Senin, 01 Desember 2025

NANO-ENZYME SOAP: KOMBINASI ENZIM ALAMI DAN TEKNOLOGI NANO UNTUK KEBERSIHAN MAKSIMAL


Pendahuluan


Sabun merupakan sebuah zat pembersih dengan bahan baku yang berbeda-beda dari tahun ke-tahun, serta bahan baku sabun bergantung pada asal atau sumber sabun tersebut. Kebudayaan Mesir pada 1550 SM menyebut pemakaian lemak hewani maupun nabati untuk bahan baku sabun. Lalu pada era 600 SM, kebudayaan Fenisia memanfaatkan lemak kambing sebagai salah satu bahan pembuat sabun. Sampai dengan sekitar 1700-an, bahan baku sabun memang berasal dari bahan alami baik hewani maupun nabati (Josephus Primus 2022). Komponen penyusun sabun yang umumnya dijual di pasaran adalah surfaktan (22-30%), senyawa fosfat (bahan builders), dan bahan aditif (pewangi dan pemutih) (Kusumawati & Putri, 2022). Bahan baku sabun yang telah ada sudah terbilang baik untuk saat ini, namun tidak jarang beberapa orang mengalami gatal-gatal akibat bahan baku pada sabun yang tidak cocok dengan kulitnya. seringkali sabun konvensional mengandung surfaktan berupa Sodium Lauryl Sulfat (SLS) dan Linear Alkil Sulfonat (LAS) yang berfungsi meningkatkan daya bersih serta membentuk busa dan membersihkan lemak (Nurdianti et al. 2024). Dalam jumlah besar dan sering, surfaktan seperti SLS sulit terurai dan dapat mencemari lingkungan perairan dan tanah (Tambaksogra 2023).

Limbah rumah tangga merupakan buangan berbentuk cair dan padat baik dari dapur, kamar mandi dan cucian. Sedangkan limbah organik rumah tangga adalah limbah yang dapat terurai tanpa campur tangan manusia seperti sisa makanan, buah-buahan, dan sayuran. Meski dapat terurai sendiri tanpa bantuan manusia, limbah ini perlu waktu untuk terurai dan dalam prosesnya selalu menimbulkan bau yang tidak sedap. Dengan menggunakan eco-Enzyme biaya pembuatan sabun dapat menjadi lebih murah disebabkan banyaknya Limbah organik yang tersedia. Selain itu sabun ini juga dikenal ekonomis karena bahannya yang terbuat dari limbah organik. Meski demikian sabun ini dapat memberikan efek yang baik untuk kulit.

Karena beberapa alasan yang telah dijelaskan tersebut dan banyaknya limbah organik rumah tangga pada saat ini, maka pembuatan sabun yang berbahan baku alami yaitu eco-Enzyme menjadi solusi yang dinilai dapat mengatasi permasalahan limbah organik rumah tangga berlebih. Dengan begitu sabun ini diharapkan dapat membersihkan tubuh dengan baik dan sekaligus mengurangi dampak pada lingkungan akibat limbah organik rumah tangga yang berlebih.

Pembahasan


Limbah organik rumah tangga, seperti sisa makanan dan kulit buah, merupakan penyumbang sampah domestik terbesar di Indonesia, mencapai lebih dari 50% dari total timbunan (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2021). Jika tidak dikelola dengan baik, limbah ini menumpuk di TPA, menghasilkan gas metana (CH₄) yang mempercepat pemanasan global, mencemari air tanah, dan menimbulkan bau tidak sedap.

Pengolahan limbah organik umumnya masih menggunakan metode konvensional seperti pengomposan yang memakan waktu lama, padahal limbah ini berpotensi diolah menjadi produk bernilai seperti eco-enzyme. Eco-enzim adalah cairan hasil fermentasi limbah organik yang mengandung enzim bioaktif dengan sifat anti bakteri, pengurai bau, serta berfungsi sebagai pembersih alami (Septinar et al., 2023). Namun pemanfaatannya di masyarakat masih terbatas, biasanya hanya sebagai pupuk cair atau pembersih lantai.

Gagasan yang ditawarkan adalah pengembangan sabun padat berbasis eco-enzyme penerapan dengan nanoteknologi melalui pembentukan nanoemulsi dan penambahan nanopartikel antibakteri seperti perak (AgNPs) atau seng oksida (ZnO-NPs) untuk meningkatkan aktivitas antibakteri serta menjaga kestabilan enzim dalam sabun padat. Produk ini diharapkan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga lebih unggul dibandingkan sabun konvensional berbahan kimia sintetis (Salata, 2004; Khan et al., 2019).

Penelitian di Surabaya menunjukkan penerimaan masyarakat terhadap sabun berbasis eco-enzyme (Budiwitjaksono et al., 2024), sedangkan studi di Universitas Bosowa menemukan bahwa penambahan 2,5–5% eco-enzyme meningkatkan efek pembersihan sekaligus menjaga stabilitas pH dan kualitas busa (Battong & Tang, 2024). Pemberdayaan masyarakat di Maluku juga membuktikan bahwa produksi eco-enzyme dan sabun dari limbah buah dapat mengurangi timbulnya sampah sekaligus membuka peluang ekonomi lokal (Novianty et al., 2025). Tren global pun mendukung, dengan meningkatnya permintaan produk perawatan pribadi alami (Grand View Research, 2022).

Metode pembuatan Nano-Enzyme Eco Solid Soap diawali dengan proses fermentasi limbah buah untuk menghasilkan eco-enzyme berkualitas. Limbah yang digunakan terdiri atas kulit jeruk, nanas, dan melon yang menghasilkan aroma alami segar. Bahan dicacah kecil, kemudian dicampurkan dengan gula merah dan air destilasi dalam rasio 1:3:10 (limbah:gula:air). Campuran difermentasi secara anaerob selama ±6 bulan hingga terbentuk cairan eco-enzyme berwarna coklat jernih dengan aroma segar dan pH asam ringan (Gumilar et al., 2023).

Setelah fermentasi selesai, eco-enzyme disaring dan digunakan sebagai bahan aktif utama sabun. Tahapan berikutnya yaitu pembuatan larutan alkali dengan melarutkan 76 gram NaOH ke dalam 110 gram air destilasi secara hati-hati karena bersifat eksoterm, larutan alkali direndam hingga ±35°C. Campuran minyak (minyak jarak 25 g, kelapa 150 g, zaitun 150 g, dan sawit 175 g) kemudian dicampur dengan eco-enzyme sebagai pelarut bioaktif.

Penerapan nanoteknologi dilakukan melalui pembuatan nanoemulsi eco-enzyme dan penambahan nanopartikel ZnO (0,5–1% dari total berat sabun). Nanoemulsi dibuat dengan mencampurkan eco-enzyme dan surfaktan alami (Tween 80 atau lesitin) menggunakan homogenizer hingga terbentuk emulsi berukuran nano (<200 nm). Nanoemulsi ini membantu menjaga kestabilan enzim serta meningkatkan aktivitas antibakteri, sedangkan ZnO-NPs memperkuat efek antimikroba, meningkatkan kestabilan sabun, dan memberi perlindungan UV ringan (Sirelkhatim et al., 2015).

Campuran minyak dicampur perlahan dengan larutan alkali hingga mengental (proses saponifikasi). Setelah homogen ditambahkan ±2% minyak esensial jasmin dan pewarna alami dari mika. Adonan sabun kemudian dicetak warna dan dibiarkan dalam wadah tertutup selama beberapa hari untuk proses curing. Dengan kombinasi eco-enzyme hasil fermentasi limbah buah dan teknologi nanoemulsi–ZnO, sabun padat ini tidak hanya ramah lingkungan dan aman pada kulit, tetapi juga memiliki daya antibakteri tinggi, busa stabil, dan masa simpan lebih lama dibandingkan sabun konvensional.

Implementasinya memerlukan kolaborasi multisektor: pemerintah untuk regulasi dan insentif, universitas dan laboratorium untuk penelitian dan pengujian, masyarakat untuk pengumpulan limbah, serta UMKM dan sektor swasta untuk produksi dan distribusi. Pendekatan ini menciptakan siklus ekonomi sirkuler, di mana limbah menjadi produk bernilai tinggi sekaligus mendukung ekosistem lingkungan dan peluang ekonomi lokal (Pratiwi & Handayani, 2019).

Gagasan ini bertujuan menghasilkan produk perawatan pribadi yang ramah lingkungan dan menyehatkan kulit, sekaligus mengurangi timbulnya limbah organik rumah tangga. Dalam jangka panjang, inovasi ini diharapkan membangun kesadaran masyarakat terhadap teknologi hijau serta memperluas peluang usaha berkelanjutan di pasar nasional maupun global.

Penutup


Inovasi Nano-Enzyme Soap menghadirkan solusi kebersihan yang ramah lingkungan melalui pemanfaatan enzim alami dari limbah organik dan penguatan fungsi antibakteri dengan teknologi nano. Sabun ini tidak hanya efektif dalam membersihkan kotoran dan membasmi mikroorganisme, tetapi juga mendukung pengurangan limbah rumah tangga serta meminimalkan pencemaran lingkungan.

Dengan kandungan eco-enzyme yang aman di kulit dan penambahan nano-ZnO yang memperpanjang daya simpan serta menstabilkan enzim, sabun ini menjadi alternatif unggul dibanding sabun konvensional berbahan kimia sintetis. Dalam jangka panjang, pengembangan sabun ini diharapkan mendorong masyarakat beralih pada produk kebersihan berbasis teknologi hijau, sekaligus menciptakan peluang ekonomi sirkular yang berkelanjutan.

____
Ditulis oleh:
1. Vivi Solekha kusumawati - 2413024005
2. Putri Bintang Reviliani - 2415041061
3. Royan Kholid Firdaus - 2515011066
4. Arif Hidayat - 2517041051

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer