PENDAHULUAN
Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2023
menunjukkan 78,19% penduduk Indonesia sudah terhubung dengan Internet,
presentase ini meningkat dimana pada tahun 2022 hanya 77,02%. Remaja
merupakan salah satu pengguna Internet terbesar antara usia 13-18 tahun, yaitu
sebesar 98,20 %. Konten dewasa atau video porno menjadi website yang paling
sering dikunjungi. Di Amerika Serikat, pornografi menjadi populer (McNabney,
dkk., 2020). Padahal, pornografi dan perilaku seksual berpotensi merugikan dan
melemahkan generasi bangsa (Yunengsih, 2021).
Pornografi merupakan konten yang paling banyak dilihat di kalangan masyarakat
Indonesia (Gayatri, dkk., 2020). Hasil survei menggunakan sistem pendeteksi
kecanduan pornografi berbasis alat skrining kecanduan pornografi Chatbot
(PAST) yang dilakukan oleh Raditya Muhammad menunjukkan bahwa remaja
merupakan kelompok usia sekolah yang paling banyak mengakses pornografi
(Muhammad, 2022). Hal ini perlu diperhatikan karena jika seseorang rutin
mengakses pornografi, perilaku seksual menjadi gaya hidup dan memfasilitasi
perilaku seksual berisiko. Penggunaan pornografi yang tidak pantas mungkin
terkait dengan masalah mental. Mendeteksi penggunaan pornografi pada remaja
dapat menilai ciri-ciri kepribadian maladaptif. Oleh karena itu, mendeteksi
konsumsi pornografi dapat membantu mengatasi dampak dari kondisi ini (Farré,
dkk., 2020).
Remaja mudah menyerap informasi, termasuk informasi negatif, terutama
melalui internet, sehingga tidak sulit bagi remaja untuk menonton cerita, foto, atau
film dewasa (Wijaiti, dkk., 2020). Akses remaja terhadap situs-situs pornografi
memicu aktivitas seksual, tindakan seksual yang dipimpin remaja seperti
berpegangan tangan, berpelukan, dan melakukan hubungan intim atau
berhubungan seks.
Kegiatan ini sering dilakukan sebagai bagian dari hubungan dengan lawan jenis
atau pacaran (Gayatri, dkk., 2020).
Paparan Pornografi Anak Dan Pornografi Dewasa yang mengorbankan Anak.
Perkembangan media era global saat ini membawa pengaruhbesar terhadap
perkembangan anak-anak. Globalisasi saat ini yang ditandai denganperkembangan
media terutama media sosial. Bahaya pornografi pada anak adalahkarena konten
ini menghancurkan dirinya. Anak-anak yang terpapar pornografi
akanmengakibatkan kerusakan otak sehingga anak berpotensi mengalami
gangguansecarapsikis dan emosional terutama disaat anak beranjak dewasa dan
kondisi ini menjadi pemicu munculnya kekerasan seksual akhir-akhir ini. Perilaku
anak yang kecanduan pornografi sangat berbeda dengan anak yang seusianya.
Berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
Kesejahteraan Sosial Yogyakarta (B2P3KS) bekerja sama dengan End Child
Prostitution, Child Pornography & Traf ickingOf Children for Sexual Purposes
(ECPAT) Indonesia. Faktor pornografi berada di peringkat pertama dengan 43%,
diikuti pengaruh teman 33%, pengaruh narkoba/obat 11%, pengaruh histori
pernah menjadi korban atau trauma masa kecil 10%dan pengaruhluar 10%
(Lewoleba, 2020).
Koordinator Nasional ECPAT Indonesia Ahmad Sofian menyebut, berdasarkan
studi ECPAT International tentang 'Trends in Online Child Sexual Abuse
Material' tahun 2018, terjadi peningkatan dari waktu ke waktu terkait kasus
kriminal kejahatan materi yang menampilkan kekerasan dan eksploitasi anak,
khususnya terkait penyebarluasan gambar pornografi yang dibuat sendiri oleh
remaja dan tersebar secara online. "Berdasarkan laporan The NCMEC
Cybertipline, lembaga yang menangani laporan eksploitasi seksual anak di ranah
siber secara global, menemukan telah lebih dari 7,5 juta laporan eksploitasi
seksual anak dalam 20 tahun terakhir dan meningkat pesat dalam lima tahun
terakhir," ujar Ahmad dalam seminar End Sexual Exploitation of Children di
Gedung Kominfo, Jakarta, Kamis (23/1). Dalam laporan tersebut kasus kekerasan
seksual anak pada 2018 tercatat sebanyak 18,4 juta, meningkat dari 2017
sebanyak 10,2 juta kasus. Menurut Ahmad, fenomena eksploitasi seksual anak di
ranah online juga semakin marak terjadi di Indonesia. Menurut laporan NCMEC
yang diperoleh Bareskrim, sampai 2016 terdapat 96.824 IP (Internet Protocol) di
Indonesia yang melakukan pengunduhan dan pengunggahan konten pornografi
anak melalui media sosial, sedangkan tahun 2015 sebanyak 299.062 IP.
ISI
Narkolema adalah pornografi yang dapat di akses manusia lewat mata yang
dapat merusak otak. Karena itulah istilah narkolema digunakan, yang bisa
disebut sebagai narkoba millenum baru (Katselman, 2015). Undang-Undang
pornografi No. 44 tahun 2008 pasal 1 ayat 1, pornografi adalah gambaran,
sketsa, ilusi, foto, bunyi, tulisan, gambar bergerak, animasi kartun,
percakapan, gerak tubuh dan pesan lainnya melalui berbagai bentuk media
komunikasi yang membuat eksploitasi yang melangar norma keasusilaan di dalam
masyarakat. Media pornografi bisa melalui beberapa jenis seperti tv, radio,
internet, telpon dan komunikasi lainya serta surat kabar, majalah dan barang
cetakan lainnya.
Kejadian narkolema tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah sikap individual, kontrol diri pada remaja, peran pengawasan
orang tua. Sikap seorang terhadap suatu objek merupakan perasaan
mendukung atau memihak mampu perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak terhadap objek tersebut (Azwar, 2012). Sikap remaja terhadap
pornografi merupakan yaitu sikap yang positif dan sikap yang negatif. Sikap
positif bisa mengarah tindakan kecenderungan mendekati, menyenangi dan
mengharapkan obyek tertentu. Sikap para remaja sejalan dengan pandangan
masing-masing, ada yang menyatakan bahwa pornografi adalah hal yang
terbuka tidak layak di tonton dan ada yang mengemukakan hal yang tidak
layak di tonton (Susanto, 2013).
Dampak yang akan timbul dari pornografi sangat beragam, dampak medis
ponografi menyebabkan kerusakan otak, penyimpangan seksual,
penyebaran penyakit menular seksual dan penyebaran HIV-AIDS. Ponografi yang
memuat gambaran tentang eksploitasi seks dapat membuat sesorang
kecanduan. Kondisi ini, jika tidak segera diatasi akan mengakibatkan
rusaknya fungsi otak bagian depan, yaitu pre frontal cortex.Pre frontal kortex
berfungsi sebagai kontrol diri, mengambil keputusan, mengatur emosi, mengorganisasi
dan merencanakan (Soebagijo, 2009). Sesuatu yang dapat merusak sistem kerja
PFC adalah ada dua hal yaitu, pertama benturan kuat di kepala bagian depan dan
kedua zat kimiawi. Dalam kasus kali ini, zat kimiawi berperan dalam merusak
PFC yang didapatkan dari pertama narkotika, kedua Psikotropika, ketiga Zat
adiktif/NAPZA dan Pornografi (Risman, 2016). Cara kerja pornografi dalam
merusak PFC yaitu berasal dari hormone dopamine yang membanjiri PFC
sehingga kemampuan dasar PFC yaitu perencanaan masa depan, memahami,
mengendalikan diri, berfikir kreatif,dan ini adalah bagian dari kepribadian
manusia menjadi tidak dapat bekerja maksimal sehingga menjadi tumpul dan
secara berkala kepribadian seseorang berubah. Seseorang yang sebelumnya
memiliki kepribadian tenang, mampu menyelesaikan masalah dengan maksimal
dan efektif, pengendalian emosi yang sebelumnya sangat baik bisa menjadi rusak
dan tidak terkontrol (Imawati, 2018).
Menurut laporan NCMEC yang diperoleh Bareskrim, sampai 2016 terdapat
96.824 IP (Internet Protocol) di Indonesia yang melakukan pengunduhan dan
pengunggahan konten pornografi anak melalui media sosial, sedangkan tahun
2015 sebanyak 299.062 IP, berdasarkan laporan tersebut dapat diketahui bahwa
internet menjadi salah satu media yang digunakan remaja dalam mengakses
konten pornografi. Sehinga kami memiliki inovasi berupa alat bantu dalam
mengalihkan fokus pada remaja yang terserang narkolema berupa REXEL, yiatu
pazzle yang dipadukan dengan aroma terapi dan musik relaksasi. Selain
melakukan penciptaan alat bantu, dalam melakukan pemasaran REXEL ini, akan
dibarengi dengan pembuatan akun media sosial seperti intagram untuk
memberikan konten edukasi mengenai bahaya narkolema. REXEL merupakan alat
bantu berupa puzzle yang dimana di dalam puzzle tersebut selain gambar akan
terdapat afirmasi positif, relaksasi afirmasi yang dapat memberikan dampak fisik
dan psikologis berupa ketenangan yang disebabkan adanya hormon anti stres,
membuat perasaan rileks dan membentuk respon emosi positif ( Zainiyah, 2018).
Selain itu, terdapat musik dan juga aroma terapi. Selain aromaterapi yang dapat
menurunkan tingkat kecemasan seseorang, terapi lain yang dapat menurunkan
kecemasan adalah terapi musik. Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas
fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme,
harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga
tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki
kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran
seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik dapat
meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional,
sosial dan spiritual (Sari, 2022). Tujuanya untuk menurutkan tingkat kecemasan
saat munculnya rasa ingin memakses situs pornografi, harapanya ketika rasa
kecemasan menurun dan dalam keadaan tenang, maka otak mampu mengalihkan
fokus dari hasrat untuk mengakses pornografi beralih pada fokus menyusun
gambar dan mendapatkan afirmasi positif dari puzzle yang akan diselesaikan.
PENUTUP
Narkolema atau narkotika lewat mata merupakan salah satu penyebab kecanduan
melalui mata berupa kecanduan menonton baik video, gambar maupun tulisan
yang berkaitan pornografi. Narkolema sendiri mengakibatkan kecanduan yang
diakibatkan oleh melimpahnya dopamine yang menutup PFC ( pre frontal cortex)
akibat dari konten pornografi. Kerusakan pada PFC ini akan mengakibatkan
ketidakmampuan dalam mengontrol diri, mengambil keputusan dan mengaur
emosi, sehinga apabila PFC mengalami kerusakan, sangat sulit bagi seseorang
untuk mengontrol dirinya untuk tidak melakukan hal negative seperti mengakses
video porno. Melihat hal ini, kami mempunyai ide untuk menciptakan alat bantu
bagi remaja yang terserang narkolema melalui RAXEL, yaitu relaxing puzzle
dimana selain menjadi puzzle yang memiliki afirmasi positif, alat ini juga
terkoneksi dengan musik relaksasi dan juga aroma terapi yang menciptakan
kenyamanan bagi seseorang yang mengalami kecemasan saat hasrat atau
kecanduan dalam mekases konten pornografi muncul dalam pikiranya.
Sub Tema : Kesehatan
Disusun Oleh:
1. Mardiyah
2. Fitriani
3. Nessa Maharani Putri
---
Salam Peneliti Muda!
Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:
Instagram: @ukmpenelitianunila
Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com
Youtube: UKM Penelitian Unila
Tiktok: ukmpunila
0 comments:
Posting Komentar