Sabtu, 16 Desember 2023

REXEL: RELAXING PUZZLE SEBAGAI ALAT BANTU MENGALIHKAN FOKUS PADA REMAJA TERSERANG NARKOLEMA

PENDAHULUAN

Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2023

menunjukkan 78,19% penduduk Indonesia sudah terhubung dengan Internet,

presentase ini meningkat dimana pada tahun 2022 hanya 77,02%. Remaja

merupakan salah satu pengguna Internet terbesar antara usia 13-18 tahun, yaitu

sebesar 98,20 %. Konten dewasa atau video porno menjadi website yang paling

sering dikunjungi. Di Amerika Serikat, pornografi menjadi populer (McNabney,

dkk., 2020). Padahal, pornografi dan perilaku seksual berpotensi merugikan dan

melemahkan generasi bangsa (Yunengsih, 2021).

Pornografi merupakan konten yang paling banyak dilihat di kalangan masyarakat

Indonesia (Gayatri, dkk., 2020). Hasil survei menggunakan sistem pendeteksi

kecanduan pornografi berbasis alat skrining kecanduan pornografi Chatbot

(PAST) yang dilakukan oleh Raditya Muhammad menunjukkan bahwa remaja

merupakan kelompok usia sekolah yang paling banyak mengakses pornografi

(Muhammad, 2022). Hal ini perlu diperhatikan karena jika seseorang rutin

mengakses pornografi, perilaku seksual menjadi gaya hidup dan memfasilitasi

perilaku seksual berisiko. Penggunaan pornografi yang tidak pantas mungkin

terkait dengan masalah mental. Mendeteksi penggunaan pornografi pada remaja

dapat menilai ciri-ciri kepribadian maladaptif. Oleh karena itu, mendeteksi

konsumsi pornografi dapat membantu mengatasi dampak dari kondisi ini (Farré,

dkk., 2020).

Remaja mudah menyerap informasi, termasuk informasi negatif, terutama

melalui internet, sehingga tidak sulit bagi remaja untuk menonton cerita, foto, atau

film dewasa (Wijaiti, dkk., 2020). Akses remaja terhadap situs-situs pornografi

memicu aktivitas seksual, tindakan seksual yang dipimpin remaja seperti

berpegangan tangan, berpelukan, dan melakukan hubungan intim atau

berhubungan seks.


Kegiatan ini sering dilakukan sebagai bagian dari hubungan dengan lawan jenis

atau pacaran (Gayatri, dkk., 2020).

Paparan Pornografi Anak Dan Pornografi Dewasa yang mengorbankan Anak.

Perkembangan media era global saat ini membawa pengaruhbesar terhadap

perkembangan anak-anak. Globalisasi saat ini yang ditandai denganperkembangan

media terutama media sosial. Bahaya pornografi pada anak adalahkarena konten

ini menghancurkan dirinya. Anak-anak yang terpapar pornografi

akanmengakibatkan kerusakan otak sehingga anak berpotensi mengalami

gangguansecarapsikis dan emosional terutama disaat anak beranjak dewasa dan

kondisi ini menjadi pemicu munculnya kekerasan seksual akhir-akhir ini. Perilaku

anak yang kecanduan pornografi sangat berbeda dengan anak yang seusianya.

Berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan

Kesejahteraan Sosial Yogyakarta (B2P3KS) bekerja sama dengan End Child

Prostitution, Child Pornography & Traf ickingOf Children for Sexual Purposes

(ECPAT) Indonesia. Faktor pornografi berada di peringkat pertama dengan 43%,

diikuti pengaruh teman 33%, pengaruh narkoba/obat 11%, pengaruh histori

pernah menjadi korban atau trauma masa kecil 10%dan pengaruhluar 10%

(Lewoleba, 2020).

Koordinator Nasional ECPAT Indonesia Ahmad Sofian menyebut, berdasarkan

studi ECPAT International tentang 'Trends in Online Child Sexual Abuse

Material' tahun 2018, terjadi peningkatan dari waktu ke waktu terkait kasus

kriminal kejahatan materi yang menampilkan kekerasan dan eksploitasi anak,

khususnya terkait penyebarluasan gambar pornografi yang dibuat sendiri oleh

remaja dan tersebar secara online. "Berdasarkan laporan The NCMEC

Cybertipline, lembaga yang menangani laporan eksploitasi seksual anak di ranah

siber secara global, menemukan telah lebih dari 7,5 juta laporan eksploitasi

seksual anak dalam 20 tahun terakhir dan meningkat pesat dalam lima tahun

terakhir," ujar Ahmad dalam seminar End Sexual Exploitation of Children di

Gedung Kominfo, Jakarta, Kamis (23/1). Dalam laporan tersebut kasus kekerasan

seksual anak pada 2018 tercatat sebanyak 18,4 juta, meningkat dari 2017

sebanyak 10,2 juta kasus. Menurut Ahmad, fenomena eksploitasi seksual anak di


ranah online juga semakin marak terjadi di Indonesia. Menurut laporan NCMEC

yang diperoleh Bareskrim, sampai 2016 terdapat 96.824 IP (Internet Protocol) di

Indonesia yang melakukan pengunduhan dan pengunggahan konten pornografi

anak melalui media sosial, sedangkan tahun 2015 sebanyak 299.062 IP.


ISI

Narkolema adalah pornografi yang dapat di akses manusia lewat mata yang

dapat merusak otak. Karena itulah istilah narkolema digunakan, yang bisa

disebut sebagai narkoba millenum baru (Katselman, 2015). Undang-Undang

pornografi No. 44 tahun 2008 pasal 1 ayat 1, pornografi adalah gambaran,

sketsa, ilusi, foto, bunyi, tulisan, gambar bergerak, animasi kartun,

percakapan, gerak tubuh dan pesan lainnya melalui berbagai bentuk media

komunikasi yang membuat eksploitasi yang melangar norma keasusilaan di dalam

masyarakat. Media pornografi bisa melalui beberapa jenis seperti tv, radio,

internet, telpon dan komunikasi lainya serta surat kabar, majalah dan barang

cetakan lainnya.

Kejadian narkolema tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah sikap individual, kontrol diri pada remaja, peran pengawasan

orang tua. Sikap seorang terhadap suatu objek merupakan perasaan

mendukung atau memihak mampu perasaan tidak mendukung atau tidak

memihak terhadap objek tersebut (Azwar, 2012). Sikap remaja terhadap

pornografi merupakan yaitu sikap yang positif dan sikap yang negatif. Sikap

positif bisa mengarah tindakan kecenderungan mendekati, menyenangi dan

mengharapkan obyek tertentu. Sikap para remaja sejalan dengan pandangan

masing-masing, ada yang menyatakan bahwa pornografi adalah hal yang

terbuka tidak layak di tonton dan ada yang mengemukakan hal yang tidak

layak di tonton (Susanto, 2013).

Dampak yang akan timbul dari pornografi sangat beragam, dampak medis

ponografi menyebabkan kerusakan otak, penyimpangan seksual,

penyebaran penyakit menular seksual dan penyebaran HIV-AIDS. Ponografi yang

memuat gambaran tentang eksploitasi seks dapat membuat sesorang

kecanduan. Kondisi ini, jika tidak segera diatasi akan mengakibatkan

rusaknya fungsi otak bagian depan, yaitu pre frontal cortex.Pre frontal kortex

berfungsi sebagai kontrol diri, mengambil keputusan, mengatur emosi, mengorganisasi

dan merencanakan (Soebagijo, 2009). Sesuatu yang dapat merusak sistem kerja

PFC adalah ada dua hal yaitu, pertama benturan kuat di kepala bagian depan dan

kedua zat kimiawi. Dalam kasus kali ini, zat kimiawi berperan dalam merusak

PFC yang didapatkan dari pertama narkotika, kedua Psikotropika, ketiga Zat

adiktif/NAPZA dan Pornografi (Risman, 2016). Cara kerja pornografi dalam

merusak PFC yaitu berasal dari hormone dopamine yang membanjiri PFC

sehingga kemampuan dasar PFC yaitu perencanaan masa depan, memahami,

mengendalikan diri, berfikir kreatif,dan ini adalah bagian dari kepribadian

manusia menjadi tidak dapat bekerja maksimal sehingga menjadi tumpul dan

secara berkala kepribadian seseorang berubah. Seseorang yang sebelumnya

memiliki kepribadian tenang, mampu menyelesaikan masalah dengan maksimal

dan efektif, pengendalian emosi yang sebelumnya sangat baik bisa menjadi rusak

dan tidak terkontrol (Imawati, 2018).

Menurut laporan NCMEC yang diperoleh Bareskrim, sampai 2016 terdapat

96.824 IP (Internet Protocol) di Indonesia yang melakukan pengunduhan dan

pengunggahan konten pornografi anak melalui media sosial, sedangkan tahun

2015 sebanyak 299.062 IP, berdasarkan laporan tersebut dapat diketahui bahwa

internet menjadi salah satu media yang digunakan remaja dalam mengakses

konten pornografi. Sehinga kami memiliki inovasi berupa alat bantu dalam

mengalihkan fokus pada remaja yang terserang narkolema berupa REXEL, yiatu

pazzle yang dipadukan dengan aroma terapi dan musik relaksasi. Selain

melakukan penciptaan alat bantu, dalam melakukan pemasaran REXEL ini, akan

dibarengi dengan pembuatan akun media sosial seperti intagram untuk

memberikan konten edukasi mengenai bahaya narkolema. REXEL merupakan alat

bantu berupa puzzle yang dimana di dalam puzzle tersebut selain gambar akan

terdapat afirmasi positif, relaksasi afirmasi yang dapat memberikan dampak fisik

dan psikologis berupa ketenangan yang disebabkan adanya hormon anti stres,

membuat perasaan rileks dan membentuk respon emosi positif ( Zainiyah, 2018).

Selain itu, terdapat musik dan juga aroma terapi. Selain aromaterapi yang dapat

menurunkan tingkat kecemasan seseorang, terapi lain yang dapat menurunkan

kecemasan adalah terapi musik. Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas

fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme,

harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga

tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki

kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran

seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik dapat

meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional,

sosial dan spiritual (Sari, 2022). Tujuanya untuk menurutkan tingkat kecemasan

saat munculnya rasa ingin memakses situs pornografi, harapanya ketika rasa

kecemasan menurun dan dalam keadaan tenang, maka otak mampu mengalihkan

fokus dari hasrat untuk mengakses pornografi beralih pada fokus menyusun

gambar dan mendapatkan afirmasi positif dari puzzle yang akan diselesaikan.


PENUTUP

Narkolema atau narkotika lewat mata merupakan salah satu penyebab kecanduan

melalui mata berupa kecanduan menonton baik video, gambar maupun tulisan

yang berkaitan pornografi. Narkolema sendiri mengakibatkan kecanduan yang

diakibatkan oleh melimpahnya dopamine yang menutup PFC ( pre frontal cortex)

akibat dari konten pornografi. Kerusakan pada PFC ini akan mengakibatkan

ketidakmampuan dalam mengontrol diri, mengambil keputusan dan mengaur

emosi, sehinga apabila PFC mengalami kerusakan, sangat sulit bagi seseorang

untuk mengontrol dirinya untuk tidak melakukan hal negative seperti mengakses

video porno. Melihat hal ini, kami mempunyai ide untuk menciptakan alat bantu

bagi remaja yang terserang narkolema melalui RAXEL, yaitu relaxing puzzle

dimana selain menjadi puzzle yang memiliki afirmasi positif, alat ini juga

terkoneksi dengan musik relaksasi dan juga aroma terapi yang menciptakan

kenyamanan bagi seseorang yang mengalami kecemasan saat hasrat atau

kecanduan dalam mekases konten pornografi muncul dalam pikiranya.


Sub Tema : Kesehatan

 Disusun Oleh:

1. Mardiyah

2. Fitriani

3. Nessa Maharani Putri


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila

0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer