydreaming secara alami dan berkelanjutan.  

2.4 Proses Pembuatan TriptoMag Bites  

Proses pembuatan TriptoMag Bites dirancang agar kandungan triptofan dari pisang  Cavendish dan magnesium dari bayam merah tetap stabil selama pengolahan.  Karena kedua senyawa ini sensitif terhadap panas dan oksidasi, metode  pengeringan dan pemanggangan dipilih dengan memperhatikan suhu moderat dan  durasi waktu optimal.

1. Pilih pisang Cavendish matang dan bayam merah segar, cuci bersih dan  tiriskan. 

2. Iris pisang dan potong bayam, keringkan dengan suhu rendah (50–55°C  pisang, 45–50°C bayam) selama beberapa jam. 

3. Haluskan bahan kering pisang dan bayam jadi bubuk, ayak untuk seragam,  simpan kedap udara. 

4. Campur bubuk pisang dan bayam dengan bahan lain seperti tepung,  margarin, telur, dan madu. Uleni hingga kalis. 

5. Bentuk adonan jadi biskuit ukuran kecil, panggang suhu 150–160°C selama  15–20 menit. 

6. Dinginkan dan kemas biskuit dengan wadah kedap udara, simpan di tempat  sejuk jauh dari sinar matahari. 

Gambar 1. Prototipe produk Tripto-Mag Bites 

2.5 Keterbatasan dan Rekomendasi untuk Aplikasi ke Depan 

Penelitian TriptoMag Bites sebagai intervensi nutrisi untuk mengurangi  maladaptive daydreaming memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, kepatuhan  peserta terhadap intervensi diet sulit dikontrol dan bisa memengaruhi hasil. Kedua,  desain penelitian nutrisi sering mengalami kendala dalam pengacakan dan  pembutaan, sehingga validitas internal berkurang. Ketiga, sampel dan durasi studi  magnesium yang terbatas membuat hasil sulit diinterpretasi secara luas. Keempat,  pengukuran intensitas MD masih mengandalkan instrumen subjektif tanpa  pengukuran fisiologis yang mendukung. Terakhir, kandungan nutrisi alami bahan  baku bervariasi tergantung kondisi tumbuh dan pemrosesan.


Kesimpulan

1. Kesimpulan dari esai ini adalah bahwa Maladaptive Daydreaming (MD)  merupakan kondisi psikologis yang melibatkan aktivitas berfantasi  berlebihan yang mengganggu fungsi sosial, akademik, dan pekerjaan.  Fenomena ini sering kali disertai dengan komorbiditas gangguan psikologis  lain seperti ADHD, kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif-kompulsif.  Penanganan MD perlu pendekatan non-farmakologis yang aman dan  efektif. 

2. Triptofan dan magnesium merupakan nutrisi penting yang berperan dalam  regulasi mood, konsentrasi, dan pengendalian stres. Triptofan sebagai  prekursor serotonin membantu menstabilkan mood dan mengurangi  impulsivitas, sedangkan magnesium berperan dalam mengatur  neurotransmitter dan meningkatkan kualitas tidur. 

3. TriptoMag Bites, biskuit fungsional yang diformulasi dari pisang Cavendish  sebagai sumber triptofan dan bayam merah sebagai sumber magnesium,  merupakan inovasi dengan potensi mengurangi intensitas MD secara alami  dan berkelanjutan. Proses pembuatannya dirancang agar kandungan nutrisi  tetap terjaga dengan pemrosesan suhu rendah dan pengemasan kedap udara. 

4. Meski memiliki keterbatasan dalam validitas penelitian dan variabilitas  nutrisi bahan baku, TriptoMag Bites menawarkan alternatif intervensi  nutrisi yang menjanjikan sebagai dukungan dalam pengelolaan maladaptive  daydreaming.

________

Ditulis oleh:

1. Abrelitita Vanesa - 2414131024

2. Triaswari Ayunandini - 2413031029 3. Pristia Sugita - 2515061024 4. Shinta Olivia - 2517031082

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer