Selasa, 22 November 2022

DAMPAK PENGGUNAAN APLIKASI MEDIA SOSIAL TERHADAP HUBUNGAN SOSIAL

 “Social media is changing the way we communicate and the way we are perceived,

both positively and negatively. Every time you post a photo or update your status, you

are contributing to your own digital footprint and personal brand”

Amy Jo Martin


Berkaca dari kutipan diatas mengenai media sosial dan kontribusinya dalam

jejak digital, seberapa pentingkah jejak digital yang baik? Bagaimana keterkaitannya

dengan hubungan sosial? Jejak digital itu tak ubahnya jejak rekam hidup didunia

nyata, seperti pisau bermata banyak sisi yang bisa mengiris apa saja, bisa keatas, bisa

kebawah bahkan ke semua sisi. Rekam jejak digital juga bisa menjadi buah

simalakama yaitu serba salah, atau juga bisa menjadi aset yang sangat bernilai, jika

jejaknya baik maka bisa sebagai identitas diri yang mungkin bisa mengangkat value

pribadi. Ada banyak kasus yang menjadi fenomena di dunia nyata akibat dari rekam

jejak digitalnya di media sosial. Hal ini membuktikan bahwa jejak digital

mencerminkan kepribadian pengguna media digital. Jejak digital bisa dijadikan bahan

pertimbangan bagi calon penerima beasiswa, perekrutan pegawai, promosi jabatan,

atau sebagainya. Jejak digital yang tidak dikelola dengan baik dapat memberikan

ancaman kriminalitas berupa phising dan digital exposure karena data pribadi yang

sudah tersebar di internet merupakan kunci utama untuk menyerang seseorang seperti

pencemaran nama baik, pencurian file berharga, dan serangan manipulatif lainnya.

Oleh karena itu, alangkah baiknya untuk mulai peduli dan sadar akan pentingnya

mengelola dan melindungi jejak digital agar tidak membahayakan dan merugikan diri

sendiri. Kesadaran privasi dan bijak dalam bermedia sosial merupakan kunci utama

untuk melindungi jejak digital.


Dinamika kehidupan masyarakat mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Akulturasi budaya dengan sentuhan teknologi informasi merupakan fenomena

pendorong perubahan tersebut. Kebebasan personal dalam menyampaikan ide, kritik,

saran dan bahkan hujatan sering dijumpai setiap jam dan hari melalui berbagai varian

media yang digunakan. Media sosial adalah sebuah media online yang mendukung

interaksi sosial yang mana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,

berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, dan dunia virtual

menggunakan teknologi berbasis web. Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap

orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman- teman

untuk berbagi informasi dan berkomunikasi (Cahyono, 2016).


Mansyur (2018) menjelaskan bahwa di Indonesia media sosial menjadi media

paling populer yang digunakan semua lapisan masyarakat untuk berkomunikasi.

Beberapa media sosial yang berkembang saat ini, seperti Facebook, Twitter,

Instagram, WhatsApp, Tiktok, Line, dan Telegram telah melahirkan gaya hidup baru

dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Dengan menggunakan media sosial,

seseorang dapat menjalin pertemanan dan saling berinteraksi dengan siapapun,

kapanpun, dan di mana saja. Merujuk pada hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa

Internet Indonesia (APJII) tahun 2016, pengguna internet di Indonesia telah mencapai

132,7 juta orang, dan facebook menjadi konten media sosial yang paling sering

dikunjungi, yakni sebesar 54%.


Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk berinteraksi

dengan banyak orang, memperluas pergaulan karena jarak dan waktu bukan lagi

masalah, lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat

berlangsung secara cepat, siapapun dapat menyebarkan informasi baru kapan saja,

sehingga orang lain juga dapat memperoleh informasi yang tersebar di media sosial

kapan saja. Selain itu bila dibandingkan dengan media lainnya, maka media sosial

memerlukan biaya yang lebih murah karena kita hanya perlu membayar biaya internet

untuk dapat mengakses medsos. Dampak negatif dari media sosial adalah masalah

privasi. Dengan media sosial apapun yang informan unggah bisa dengan mudah

dilihat oleh orang lain. Hal ini tentu saja dapat membocorkan masalah-masalah

pribadi para pengguna media sosial. Oleh karena itu, sebaiknya tidak mengunggah

hal-hal yang bersifat privasi ke dalam media sosial. Selain itu dapat menimbulkan

konflik sosial. Siapapun bebas mengeluarkan opini, pendapat, ide gagasan dan yang

lainnya, akan tetapi kebebasan yang berlebihan tanpa ada kontrol sering

menimbulkan potensi konflik yang akhirnya berujung pada sebuah kesalah pahaman

(Rafiq, 2020).


Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh dalam

hubungan sosial di kehidupan seseorang. Bagi beberapa lapisan masyarakat, media

sosial seakan sudah menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan

hampir 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone. Media sosial dirancang dan

diciptakan sedemikian rupa dengan tujuan untuk membuat penggunanya kecanduan.

Pada dasarnya, kecanduan adalah salah satu bentuk dari suatu kebiasaan atau sesuatu

yang dilakukan tanpa sadar. Manusia membutuhkan penerimaan sosial, atau dengan

kata lain mereka akan selalu peduli apa yang orang lain katakan tentang mereka.

Contohnya saat mereka mengunggah sebuah postingan di media sosial, sadar atau

tidak sadar mereka pasti ingin tahu apa tanggapan orang tentang postingan mereka

barusan dan berharap bahwa tanggapan yang mereka berikan adalah tanggapan

positif. Hal ini dapat menyebabkan seseorang lebih memilih media sosial untuk

mencurahkan unek-uneknya dan yang paling parah hampir semua persoalan yang

dihadapi disampaikan ke media sosial, termasuk hal-hal yang sifatnya pribadi

sehingga semua orang tahu, padahal mestinya orang tidak perlu tahu. Mereka tidak

menyadari bahwa apa yang mereka sampaikan sudah menjadi konsumsi publik dan

sulit ditarik kembali. Mereka juga sering memposting kegiatan sehari-hari mereka

yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti

perkembangan jaman. Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu

menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika mereka

memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam

hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu

menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap

individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia

maya dengan dunia nyata.


Media sosial sangat paham dengan kebutuhan masyarakat akan penerimaan

sosial ini, oleh karenanya media sosial menyediakan fitur like, comment, share,

follow, dan semacamnya. Saat mereka mendapat likes atau hanya sekedar views, otak

memproduksi dopamin. Semburan dopamin membuat seseorang merasakan senang,

sehingga ia akan berusaha untuk mendapatkan hal yang sama terus menerus dengan

scrolling tiada henti untuk mencari kepuasan tersebut. Ketika ada orang lain yang

menyukai postingan mereka, media sosial akan mengirimkan notifikasi yang

memberitahu mereka bahwa ada orang yang “menyukai” apa yang mereka buat.

Semakin banyak orang menyukai postingan mereka di media sosial tertentu, mereka

akan semakin kecanduan terhadap media sosial tersebut. Media sosial juga memiliki

fitur feed, story dan timeline yang membuat seseorang tidak bisa berhenti untuk

melihat orang lain, membandingkan diri sendiri dengan orang lain tanpa melihat

realita bahkan sampai mengabaikan orang di sekitar hanya karena ingin mengetahui

dunia sosial media yang menyebabkan tidak ada hubungan yang intens antar sesama

manusia.


---

Salam Peneliti Muda!

Untuk hasil karya yang lebih lengkap dapat menghubungi:

Instagram: @ukmpenelitianunila

Email: ukmpenelitianunila@gmail.com / ukmpunila@gmail.com

Youtube: UKM Penelitian Unila

Tiktok: ukmpunila


0 comments:

Posting Komentar

Postingan Populer