Senin, 21 Oktober 2024

DARI DATA KE PETA: PEMANFAATAN GOOGLE MY MAPS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL

 Latar Belakang 

Dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan teknologi sangat diperlukan, hal ini karena dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran (Wijayanto, 2017), terkait penggunaan teknologi dalam pembelajaran memiliki dampak positif berdasarkan hasil penelitian (Handayani & Rahayu, 2020). Seiring perkembangan tersebut, maka seorang guru atau pendidik dituntut untuk meningkatkan kompetensi supaya dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik (Bakri et al., 2022). Salah satu elemen penting dalam pembelajaran adalah media pembelajaran (Hasan et al., 2021). Menurut Yusufhadi Miarso dalam Nurrita (2018) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam dengan tujuan menyampaikan sesuatu yang mampu menstimulus perasaan, pikiran sehingga muncul kemauan belajar bagi pembelajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.

Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan inovasi untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran, serta adanya media mampu membantu peserta didik dalam membangkitkan kreativitas, memotivasi belajar, dan meningkatkan berpikir tingkat tinggi (Muniadi, 2012). Media pembelajaran akan membuat proses kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, misalnya dari segi visual yang menarik serta dikombinasikan dengan video maupun animasi. Namun dalam proses pembelajaran, masih banyak pendidik yang kurang memahami dan mengetahui pembelajaran itu sendiri, sehingga pendidik hanya asal mengajar dan menerangkan tanpa memperhatikan proses dan model pembelajaran yang digunakan. Kebanyakan pendidik masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional.

Menurut (Em & Friburgo, 1995), model konvensional adalah suatu pembelajaran yang mana dalam proses belajar mengajar dilakukan dengan cara yang lama, yaitu dalam penyampaian pelajaran pengajar masih mengandalkan ceramah. Model pembelajaran ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana peran guru mengendalikan atas kebanyakan penyajian pembelajaran (Paramitha, 2017). Model pembelajaran yang demikian membuat pelajar cenderung merasa bosan dan situasi menjadi monoton. Kekurangan lain dari pembelajaran konvensional cenderung mengkotak- kotakkan peserta didik, dan kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada hasil daripada proses (Paramitha, 2017). Dampak lain yaitu siswa menjadi pasif dan kurang aktif dalam suatu pembelajaran, disertai hasil belajar kurang maksimal.

Rendahnya minat belajar di kalangan pelajar menjadi tantangan besar dalam dunia pendidikan. Hal ini mendorong perkembangan teknologi yang dirancang untuk memfasilitasi proses belajar-mengajar agar lebih menarik dan interaktif. Teknologi seperti aplikasi pembelajaran berbasis gamifikasi, platform e-learning, dan alat bantu visual seperti Google My Maps ini dihadirkan untuk mengatasi kebosanan dalam belajar serta meningkatkan keterlibatan siswa. Dengan pendekatan yang lebih dinamis dan inovatif, teknologi ini diharapkan mampu menumbuhkan kembali minat belajar yang menurun dan membuat proses pembelajaran lebih efektif.

Gambaran Umum Google My Maps Google 

My Maps adalah sebuah paket lengkap untuk menciptakan suatu rancangan sistem aplikasi yang berkenaan dengan pemetaan atau petunjuk suatu lokasi, kita bisa berkreasi dengan berbagai fitur yang disediakan oleh Google My Maps, memanfaatkan layanan Maps Application Programming Interface (API) perancang sistem Aplikasi bisa menghemat waktu karena tidak membuat peta dari awal. Kita berhak menentukan apa-apa saja yang ingin ditampilkan pada Maps dan menentukan lokasi sesuai keinginan kita sebagai pengguna Google My Maps. Google My Maps merupakan salah satu fasilitas dari Google yang menyediakan layanan pemetaan suatu daerah. Pemetaan tersebut dilengkapi dengan berbagai kemampuan dan mudah digunakan. Kelengkapan lain pendukung peta tersebut seperti layanan informasi layanan publik, jalan, lokasi, dan lain-lain.

Google My Maps adalah suatu library yang berbentuk JavaScript. JavaScript adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat halaman web yang interaktif dan dinamis. Cara membuat My Google Maps untuk ditampilkan pada suatu web atau blog sangat mudah, hanya dengan membutuhkan pengetahuan mengenai HTML serta JavaScript, serta koneksi Internet. Dengan menggunakan Google My Maps kita dapat menghemat waktu dan biaya untuk membangun aplikasi peta digital sehingga kita dapat fokus hanya pada data-data yang akan ditampilkan. Dengan kata lain, dengan hanya membuatan suatu data atau atribut dan peta yang akan ditampilkan adalah milik Google sehingga tidak dipusingkan dengan membuat peta suatu lokasi.

Fitur-fitur Unggulan Google My Maps 

Berikut adalah beberapa fitur menarik dari Google My Maps yang dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran:

Marker Interaktif 

Marker adalah penanda lokasi yang bisa ditambahkan di peta untuk menunjukkan titik tertentu yang penting, seperti tempat bersejarah, gunung, atau fasilitas publik. Marker bisa diperkaya dengan informasi tambahan seperti teks, gambar, atau video. 

Contoh: Dalam pelajaran sejarah, siswa bisa menandai lokasi pertempuran penting di masa penjajahan, seperti Pertempuran Surabaya. Setiap marker akan memiliki informasi mengenai tanggal dan peristiwa yang terjadi.

Polylines dan Polygons 

Polylines dan Polygons digunakan untuk menggambar garis yang menghubungkan berbagai titik di peta, sementara polygons memungkinkan pengguna menggambar area tertutup untuk menunjukkan wilayah tertentu. 

Contoh: Dalam pelajaran geografi, siswa dapat menggambar jalur migrasi manusia purba dari Afrika ke Asia. Atau, mereka bisa menggambar polygon untuk menunjukkan batas wilayah provinsi atau kerajaan di masa lalu. Siswa bisa menggambar batas wilayah atau jalur perdagangan, memungkinkan mereka memahami konsep seperti migrasi atau pergerakan komoditas dari satu wilayah ke wilayah lain. Dalam pelajaran geografi, guru bisa menggunakan fitur polylines untuk menggambarkan jalur migrasi manusia purba dari Afrika ke Asia dan Eropa. Siswa bisa menambahkan jalur migrasi, lalu membahas faktor-faktor lingkungan dan sosial yang mempengaruhi pergerakan tersebut. Di samping itu, polygon dapat digunakan untuk menggambarkan batas wilayah kerajaan kuno, seperti Kerajaan Majapahit, sehingga siswa dapat memahami sebaran kekuasaan di masa lampau.

Impor Data Impor 

Data: Pengguna dapat mengimpor data dalam format CSV atau KML yang berisi informasi lokasi dan metadata untuk ditampilkan langsung di peta. 

Contoh: Siswa dapat mengimpor data persebaran populasi atau flora dan fauna di suatu wilayah. Misalnya, mengimpor data dalam CSV tentang lokasi habitat harimau Sumatra di Indonesia, sehingga siswa bisa langsung melihat peta persebaran populasi hewan tersebut.

Kustomisasi Visual 

Kustomisasi Visual : Fitur ini memungkinkan pengguna mengubah tampilan peta, seperti warna marker, ikon, serta gaya garis dan area. Ini membuat peta lebih personal dan mudah diinterpretasikan sesuai kebutuhan. 

Contoh: Siswa bisa menggunakan warna yang berbeda untuk menandai berbagai tipe gunung berapi di Indonesia, seperti merah untuk gunung aktif dan hijau untuk yang dorman, sehingga lebih mudah diidentifikasi pada peta.Dalam pelajaran biologi, guru dapat meminta siswa untuk memetakan persebaran ekosistem hutan hujan di dunia. Siswa dapat menggunakan fitur kustomisasi visual untuk memberikan warna yang berbeda pada wilayah hutan hujan tropis di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia Tenggara.

Kolaborasi Real-time 

Kolaborasi Real-time : Beberapa pengguna bisa bekerja sama dalam satu proyek peta secara bersamaan, di mana setiap orang bisa menambahkan informasi atau memodifikasi peta secara real-time. 

Contoh: Dalam tugas kelompok, siswa dapat bersama-sama membuat peta persebaran budaya di Indonesia. Setiap anggota bisa menambahkan marker yang berisi informasi tentang suku atau bahasa di berbagai provinsi, bekerja sama secara online meski berada di lokasi berbeda.

Contoh Praktis: Cara Membuat Peta Persebaran Gunung Api Tipe A di Indonesia dengan Google My Maps 

Untuk memudahkan pemahaman dan menambah daya tarik dalam pembelajaran geografi, berikut adalah panduan sederhana dan menarik dalam membuat peta persebaran gunung api Tipe A di Indonesia menggunakan Google My Maps. Langkah-langkah ini bisa langsung diterapkan oleh guru dan siswa.

Masuk ke Akun Google dan Buka Google My Maps

Langkah pertama, buka peramban internet dan masuk ke akun Google kamu. Setelah itu, ketik "Google My Maps" di kotak pencarian atau buka situsnya di Google My Maps. Ini adalah platform yang akan kita gunakan untuk membuat peta interaktif.

Buat Peta Baru

Setelah masuk, klik tombol "Create a new map" atau "Buat Peta Baru". Kamu akan melihat layar peta kosong yang siap diisi dengan informasi lokasi gunung berapi yang akan kita tandai.

Cari Lokasi Gunung Berapi

kasi atau impor data gunung berapi tipe A yang terkenal di Indonesia, seperti Gunung Merapi, Krakatau, atau Gunung Agung. Cukup ketik nama gunung di kolom pencarian, dan My Maps akan menampilkan lokasi yang tepat di peta.

Tambahkan Marker pada Lokasi Gunung

Setelah menemukan lokasi gunung berapi, tambahkan marker (penanda) di peta dengan mengklik ikon penanda di toolbar. Letakkan penanda pada lokasi gunung berapi tersebut, lalu tambahkan informasi penting seperti: 

-Nama gunung 
-Tipe letusan (misalnya, tipe A) 
-Ketinggian gunung 
-Aktivitas terkini atau sejarah letusan besar terakhir 

Kamu bisa menambahkan deskripsi singkat atau bahkan foto terkait untuk memberikan gambaran yang lebih jelas.

Tambahkan Gunung Lainnya dan Sesuaikan Peta

Ulangi langkah yang sama untuk gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia, seperti Gunung Rinjani, Gunung Sinabung, dan Gunung Tambora. Kamu juga bisa mengubah warna marker untuk membuat tampilan peta lebih menarik dan membantu membedakan setiap gunung.

Simpan dan Bagikan Peta

Setelah selesai menambahkan semua lokasi, klik tombol "Simpan" untuk menyimpan peta yang telah kamu buat. Peta ini bisa dibagikan kepada teman sekelas atau guru untuk didiskusikan. Kamu bisa membagikan tautan peta atau mengunduhnya untuk dipresentasikan di kelas.

Strategi Implementasi Google My Maps dalam Pendidikan 

Untuk menerapkan Google My Maps secara efektif dalam kelas, ada beberapa strategi yang dapat diikuti: 
  • Pelatihan Guru: Memberikan pelatihan kepada guru tentang cara mengintegrasikan My Maps dalam kurikulum mereka.
  • Penerapan Proyek Berbasis Peta: Menggunakan peta sebagai alat untuk proyek-proyek berbasis kolaborasi. Misalnya, membuat peta persebaran budaya di Indonesia.
  • Menghubungkan Materi dengan Realitas Dunia: Peta memungkinkan siswa untuk melihat bagaimana materi yang mereka pelajari memiliki keterkaitan langsung dengan dunia nyata.
  • Dukungan Teknologi: Sekolah perlu memastikan infrastruktur teknologi, seperti akses internet dan perangkat yang memadai, untuk mendukung penggunaan My Maps secara maksimal.

Kesimpulan 
Di era digital, teknologi seperti Google My Maps membuka peluang baru dalam pendidikan yang lebih interaktif dan kolaboratif. Platform ini memungkinkan siswa untuk belajar secara langsung dari dunia nyata melalui visualisasi peta yang dinamis. Dengan kemampuan untuk menandai lokasi, menganalisis data, dan berkolaborasi secara online, Google My Maps menjadi alat yang sangat efektif dalam mendorong pembelajaran yang aktif, relevan, dan menyenangkan. 

Saran 
Agar manfaat Google My Maps dapat dirasakan sepenuhnya, diperlukan pendekatan yang terstruktur dalam implementasinya. Pelatihan bagi guru, integrasi dalam kurikulum, serta penyediaan infrastruktur yang memadai adalah langkah- langkah kunci. Selain itu, sekolah harus terus mendorong kolaborasi antar siswa dalam proyek berbasis peta untuk meningkatkan keterampilan analitis dan kreativitas mereka.

Ditulis Oleh:
  • Ani Herawati (2313034080)
  • Najma Zinta Andina M (2314141034)
  • Alya Mei Sarah (2314121067)

Sanvello : Solusi Teknologi untuk Menangani Gangguan Kesehatan Mental Remaja di Era Digital

Masa remaja merupakan fase penting dalam perkembangan individu, ditandai oleh perubahan besar dalam aspek fisik, emosional, dan sosial. Periode ini sering kali diwarnai dengan berbagai tekanan, baik dari lingkungan akademis, keluarga, teman sebaya, maupun media sosial. Sayangnya, tantangan ini sering kali berdampak negatif terhadap kesehatan mental remaja. Menurut hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022, 15,5 juta atau 34,8% remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental. Sementara itu, 2,45 juta atau 5,5% remaja terdiagnosis mengalami gangguan mental. Fenomena ini juga semakin diperburuk dengan perkembangan media sosial yang menciptakan tekanan sosial serta meningkatnya tuntutan akademis yang memicu stres.

Gangguan kesehatan mental pada remaja dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup mereka. Remaja yang menderita gangguan kesehatan mental lebih rentan mengalami kesulitan dalam belajar, memiliki masalah dalam berinteraksi dengan teman-teman, dan bahkan memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan perilaku merusak diri sendiri. Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) juga menemukan bahwa lebih dari dua perlima (43,8%) remaja tidak mencari bantuan karena lebih memilih untuk menangani sendiri masalah mereka. Alasan remaja tidak mengakses layanan kesehatan mental adalah takut akan pendapat orang lain, biaya, tidak tahu bagaimana mendapatkan bantuan.

Faktor-faktor penyebab gangguan kesehatan mental menurut Pratiwi dan Rusinani (2022) ialah sebagai berikut :

  1. Genetik yaitu faktor keturunan dapat meningkatkan risiko gangguan mental.
  2. Biologis merupakan ketidakseimbangan kimia di otak, infeksi, atau kerusakan otak
  3. Psikologis yaitu trauma masa kecil, pelecehan, dan kehilangan.
  4. Lingkungan sebagai stres kronis, lingkungan sosial yang buruk, dan pengalaman hidup yang menantang.

Gangguan mental pada remaja memiliki berbagai dampak negatif, baik jangka
pendek maupun jangka panjang:

1. Penurunan Prestasi
Menurut Anniko dkk (2019), remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental seperti stres dan depresi sering kali mengalami kesulitan berkonsentrasi, mempelajari materi, atau menyelesaikan tugas. Hal ini dapat menyebabkan penurunan prestasi akademis yang signifikan, yang juga memperburuk kondisi mental mereka.

2. Isolasi Sosial
Natsuaki dkk (2006) menyatakan bahwa remaja dengan gangguan mental, seperti kecemasan sosial atau depresi, sering kali menarik diri dari hubungan sosial, merasa sulit berinteraksi dengan orang lain, dan cenderung menyendiri. Isolasi ini dapat memperburuk rasa kesepian dan meningkatkan risiko mengalami depresi lebih lanjut.

3. Perilaku Berisiko
Menurut Hallfors dkk (2005), remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko seperti penyalahgunaan obat-obatan, alkohol, atau perilaku seksual yang tidak aman sebagai bentuk pelarian dari masalah emosional yang dihadapi. 

Gambaran Umum Aplikasi Sanvello
Sanvello adalah aplikasi kesehatan mental yang dirancang untuk membantu pengguna mengatasi stres, kecemasan, dan depresi melalui alat-alat berbasis terapi kognitif-perilaku (CBT). Dikembangkan oleh Pacifica Labs, Inc., aplikasi ini menawarkan berbagai fitur dan alat untuk mendukung pengguna dalam mencapai kesehatan mental yang lebih baik. Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur, termasuk pelacakan suasana hati, meditasi terpandu, teknik relaksasi, dan latihan CBT. Pengguna dapat menetapkan tujuan kesehatan mental yang dipersonalisasi, seperti mengurangi kecemasan atau memperbaiki kualitas tidur, dan mengikuti rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sanvello juga memiliki komunitas online di mana pengguna dapat berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan. Dengan pendekatan holistik dan akses yang mudah, aplikasi ini menawarkan solusi praktis untuk meningkatkan kesejahteraan mental.

Fitur-fitur Sanvello

1. Mood Tracking : Sanvello memungkinkan pengguna untuk melacak emosi dan mood mereka sepanjang hari, memberikan wawasan berharga tentang keadaan mental mereka.

2. Goal Setting: Pengguna dapat menetapkan tujuan yang dipersonalisasi, seperti mengurangi kecemasan atau meningkatkan kualitas tidur.

3. Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) Tools : Aplikasi ini menawarkan latihan dan aktivitas CBT-based untuk membantu pengguna mengidentifikasi dan menantang pola pikir negatif.

4. Relaxation Techniques : Sanvello menyediakan teknik relaksasi yang dipandu, termasuk meditasi, pernapasan dalam, dan relaksasi otot progresif.

5. Personalized Recommendations : Aplikasi ini menawarkan saran yang dipersonalisasi berdasarkan input pengguna, membantu mereka mengembangkan kebiasaan sehat dan mekanisme koping.

6. Community Support : Pengguna dapat terhubung dengan orang lain yang menghadapi masalah serupa, memberikan rasa komunitas dan dukungan.

Analisis Manfaat Aplikasi Sanvello

1. Aksesibilitas dan Kemudahan Penggunaan

Sanvello menyediakan akses mudah ke alat-alat terapi mental melalui smartphone. Pengguna dapat menggunakan aplikasi kapan saja, di mana saja, yang penting bagi mereka yang mungkin memiliki kendala untuk mendapatkan bantuan kesehatan mental secara langsung. Hal ini sangat bermanfaat bagi orang yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki jadwal sibuk yang tidak memungkinkan mereka untuk menghadiri sesi terapi secara langsung. Sanvello juga membantu mengurangi stigma dengan memberi pengguna privasi dalam mendapatkan dukungan kesehatan mental.

2. Terapi Berbasis Kognitif-Perilaku (CBT)

CBT adalah salah satu metode yang paling efektif dalam mengatasi masalah kecemasan dan depresi. Sanvello memberikan modul pelatihan berbasis CBT, yang membantu pengguna mengidentifikasi pola pikir negatif dan menggantinya dengan pikiran yang lebih sehat. Modul CBT yang tersedia dapat membantu pengguna belajar secara mandiri dan meningkatkan keterampilan coping mereka, yang memperkuat kemampuan mereka untuk menghadapi situasi sulit di masa depan. Namun, pengguna harus disiplin dan konsisten untuk mendapatkan manfaat maksimal.

3. Pelacakan Suasana Hati dan Kesehatan Mental

Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk melacak suasana hati mereka setiap hari dan memonitor perubahan emosional dari waktu ke waktu. Ini membantu pengguna memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi emosional mereka. Dengan memvisualisasikan suasana hati mereka, pengguna bisa mendapatkan wawasan tentang pola emosional yang berulang dan mencari tahu penyebab potensial stres atau depresi. Data ini bisa sangat membantu ketika dibawa ke terapis untuk diskusi lebih lanjut.

4. Meditasi dan Teknik Relaksasi

Sanvello menyediakan alat meditasi terpandu dan latihan relaksasi yang dapat membantu meredakan stres secara langsung. Analisis: Teknik meditasi terbukti dapat menurunkan tingkat stres dan kecemasan, memperbaiki konsentrasi, dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan. Penggunaan meditasi dalam Sanvello memberi pengguna keterampilan praktis yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Dukungan Komunitas

Sanvello memiliki komunitas di mana pengguna dapat berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan dari sesama pengguna yang mengalami tantangan serupa. Analisis: Dukungan dari sesama dapat mengurangi perasaan isolasi yang sering dialami oleh orang-orang yang berjuang dengan masalah mental. Komunitas online dapat menjadi ruang yang aman untuk berbicara secara terbuka, memberikan rasa keterhubungan dan validasi.

6. Rencana Perawatan Personal

Sanvello menawarkan rencana perawatan yang dapat dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan spesifik pengguna. Pengguna dapat memilih alat yang paling sesuai dengan situasi mereka. Analisis: Pendekatan yang dipersonalisasi memungkinkan pengguna untuk fokus pada area yang paling relevan dengan masalah mereka, yang dapat meningkatkan efektivitas aplikasi dalam membantu mereka mencapai tujuan kesehatan mental.

7. Efektivitas dalam Jangka Panjang

Sanvello memberikan alat yang membantu pengguna untuk mengelola kesehatan mental secara jangka panjang, bukan hanya sebagai solusi sementara. Analisis: Pengguna yang secara rutin menggunakan alat seperti pelacakan suasana hati, CBT, dan meditasi dapat memperkuat keterampilan mereka dalam mengatasi kecemasan dan stres seiring waktu, sehingga memperbaiki kesehatan mental mereka dalam jangka panjang.

_____

Ditulis Oleh:

  • Asyifa Maulya (2417021045)
  • Fathan Salaka R (2415061108)
  • Nala Lita (2314121026)
  • Tri puji lestari (2414131043)

UGRACEL (Urban Green Space Lampung): Transformasi Urban Melalui Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kota Bandar Lampung Dalam Penanganan Perubahan Iklim 2030

Iklim sangat berpengaruh terhadap penurunan maupun peningkatan suhu lingkungan. Iklim menjadi salah satu parameter yang dapat digunakan untuk melihat pengaruh cuaca di suatu wilayah dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Iklim adalah keadaan standar statistik yang dilihat untuk dijadikan sebagai acuan atau parameter cuaca yang berkaitan dengan curah hujan, suhu, tekanan, angin, kelembaban, dan penguapan yang terjadi di suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Sangat penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana iklim yang terjadi saat ini untuk mengantisipasi pengaruh yang akan ditimbulkan (Malino et al., 2021).

Perubahan iklim tidak hanya berdampak secara global, tetapi juga di Indonesia, khususnya di tingkat kota lingkungan sekitar. Perubahan iklim menjadi masalah yang mendesak dan berdampak di tingkat kota, khususnya Bandar Lampung. Dengan adanya perubahan iklim ini menyebabkan ketidaknyamanan akibat terjadinya peningkatan suhu, sehingga dibutuhkan upaya untuk mengatasi permasalahan ini.

Urbanisasi yang terjadi di wilayah Bandar Lampung merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim dikarenakan adanya pembangunan infrastruktur dan juga bangunan lainnya yang menyebabkan kurangnya lahan hijau, pemotongan pohon untuk wilayah pembangunan, dan pemilihan wilayah pembangunan yang kurang tepat. Inovasi UGRACEL (Urban Green Space Lampung) menjadi salah satu upaya dalam penanganan perubahan iklim. UGRACEL dapat menciptakan transformasi urban untuk perbaikan kualitas lingkungan perkotaan dengan melakukan pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandar Lampung.

Perubahan Iklim di Indonesia

Berikut merupakan proyeksi perubahan iklim suhu minimum tahunan periode 2020-2049 terhadap 1976-2005 Skenario RCP8.5.


Suhu udara minimum adalah kondisi ketika suhu udara di wilayah tertentu terjadi pada titik terendah untuk interval waktu berikutnya, biasanya terjadi setiap hari (Kahar et al., 2024). Skenario RCP8.5 ini merupakan salah satu skenario yang digunakan dalam kenaikan gas rumah kaca (BMKG, 2024). Dari proyeksi perubahan iklim di atas terlihat bahwa suhu mengalami kenaikan yang sangat signifikan dengan adanya kenaikan suhu secara terus menerus, bahkan kenaikan suhu mengalami pertambahan dari 2°C hingga >3°C. Kenaikan suhu ini merupakan salah satu dampak dari terjadinya perubahan iklim sehingga berpengaruh buruk terhadap lingkungan dan kualitas udara.

Wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Provinsi Lampung

Berikut ini merupakan data luas wilayah dan luas RTH dibeberapa wilayah kabupaten/kota di provinsi Lampung tahun 2023.



Pada data di atas terdapat beberapa kabupaten/kota yang ada di provinsi Lampung. Dari data di atas dapat diketahui bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) di beberapa kabupaten sangat sedikit, bahkan terdapat beberapa kabupaten yang tidak mempunyai atau tidak terdata dalam luas wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini dapat menyebabkan pengaruh perubahan iklim di Indonesia khususnya provinsi Lampung bertambah buruk.

UGRACEL Sebagai Upaya Penanganan Perubahan Iklim di Kota Bandar Lampung

UGRACEL merupakan salah satu inisiatif penghijauan kota untuk meningkatkan jumlah dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) melalui perencanaan kota hijau yang terintegritas dalam menangani perubahan iklim yang terjadi. Adanya perubahan iklim ini berdampak langsung terhadap kota Bandar Lampung dengan suhu yang terasa panas membuat kualitas udara menurun, curah hujan yang tidak menentu, dan rusaknya lingkungan sekitar akibat tidak meratanya pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dengan adanya Urban Green Space di Bandar Lampung dapat meningkatkan kualitas udara yang lebih baik serta membuat lingkungan lebih nyaman. Pelaksanaan UGRACEL juga memerlukan perhatian pemerintah serta masyarakat dalam mendukung tercapainya pembangunan Ruang Hijau Terbuka (RTH). Melalui UGRACEL, pemerintah dapat melakukan pelatihan pentingnya pemahaman terhadap perubahan iklim dan dampaknya, mengajak masyarakat serta mahasiswa untuk berpartisipasi. Seluruh masyarakat dapat berpartisipasi dalam langkah awal dengan melakukan penanaman pohon dan perawatan UGRACEL yang telah dibangun sebelumnya.

Mekanisme Kerja UGRACEL

Implementasi UGRACEL (Urban Green Space Lampung) merupakan strategi terintegrasi dan inklusif yang dirancang untuk mengatasi dampak urbanisasi dan perubahan iklim di Kota Bandar Lampung. Langkah pertama dalam pelaksanaan program ini dimulai dengan penelitian komprehensif terkait kondisi lingkungan, termasuk kualitas udara, suhu, dan kerentanan kota terhadap perubahan iklim. Survei ini berfungsi untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi strategis yang memerlukan penghijauan, seperti tepi sungai, persimpangan jalan, dan lahan kosong di pusat kota, sehingga proses penghijauan dapat dilakukan secara efektif. Selain itu, regulasi yang ada seperti Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandar Lampung Nomor 4 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW) Tahun 2021-2041, dijadikan acuan dalam pengadaan dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Bandar Lampung. 

Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi elemen kunci dalam keberhasilan program ini. Pemerintah berperan sebagai perancang kebijakan dan penyedia regulasi, sementara masyarakat dan sektor swasta turut berperan dalam pendanaan serta implementasi. Sektor swasta berkontribusi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung pembiayaan dan penyediaan sumber daya yang diperlukan. Di sisi lain, masyarakat diberdayakan melalui program edukasi dan pelatihan guna meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya menjaga lingkungan dan berpartisipasi dalam penghijauan kota. Keterlibatan berbagai pihak ini memastikan bahwa koordinasi dalam pelaksanaan program berjalan efektif. Pelaksanaan UGRACEL diawali dengan penanaman tanaman di lokasi yang telah ditentukan. Jenis tanaman yang dipilih disesuaikan dengan kondisi iklim tropis dan kemampuannya dalam menyerap polutan, sehingga dapat memberikan manfaat langsung bagi peningkatan kualitas udara. Lahan kosong atau bekas kawasan industri juga diubah menjadi RTH, yang tidak hanya meningkatkan kualitas lingkungan, tetapi juga memperindah estetika kota. Perencanaan ini memperhatikan kepadatan bangunan di sekitar zona hijau untuk memastikan ruang bagi vegetasi dan aktivitas sosial-fisik tetap tersedia, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan RTH dengan optimal.

_________

Ditulis Oleh 

  • Lamso Syawali Saputra (2316051122)
  • Jenicasari (2314191026)
  • Destryana Sitompul (2314141020)
  • Dwi Jayanti (2413022029)



Egg-cellent Solutions: Optimalisasi Tanah Pertanian dengan Pupuk Dolomit Berbasis Cangkang Telur untuk Meningkatkan Kualitas Tanah

 Pertanian modern menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam meningkatkan produktivitas dan mempertahankan kesuburan tanah. Salah satu solusi yang sering digunakan oleh petani adalah penerapan pupuk dolomit yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas tanah. Pupuk dolomit dikenal karena kemampuannya meningkatkan pH tanah, yang sangat penting untuk mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme tanah. Mineral-mineral dalam pupuk dolomit juga berfungsi sebagai kation exchange capacity (CEC), yang membantu mengikat anion-anion penting seperti nitrat dan fosfat, sehingga menghindari hilangnya nutrisi tanaman melalui erosi air.

Pupuk dolomit juga efektif dalam mengurangi kadar logam berat dalam tanah, sehingga meningkatkan kesadaran lingkungan. Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan bahan yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis, muncul pertanyaan tentang alternatif bahan alami yang dapat digunakan sebagai pengganti kapur dolomit. Salah satu solusi inovatif yang mulai menarik perhatian adalah pemanfaatan bahan limbah organik, seperti cangkang telur, sebagai pupuk dolomit.

Cangkang telur sering kali menjadi sumber limbah rumah tangga yang terabaikan, padahal kulit telur mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Tepung cangkang telur kaya akan kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium karbonat (MgCO3), yang meningkatkan pH tanah. Komposisi kulit telur adalah 95,1% garam organik dan 3,3% bahan organik (terutama protein), menjadikannya sumber nutrisi yang sangat baik. Penggunaan tepung cangkang telur sebagai pengganti kapur dapat menjadi alternatif ramah lingkungan yang membantu mengurangi limbah sekaligus meningkatkan kualitas tanah. Dengan cara ini, sampah rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertanian berkelanjutan (Nurjayanti dkk., 2012).

Dalam pembuatan pupuk dolamit dari cangkang telur memerlukan beberapa metode, yaitu:

Pengumpulan Cangkang Telur

Cangkang telur merupakan sumber kalsium karbonat (CaCO3) yang melimpah dan memiliki sifat yang mirip dengan dolomit (CaMg(CO3)2), mineral yang umum digunakan dalam pertanian untuk memperbaiki kualitas tanah. Dalam inovasi ini, cangkang telur yang dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti limbah rumah tangga dan limbah dari industri makanan. Proses pengumpulan ini tidak hanya membantu mengurangi limbah yang berakhir di tempat pembuangan sampah, tetapi juga menyediakan bahan baku yang berharga untuk diolah lebih lanjut menjadi pupuk yang bermanfaat.

Pengolahan Cangkang Telur

Setelah dikumpulkan, cangkang telur harus melalui beberapa tahap pemrosesan agar dapat digunakan sebagai bahan campuran pupuk. Tahap pertama adalah Pembersihan. Pembersihan cangkang telur dari sisa-sisa protein dan bagian dalam telur dibersihkan untuk memastikan cangkang steril dan bebas dari kontaminan. Cangkang telur dikeringkan secara menyeluruh untuk menghilangkan kelembapan, untuk mencegah pembusukan, dan memudahkan penggilingan. Setelah kering, cangkang telur digiling halus hingga menjadi serbuk. Hingga siap dicampur dengan bahan lain atau digunakan langsung sebagai pupuk kalsium karbonat.

Penggabungan dengan Dolomit

Serbuk cangkang telur yang telah diproses dapat dicampurkan dengan dolomit yang telah digiling menjadi serbuk. Campuran ini akan meningkatkan kandungan kalsium dan magnesium dalam tanah, dua nutrisi penting bagi pertumbuhan tanaman. Dolomit, yang kaya akan magnesium, bekerja secara sinergis dengan kalsium dari cangkang telur untuk memperbaiki keseimbangan pH tanah dan menyediakan nutrisi yang diperlukan tanaman. Jika dolomit sulit ditemukan, serbuk cangkang telur sendiri bisa digunakan sebagai sumber utama kalsium karbonat untuk memperbaiki keasaman tanah dan memperkaya kandungan kalsium tanah.


Penggunaan cangkang telur sebagai alternatif pupuk dolomit memiliki beberapa manfaat bagi kesuburan tanah, terutama pada tanah yang bersifat asam. Cangkang telur, yang mengandung sekitar 90% kalsium karbonat, berfungsi mirip dengan dolomit dalam menetralkan keasaman tanah. Aplikasi cangkang telur dapat meningkatkan pH tanah, sehingga nutrisi seperti fosfor (P) yang terikat pada kondisi asam dapat tersedia kembali untuk tanaman. Ini sangat penting karena fosfor adalah nutrisi kunci bagi perkembangan sel tanaman. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cangkang telur pada dosis tertentu dapat menaikkan pH tanah dan meningkatkan produksi tanaman, seperti pada tanaman kedelai di lahan Ultisol yang asam.

Penerapan cangkang telur sebagai bahan dasar pupuk dolomit memiliki tantangan yang harus dihadapi termasuk dalam kesadaran petani dan aksesibilitas. Banyak petani mungkin tidak mengetahui manfaat atau cara penggunaan pupuk dolomit berbasis cangkang telur. Petani sering kali lebih memilih pupuk yang sudah dikenal dan terbukti efektif. Sumber cangkang telur mungkin tidak selalu tersedia dalam jumlah yang cukup. Mengembangkan sistem pengumpulan cangkang telur dari berbagai sumber bisa menjadi tantangan.

Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan mengadakan program pelatihan untuk petani mengenai manfaat dan cara penggunaan pupuk dolomit berbasis cangkang telur. Penyuluhan ini dapat meliputi teknik pengolahan, aplikasi, dan pengaruhnya terhadap kesuburan tanah serta hasil pertanian dan membangun fasilitas pengolahan cangkang telur menjadi pupuk dolomit di tingkat lokal untuk memudahkan aksesibilitas. Fasilitas ini dapat dikelola secara bersama oleh kelompok tani.

Minggu, 20 Oktober 2024

MENGURAI STIGMA: PENTINGNYA KESADARAN AKAN KESEHATAN MENTAL DI ERA GLOBALISASI SAAT INI

Latar Belakang 

Kesehatan mental di Indonesia telah menjadi isu yang semakin diperhatikan dalam beberapa tahun terakhir, meskipun stigma sosial terkait gangguan mental masih sangat kuat. Berdasarkan data dari Riskesdas 2018, prevalensi gangguan mental emosional pada individu berusia 15 tahun ke atas mencapai 9,8%, yang setara dengan hampir 20 juta orang. Namun, hanya sebagian kecil dari mereka yang mencari bantuan profesional. Banyak individu yang mengalami gangguan mental merasa malu atau takut dianggap lemah jika mereka mengungkapkan perasaan atau meminta pertolongan. Hal ini dipengaruhi oleh budaya yang menekankan pentingnya 'ketahanan' individu dan menganggap masalah kesehatan mental sebagai tanda kelemahan pribadi, bukan sebagai kondisi medis yang valid. 

Di tingkat internasional, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa satu dari empat orang di dunia akan mengalami gangguan mental atau neurologis dalam hidup mereka. Ini menunjukkan seberapa umum masalah ini, termasuk di Indonesia. Kurangnya pemahaman tentang kesehatan mental, serta keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan mental, memperburuk situasi tersebut. Selain itu, kurangnya tenaga profesional di bidang kesehatan mental juga menjadi tantangan besar, terutama di daerah pedesaan, yang mengakibatkan ketidakmerataan akses bagi masyarakat yang membutuhkan perawatan. 

Stigma yang ada sering kali menghalangi masyarakat untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang diperlukan. Akibatnya, banyak orang membiarkan kondisi mereka memburuk, yang dapat berdampak negatif pada kualitas hidup, produktivitas, dan bahkan keselamatan jiwa mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi stigma ini dan meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya kesehatan mental di era modern ini. Dalam zaman di mana media sosial dan tekanan kehidupan sehari-hari memengaruhi kesejahteraan psikologis, sangat penting bagi masyarakat untuk menyadari bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Tantangan 

Stigma Kesehatan Mental di Indonesia Stigma terhadap kesehatan mental di Indonesia dapat dilihat dari berbagai perspektif, mulai dari cara berpikir masyarakat hingga kebijakan yang ada. Di banyak komunitas, gangguan mental sering kali diasosiasikan dengan 'kegilaan' atau dianggap sebagai akibat dari gangguan supranatural. Pandangan semacam ini menghalangi upaya untuk memperlakukan kesehatan mental secara medis dan rasional. Penelitian oleh Effendy et al. (2020) menunjukkan bahwa stigma yang tinggi terhadap kesehatan mental menghambat orang untuk mencari pengobatan. Selain itu, stigma ini tidak hanya berdampak pada individu dengan gangguan mental tetapi juga pada keluarga mereka yang sering kali dianggap gagal dalam mendidik atau merawat anak jika ada anggota keluarga yang mengalami masalah mental.

Dampak Kurangnya Kesadaran Kesehatan Mental 

Kurangnya pemahaman mengenai kesehatan mental tidak hanya menyebabkan individu tidak mendapatkan perawatan yang diperlukan tetapi juga berkontribusi pada masalah lain seperti pengangguran, kekerasan dalam rumah tangga, dan meningkatnya risiko bunuh diri. Data dari Komnas HAM menunjukkan bahwa 22,9% dari total kasus bunuh diri di Indonesia berkaitan dengan gangguan mental yang tidak ditangani dengan baik. Kurangnya pendidikan tentang kesehatan mental di sekolah-sekolah dan tempat kerja juga membuat masalah ini semakin sulit untuk ditangani. Ketidaktahuan masyarakat mengenai gejala-gejala gangguan mental serta ketakutan akan stigma menyebabkan banyak orang terlambat mendapatkan diagnosis yang tepat.

Pentingnya Menerapkan Gaya Hidup Sehat dan Dukungan Sosial 

Mengadopsi gaya hidup sehat dan meningkatkan aktivitas fisik dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental. Olahraga, misalnya, telah terbukti secara ilmiah mampu menurunkan tingkat kecemasan dan depresi dengan meningkatkan produksi endorfin—zat kimia yang meningkatkan suasana hati. Di Indonesia, kampanye untuk mendorong masyarakat lebih aktif berolahraga seperti 'Car Free Day' merupakan contoh positif bagaimana aktivitas fisik dapat dipromosikan untuk menjaga kesehatan mental.

Selain itu, komunitas juga memiliki peranan penting sebagai tempat untuk berbagi perasaan dan mendapatkan dukungan sosial. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial yang solid dari keluarga, teman, atau komunitas dapat mengurangi dampak negatif dari stres dan kecemasan. Di Indonesia, kelompok-kelompok pendukung seperti 'Komunitas Peduli Kesehatan Mental' mulai bermunculan sebagai wadah bagi individu yang mengalami masalah kesehatan mental untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesehatan Mental & Tantangan yang Dihadapi di Era Globalisasi saat ini

Era globalisasi telah membawa sejumlah faktor yang memengaruhi kesehatan mental secara signifikan. Pertama, tekanan ekonomi global yang semakin intens telah menciptakan ketidakpastian pekerjaan dan stres finansial yang lebih besar. Kedua, perubahan sosial budaya yang cepat, termasuk pergeseran nilai-nilai tradisional, dapat menimbulkan konflik identitas dan keterasingan. Ketiga, paparan media yang konstan, terutama melalui platform media sosial, dapat menyebabkan perbandingan sosial yang tidak sehat dan kecemasan. Keempat, urbanisasi yang cepat dan perubahan lingkungan global seperti krisis iklim juga berkontribusi pada peningkatan stres dan kecemasan kolektif. 

Tantangan utama yang dihadapi dalam konteks ini termasuk stigma yang masih kuat terhadap masalah kesehatan mental, yang menghalangi banyak orang untuk mencari bantuan. Ketidakmerataan akses terhadap layanan kesehatan mental, terutama di negara-negara berkembang, juga menjadi masalah serius. Kurangnya sumber daya, baik dalam hal tenaga profesional maupun fasilitas kesehatan mental, semakin memperburuk situasi. Selain itu, kesenjangan digital menciptakan disparitas dalam akses terhadap informasi dan layanan kesehatan mental berbasis teknologi. Mengembangkan kebijakan kesehatan mental yang responsif terhadap perubahan global yang cepat juga menjadi tantangan tersendiri bagi pembuat kebijakan dan praktisi kesehatan.

Era globalisasi telah membawa sejumlah faktor yang memengaruhi kesehatan mental secara signifikan. Pertama, tekanan ekonomi global yang semakin intens telah menciptakan ketidakpastian pekerjaan dan stres finansial yang lebih besar. Kedua, perubahan sosial budaya yang cepat, termasuk pergeseran nilai-nilai tradisional, dapat menimbulkan konflik identitas dan keterasingan. Ketiga, paparan media yang konstan, terutama melalui platform media sosial, dapat menyebabkan perbandingan sosial yang tidak sehat dan kecemasan. Keempat, urbanisasi yang cepat dan perubahan lingkungan global seperti krisis iklim juga berkontribusi pada peningkatan stres dan kecemasan kolektif. Tantangan utama yang dihadapi dalam konteks ini termasuk stigma yang masih kuat terhadap masalah kesehatan mental, yang menghalangi banyak orang untuk mencari bantuan. Ketidakmerataan akses terhadap layanan kesehatan mental, terutama di negara-negara berkembang, juga menjadi masalah serius. Kurangnya sumber daya, baik dalam hal tenaga profesional maupun fasilitas kesehatan mental, semakin memperburuk situasi. Selain itu, kesenjangan digital menciptakan disparitas dalam akses terhadap informasi dan layanan kesehatan mental berbasis teknologi. Mengembangkan kebijakan kesehatan mental yang responsif terhadap perubahan global yang cepat juga menjadi tantangan tersendiri bagi pembuat kebijakan dan praktisi kesehatan.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental & Strategi yang Tepat dalam Pengimplementasian tentang Kesadaran Mental di Era Globalisasi saat ini 

Menjaga kesehatan mental di era globalisasi menjadi semakin penting mengingat dampaknya yang luas terhadap produktivitas, hubungan sosial, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Kesehatan mental yang baik meningkatkan ketahanan individu dalam menghadapi tantangan dan perubahan cepat yang menjadi ciri khas era globalisasi. Oleh karena itu, mengembangkan strategi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan menjaga kesehatan mental menjadi prioritas utama.

Strategi yang tepat dalam pengimplementasian kesadaran mental di era globalisasi meliputi: 

Edukasi Publik: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental melalui kampanye media dan program pendidikan yang inovatif. 

Integrasi Teknologi: Memanfaatkan aplikasi mobile dan platform online untuk menyediakan sumber daya kesehatan mental dan dukungan yang mudah diakses.

Kebijakan Inklusif: Mengembangkan kebijakan di tempat kerja dan institusi pendidikan yang secara aktif mendukung kesehatan mental. 

Kolaborasi Global: Mendorong kerjasama internasional dalam penelitian dan pertukaran praktik terbaik dalam kesehatan mental. 

Pendekatan Holistik: Mengintegrasikan kesehatan mental ke dalam perawatan kesehatan primer dan program kesejahteraan umum. 

Pemberdayaan Komunitas: Mendukung inisiatif berbasis masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan mental lokal. 

Adaptasi Budaya: Mengembangkan strategi kesehatan mental yang sensitif terhadap konteks budaya lokal dalam era global. 

Promosi Gaya Hidup Sehat: Mendorong aktivitas fisik, pola makan seimbang, dan teknik manajemen stres sebagai bagian dari kesehatan mental yang baik.

Kesimpulan 

Kesehatan mental adalah elemen penting dari kesejahteraan secara keseluruhan, terutama di era globalisasi yang penuh tantangan. Di Indonesia dan banyak negara lain, stigma serta kurangnya kesadaran tentang kesehatan mental masih menjadi penghalang utama bagi banyak orang untuk mendapatkan bantuan yang diperlukan. Namun, dengan meningkatnya pemahaman global tentang pentingnya kesehatan mental, terbuka peluang besar untuk melakukan perubahan positif. 

Mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk aktivitas fisik reguler dan membangun hubungan sosial yang kuat, merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesehatan mental masyarakat. Inisiatif seperti 'Car Free Day' dan pembentukan komunitas dukungan menunjukkan langkah positif dalam konteks Indonesia. Selain itu, strategi komprehensif yang melibatkan edukasi publik, integrasi teknologi, pengembangan kebijakan inklusif, dan kolaborasi global diperlukan untuk mengatasi tantangan kesehatan mental di era globalisasi.

DARI DATA KE PETA: PEMANFAATAN GOOGLE MY MAPS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL

Latar Belakang 

Dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan teknologi sangat diperlukan, hal ini karena dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran (Wijayanto, 2017), terkait penggunaan teknologi dalam pembelajaran memiliki dampak positif berdasarkan hasil penelitian (Handayani & Rahayu, 2020). Seiring perkembangan tersebut, maka seorang guru atau pendidik dituntut untuk meningkatkan kompetensi supaya dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik (Bakri et al., 2022). Salah satu elemen penting dalam pembelajaran adalah media pembelajaran (Hasan et al., 2021). Menurut Yusufhadi Miarso dalam Nurrita (2018) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam dengan tujuan menyampaikan sesuatu yang mampu menstimulus perasaan, pikiran sehingga muncul kemauan belajar bagi pembelajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.

Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan inovasi untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran, serta adanya media mampu membantu peserta didik dalam membangkitkan kreativitas, memotivasi belajar, dan meningkatkan berpikir tingkat tinggi (Muniadi, 2012). Media pembelajaran akan membuat proses kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, misalnya dari segi visual yang menarik serta dikombinasikan dengan video maupun animasi. Namun dalam proses pembelajaran, masih banyak pendidik yang kurang memahami dan mengetahui pembelajaran itu sendiri, sehingga pendidik hanya asal mengajar dan menerangkan tanpa memperhatikan proses dan model pembelajaran yang digunakan. Kebanyakan pendidik masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional.

Menurut (Em & Friburgo, 1995), model konvensional adalah suatu pembelajaran yang mana dalam proses belajar mengajar dilakukan dengan cara yang lama, yaitu dalam penyampaian pelajaran pengajar masih mengandalkan ceramah. Model pembelajaran ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana peran guru mengendalikan atas kebanyakan penyajian pembelajaran (Paramitha, 2017). Model pembelajaran yang demikian membuat pelajar cenderung merasa bosan dan situasi menjadi monoton. Kekurangan lain dari pembelajaran konvensional cenderung mengkotak- kotakkan peserta didik, dan kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada hasil daripada proses (Paramitha, 2017). Dampak lain yaitu siswa menjadi pasif dan kurang aktif dalam suatu pembelajaran, disertai hasil belajar kurang maksimal.

Rendahnya minat belajar di kalangan pelajar menjadi tantangan besar dalam dunia pendidikan. Hal ini mendorong perkembangan teknologi yang dirancang untuk memfasilitasi proses belajar-mengajar agar lebih menarik dan interaktif. Teknologi seperti aplikasi pembelajaran berbasis gamifikasi, platform e-learning, dan alat bantu visual seperti Google My Maps ini dihadirkan untuk mengatasi kebosanan dalam belajar serta meningkatkan keterlibatan siswa. Dengan pendekatan yang lebih dinamis dan inovatif, teknologi ini diharapkan mampu menumbuhkan kembali minat belajar yang menurun dan membuat proses pembelajaran lebih efektif.

Gambaran Umum Google My Maps Google 

My Maps adalah sebuah paket lengkap untuk menciptakan suatu rancangan sistem aplikasi yang berkenaan dengan pemetaan atau petunjuk suatu lokasi, kita bisa berkreasi dengan berbagai fitur yang disediakan oleh Google My Maps, memanfaatkan layanan Maps Application Programming Interface (API) perancang sistem Aplikasi bisa menghemat waktu karena tidak membuat peta dari awal. Kita berhak menentukan apa-apa saja yang ingin ditampilkan pada Maps dan menentukan lokasi sesuai keinginan kita sebagai pengguna Google My Maps. Google My Maps merupakan salah satu fasilitas dari Google yang menyediakan layanan pemetaan suatu daerah. Pemetaan tersebut dilengkapi dengan berbagai kemampuan dan mudah digunakan. Kelengkapan lain pendukung peta tersebut seperti layanan informasi layanan publik, jalan, lokasi, dan lain-lain.

Google My Maps adalah suatu library yang berbentuk JavaScript. JavaScript adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat halaman web yang interaktif dan dinamis. Cara membuat My Google Maps untuk ditampilkan pada suatu web atau blog sangat mudah, hanya dengan membutuhkan pengetahuan mengenai HTML serta JavaScript, serta koneksi Internet. Dengan menggunakan Google My Maps kita dapat menghemat waktu dan biaya untuk membangun aplikasi peta digital sehingga kita dapat fokus hanya pada data-data yang akan ditampilkan. Dengan kata lain, dengan hanya membuatan suatu data atau atribut dan peta yang akan ditampilkan adalah milik Google sehingga tidak dipusingkan dengan membuat peta suatu lokasi.

Fitur-fitur Unggulan Google My Maps 

Berikut adalah beberapa fitur menarik dari Google My Maps yang dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran:

Marker Interaktif 

Marker adalah penanda lokasi yang bisa ditambahkan di peta untuk menunjukkan titik tertentu yang penting, seperti tempat bersejarah, gunung, atau fasilitas publik. Marker bisa diperkaya dengan informasi tambahan seperti teks, gambar, atau video. 

Contoh: Dalam pelajaran sejarah, siswa bisa menandai lokasi pertempuran penting di masa penjajahan, seperti Pertempuran Surabaya. Setiap marker akan memiliki informasi mengenai tanggal dan peristiwa yang terjadi.

Polylines dan Polygons 

Polylines dan Polygons digunakan untuk menggambar garis yang menghubungkan berbagai titik di peta, sementara polygons memungkinkan pengguna menggambar area tertutup untuk menunjukkan wilayah tertentu. 

Contoh: Dalam pelajaran geografi, siswa dapat menggambar jalur migrasi manusia purba dari Afrika ke Asia. Atau, mereka bisa menggambar polygon untuk menunjukkan batas wilayah provinsi atau kerajaan di masa lalu. Siswa bisa menggambar batas wilayah atau jalur perdagangan, memungkinkan mereka memahami konsep seperti migrasi atau pergerakan komoditas dari satu wilayah ke wilayah lain. Dalam pelajaran geografi, guru bisa menggunakan fitur polylines untuk menggambarkan jalur migrasi manusia purba dari Afrika ke Asia dan Eropa. Siswa bisa menambahkan jalur migrasi, lalu membahas faktor-faktor lingkungan dan sosial yang mempengaruhi pergerakan tersebut. Di samping itu, polygon dapat digunakan untuk menggambarkan batas wilayah kerajaan kuno, seperti Kerajaan Majapahit, sehingga siswa dapat memahami sebaran kekuasaan di masa lampau.

Impor Data Impor 

Data: Pengguna dapat mengimpor data dalam format CSV atau KML yang berisi informasi lokasi dan metadata untuk ditampilkan langsung di peta. 

Contoh: Siswa dapat mengimpor data persebaran populasi atau flora dan fauna di suatu wilayah. Misalnya, mengimpor data dalam CSV tentang lokasi habitat harimau Sumatra di Indonesia, sehingga siswa bisa langsung melihat peta persebaran populasi hewan tersebut.

Kustomisasi Visual 

Kustomisasi Visual : Fitur ini memungkinkan pengguna mengubah tampilan peta, seperti warna marker, ikon, serta gaya garis dan area. Ini membuat peta lebih personal dan mudah diinterpretasikan sesuai kebutuhan. 

Contoh: Siswa bisa menggunakan warna yang berbeda untuk menandai berbagai tipe gunung berapi di Indonesia, seperti merah untuk gunung aktif dan hijau untuk yang dorman, sehingga lebih mudah diidentifikasi pada peta.Dalam pelajaran biologi, guru dapat meminta siswa untuk memetakan persebaran ekosistem hutan hujan di dunia. Siswa dapat menggunakan fitur kustomisasi visual untuk memberikan warna yang berbeda pada wilayah hutan hujan tropis di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia Tenggara.

Kolaborasi Real-time 

Kolaborasi Real-time : Beberapa pengguna bisa bekerja sama dalam satu proyek peta secara bersamaan, di mana setiap orang bisa menambahkan informasi atau memodifikasi peta secara real-time. 

Contoh: Dalam tugas kelompok, siswa dapat bersama-sama membuat peta persebaran budaya di Indonesia. Setiap anggota bisa menambahkan marker yang berisi informasi tentang suku atau bahasa di berbagai provinsi, bekerja sama secara online meski berada di lokasi berbeda.

Contoh Praktis: Cara Membuat Peta Persebaran Gunung Api Tipe A di Indonesia dengan Google My Maps 

Untuk memudahkan pemahaman dan menambah daya tarik dalam pembelajaran geografi, berikut adalah panduan sederhana dan menarik dalam membuat peta persebaran gunung api Tipe A di Indonesia menggunakan Google My Maps. Langkah-langkah ini bisa langsung diterapkan oleh guru dan siswa.

Masuk ke Akun Google dan Buka Google My Maps

Langkah pertama, buka peramban internet dan masuk ke akun Google kamu. Setelah itu, ketik "Google My Maps" di kotak pencarian atau buka situsnya di Google My Maps. Ini adalah platform yang akan kita gunakan untuk membuat peta interaktif.

Buat Peta Baru

Setelah masuk, klik tombol "Create a new map" atau "Buat Peta Baru". Kamu akan melihat layar peta kosong yang siap diisi dengan informasi lokasi gunung berapi yang akan kita tandai.

Cari Lokasi Gunung Berapi

kasi atau impor data gunung berapi tipe A yang terkenal di Indonesia, seperti Gunung Merapi, Krakatau, atau Gunung Agung. Cukup ketik nama gunung di kolom pencarian, dan My Maps akan menampilkan lokasi yang tepat di peta.

Tambahkan Marker pada Lokasi Gunung

Setelah menemukan lokasi gunung berapi, tambahkan marker (penanda) di peta dengan mengklik ikon penanda di toolbar. Letakkan penanda pada lokasi gunung berapi tersebut, lalu tambahkan informasi penting seperti: 

-Nama gunung 
-Tipe letusan (misalnya, tipe A) 
-Ketinggian gunung 
-Aktivitas terkini atau sejarah letusan besar terakhir 

Kamu bisa menambahkan deskripsi singkat atau bahkan foto terkait untuk memberikan gambaran yang lebih jelas.

Tambahkan Gunung Lainnya dan Sesuaikan Peta

Ulangi langkah yang sama untuk gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia, seperti Gunung Rinjani, Gunung Sinabung, dan Gunung Tambora. Kamu juga bisa mengubah warna marker untuk membuat tampilan peta lebih menarik dan membantu membedakan setiap gunung.

Simpan dan Bagikan Peta

Setelah selesai menambahkan semua lokasi, klik tombol "Simpan" untuk menyimpan peta yang telah kamu buat. Peta ini bisa dibagikan kepada teman sekelas atau guru untuk didiskusikan. Kamu bisa membagikan tautan peta atau mengunduhnya untuk dipresentasikan di kelas.

Strategi Implementasi Google My Maps dalam Pendidikan 

Untuk menerapkan Google My Maps secara efektif dalam kelas, ada beberapa strategi yang dapat diikuti: 
  • Pelatihan Guru: Memberikan pelatihan kepada guru tentang cara mengintegrasikan My Maps dalam kurikulum mereka.
  • Penerapan Proyek Berbasis Peta: Menggunakan peta sebagai alat untuk proyek-proyek berbasis kolaborasi. Misalnya, membuat peta persebaran budaya di Indonesia.
  • Menghubungkan Materi dengan Realitas Dunia: Peta memungkinkan siswa untuk melihat bagaimana materi yang mereka pelajari memiliki keterkaitan langsung dengan dunia nyata.
  • Dukungan Teknologi: Sekolah perlu memastikan infrastruktur teknologi, seperti akses internet dan perangkat yang memadai, untuk mendukung penggunaan My Maps secara maksimal.

Kesimpulan 
Di era digital, teknologi seperti Google My Maps membuka peluang baru dalam pendidikan yang lebih interaktif dan kolaboratif. Platform ini memungkinkan siswa untuk belajar secara langsung dari dunia nyata melalui visualisasi peta yang dinamis. Dengan kemampuan untuk menandai lokasi, menganalisis data, dan berkolaborasi secara online, Google My Maps menjadi alat yang sangat efektif dalam mendorong pembelajaran yang aktif, relevan, dan menyenangkan. 

Saran 
Agar manfaat Google My Maps dapat dirasakan sepenuhnya, diperlukan pendekatan yang terstruktur dalam implementasinya. Pelatihan bagi guru, integrasi dalam kurikulum, serta penyediaan infrastruktur yang memadai adalah langkah- langkah kunci. Selain itu, sekolah harus terus mendorong kolaborasi antar siswa dalam proyek berbasis peta untuk meningkatkan keterampilan analitis dan kreativitas mereka.

Ditulis Oleh:
  • Ani Herawati (2313034080)
  • Najma Zinta Andina M (2314141034)
  • Alya Mei Sarah (2314121067)

ANALISIS DAMPAK ALGORITMA MEDIA SOSIAL TERHADAP POLA PIKIR DAN PERILAKU GENERASI Z DI ERA DIGITAL

 Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang pesat telah berdampak signifikan pada sikap dan tindakan masyarakat, yang mengarah pada kemudahan dalam mengakses informasi melalui platform media sosial. Media sosial memungkinkan pengguna untuk berinteraksi satu sama lain dan berbagi konten dalam berbagai format, termasuk teks, audio, dan visual (Puspitasari et al, 2024).  Algoritma digunakan untuk mengubah input menjadi output, menjadikannya sebuah komunitas online yang memfasilitasi pembuatan dan berbagi konten buatan pengguna (Puspitasari et al. 2024 ). Namun, teknologi juga dapat merusak, seperti menyebabkan hilangnya kepribadian pada orang Indonesia, berdampak pada perilaku, pola pikir, nilai moral, dan etika.

oral, dan etika.

Fabriar et al (2022) dalam Ahmad et al (2024) Gen Z, yang lahir antara pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2010-an, telah mengadopsi media sosial seperti  Facebook,  Instagram,  Twitter,  dan  TikTok  sebagai  platform  utama  untuk  berbagi  konten, berinteraksi, dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial online. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan perilaku yang tidak diinginkan seperti cyberbullying, bunuh diri, berkurangnya keterlibatan keluarga, dan pengabaian lingkungan. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa media sosial dapat meningkatkan hubungan dengan mendorong kegiatan membangun hubungan, penggunaan yang berlebihan telah dikaitkan dengan kelemahan seperti ketergantungan, pola tidur yang terganggu, dan masalah kesehatan mental. Alamsyah (2023) dalam Ahmad et al (2024) menyatakan ketakutan akan ketinggalan (fear of missing out/FoMO) di kalangan orang dewasa muda merupakan penyebab utama penggunaan platform media sosial dalam jangka waktu lama, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka dengan menyebabkan kecemasan, keputusasaan, harga diri yang rendah, dan pikiran untuk bunuh diri. Penggunaan media sosial dikaitkan dengan isolasi sosial, kecemasan, dan depresi, yang dapat berdampak negatif pada harga diri dan meningkatkan kelelahan media sosial.

Untuk mengurangi efek merugikan dari penggunaan media sosial yang berlebihan terhadap kesehatan mental, kampanye kesadaran, perawatan fisik, dan materi edukasi dapat dilakukan. Kartika (2019) dan Munajat et al. (2023) menitikberatkan pada penggunaan produk khusus dan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil, yang dapat disesuaikan untuk membantu Generasi Z mengatur penggunaan media sosial mereka dengan lebih sehat dan produktif (Ahmad et al, 2024). Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi strategi yang efektif untuk mengatasi dampak negatif ini dan mengeksplorasi potensinya sebagai alat yang konstruktif untuk memperkuat hubungan interpersonal.

Analisis Masalah

Algoritma media sosial dapat dengan mudah mempengaruhi cara Generasi Z mengonsumsi informasi dan membentuk opini dan berdampak terhadap pola pikir kritis dan kemampuan analitis Generasi Z dalam mengevaluasi informasi yang diterima. Selain itu, algoritma media sosial mempengaruhi perilaku sosial dan interaksi Generasi Z, baik dalam kehidupan digital maupun kehidupan nyata yang berpengaruh dalam pembentukan identitas dan nilai-nilai diri Generasi Z  serta mempengaruhi konsumerisme dan gaya hidup Gen Z yang dapat menentukan kesejahteraan mental dan emosional Generasi Z, terutama dalam hal stres, kecemasan, dan rasa terhubung dengan orang lain.

Analisis dampak algoritma media sosial terhadap pola pikir dan perilaku Gen Z bertujuan untuk memahami bagaimana struktur dan operasional algoritma media sosial mempengaruhi cara berpikir dan tindakan remaja yang lahir pada tahun 1995–2010. Algoritma media sosial seperti Instagram dan TikTok menampilkan contoh-percontohan (example-based) tentang bagaimana orang lain hidup dan berinteraksi. Paparan kontinu atas gambar-gambar digital yang sempurna dan gaya hidup yang tampak ideal dapat membuat anggota Gen Z merasa tertekan untuk mencapai standar yang tidak realistis, sehingga mempengaruhi cara mereka memandang diri sendiri dan nilai-nilai mereka. Media sosial memberikan informasi melalui video, foto, dan artikel yang dapat mempengaruhi sikap dan persepsi individu tentang suatu isu. Algoritma yang disesuaikan secara personal sering menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna, namun ini juga dapat mempersempit pemahaman mereka tentang konteks yang lebih luas dan menghalangi kemampuan evaluasi kritis terhadap perspektif-perspektif alternatif. Remaja sering kali terjebak dalam arus informasi yang menghibur tanpa dipertimbangkan matang. Hal ini dapat membuat pola pikir mereka tak bisa hidup tanpa media sosial, meyeret mereka semakin jauh ke dalam jerat media sosial. Akibatnya, identitas diri yang terbentuk seringkali berubah berdasarkan pandangan dari media sosial, membuat sulit bagi mereka untuk mendefinisikan diri sendiri.

Analisis ini dibuat dengan tujuan untuk membuat remaja terutama Generasi Z agar dapat membedakan mana fakta dan hoaks yang tersebar di platform-media sosial, mengembangkan kemampuan kritikal dalam menyaring informasi yang diterima dari platform-media sosial, dan dapat menggunakan media sosial sebagai perantara yang positif untuk meningkatkan pemahaman, memperluas jaringan sosial yang berarti, serta mendorong transformasi positif dalam komunitas. Oleh karena itu, analisis dampak algoritma media sosial terhadap pola pikir dan perilaku Gen Z haruslah difokuskan pada strategi-strategi preventif dan edukatif untuk mengantisipasi dampak negatif serta memanfaatkan potensi positif teknologi modern demi perkembangan generasi masa depan.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif  dengan metode kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisis dampak algoritma media sosial terhadap pola pikir dan perilaku Generasi Z. Dengan pendekatan ini, penelitian bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana algoritma media sosial mempengaruhi cara berpikir dan bertindak generasi ini dalam kehidupan digital. Metode lainnya adalah dengan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari kajian literatur, artikel ilmiah, dan laporan penelitian sebelumnya mengenai algoritma media sosial dan perilaku Generasi Z. Ini termasuk analisis konten dari artikel, studi kasus, dan laporan yang relevan. Data tersebut dapat diperoleh dengan survei online yang disebarkan melalui platform media sosial yang sering digunakan oleh Generasi Z, seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp. Penggunaan platform ini bertujuan untuk menjangkau audiens yang relevan dan memudahkan pengumpulan data. Data dari survei akan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan pola penggunaan media sosial dan dampaknya terhadap pola pikir dan perilaku. Teknik ini termasuk menghitung frekuensi, persentase, dan rata-rata untuk memahami tren yang muncul. Untuk memastikan validitas, instrumen survei dan wawancara akan diuji melalui uji validitas isi dan uji coba terhadap beberapa responden sebelum digunakan secara luas. Reliabilitas akan diuji dengan uji konsistensi internal , seperti menggunakan koefisien Cronbach's alpha untuk kuesioner survei.

Penelitian ini terbatas pada analisis perilaku dan pola pikir Gen Z yang aktif menggunakan media sosial dan tidak mencakup generasi lainnya. Selain itu, penelitian ini lebih fokus pada dampak algoritma dari platform yang paling populer di kalangan Gen Z, seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.

Dampak Algoritma Terhadap Pola Pikir Gen Z

Media sosial memiliki dampak positif dan negative terhadap Gen Z. Dampak positif media sosial memungkinkan masyarakat, khususnya  anak muda, untuk terhubung secara tidak langsung dengan keluarga, teman, dan kolega. Generasi muda dapat memanfaatkan media sosial untuk menampilkan bakatnya baik di bidang akademik maupun non-akademik. Remaja bebas membagikan kreasi mereka, dan  media sosial memungkinkan remaja untuk memiliki karya mereka. Media sosial dapat memberikan informasi terkait isu isu yang sedang ramai dibicarakan dan dapat membuat masyarakat khususnya remaja sadar akan apa yang sedang terjadi di Masyarakat (Iryadi et al, 2024)

Dampak negatif media sosial dapat menyebabkan Gen Z Mengalami penyakit mental seperti depresi dan kecemasan dikarenakan adanya perbandingan sosial antara satu sama lain. Media sosial adalah tempat untuk berekspresi dan tempat untuk mengeluarkan pendapat tapi ketika pendapat tidak diterima oleh publik maka pengguna media sosial lainnya akan memberikan ujaran kebencian (Iryadi et al, 2024). Gen Z sering kali tidak menyadari dampak jangga panjang dari bermain media sosial karena saat ini sangat mudah mencari privasi seseorang melalui media sosial 

Generasi Z perlu memahami dan menggunakan teknologi secara bijak, mengelola risiko, dan memanfaatkan peluang. Pemerintah dan organisasi harus mengembangkan kebijakan untuk mengelola risiko dan memanfaatkan peluang digital secara bijak. Semua dampak tersebut tentunya akan mempegaruhi Gen Z dalam pola pikirnya yang akan berpengaruh juga terhadap perilaku mereka.

Perilaku Media Sosial Gen Z

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1995 dan 2010, sangat bergantung pada teknologi karena kemajuan teknologi yang pesat. Mereka memiliki kelebihan seperti komunikasi verbal, kesabaran, dan preferensi terhadap hal-hal yang instan. Generasi Z unggul dalam menggunakan teknologi, mengakses informasi melalui aplikasi, dan bersosialisasi secara daring. Karakteristik unik mereka dipengaruhi oleh lingkungan yang beragam, karena mereka tumbuh di tengah ledakan teknologi. Karya David Stillman "Gen Z: Memahami Karakter Generasi Baru yang Akan Mengubah Dunia Kerja" menggambarkan tujuh karakteristik Generasi Z. Dalam karya tersebut disebutkan tujuh karakteristik perilaku Gen Z:

  1. Figital: Gen Z menggabungkan dimensi fisik dan digital dalam gaya hidup dan pekerjaan mereka, menggunakan platform seperti Skype, Line, dan WhatsApp.

  2. Hiper-Kustomisasi: Gen Z menyesuaikan identitas mereka secara unik dan mengekspresikannya dalam berbagai aspek kehidupan. 

  3. Realistis: Pengalaman krisis sejak dini membuat Gen Z memiliki pola pikir pragmatis dalam merencanakan masa depan dan menghadapi tantangan. 

  4. FOMO (Fear of Missing Out): Gen Z cemas tentang ketinggalan informasi dan selalu berusaha untuk tetap terdepan dalam tren dan kompetisi. 

  5. Weconomist: Gen Z melihat dunia melalui lensa ekonomi berbagi, terlihat dari preferensi mereka terhadap layanan seperti Gojek dan Airbnb. Mereka aktif memanfaatkan potensi perusahaan dengan cara baru yang praktis dan efisien serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi. 

  6. DIY (Do It Yourself): Gen Z tumbuh dalam era internet dan YouTube, sehingga mereka yakin bisa melakukan segalanya sendiri. 

  7. Terpacu: Gen Z yakin pada konsep pemenang dan pecundang, terutama setelah menghadapi tantangan seperti resesi ekonomi dan perubahan yang cepat. Ini mendorong mereka untuk berusaha lebih keras.(Stillman/David dkk. 2018).

Konsumsi Konten dan Iklan

Gen Z di Indonesia memiliki pola konsumsi media yang unik, dengan preferensi terhadap platform digital seperti YouTube, TikTok, dan Instagram. Mereka memiliki rentang perhatian yang lebih pendek, lebih menyukai format konten pendek seperti video, meme, dan cerita pendek. Gen Z juga aktif dalam pembuatan konten, mengunggah foto, video, atau cerita mereka sendiri, menciptakan budaya partisipatif. Mereka sering terlibat dalam advokasi untuk isu-isu sosial seperti perubahan iklim, hak-hak LGBTQ+, rasisme, dan isu-isu politik. Konsumsi konten mereka juga dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadi, yang mendukung merek dan pembuat konten yang selaras dengan keberlanjutan, kesetaraan, dan inklusivitas. Tren-tren ini saling terkait karena kemudahan akses ke platform digital melalui perangkat seluler dan preferensi Gen Z terhadap video pendek. Tren-tren ini menyoroti pentingnya platform digital untuk hiburan, informasi, dan inspirasi di kalangan Gen Z di Indonesia (Putri, et al., 2024)

Pencegahan Terhadap Dampak Negatif Media Sosial

Dalam penelitian Iryadi et al (2024) terdapat beberapa tindakan penvegahan dapat dilakukan dengan melakukan edukasi tentang penggunaan media sosial. Penting untuk memberikan informasi kepada remaja terhadap penggunaan media sosial yang baik dan cara yang bijak untuk menggunakannya. Menerapkan batasan waktu penggunaan media sosial agar dapat mengurangi kecanduan terhadap penggunanya. Penting bagi orangtua dan pendidik untuk mendengarkan keluhan dari anak maupun muridnya karena yang mereka perlukan adalah seseorang yang bisa mendengarkan mereka. Selain itu, menghabiskan waktu luang bersama dapat membuat ikatan lebih erat dan mencegah ketergantungan terhadap media sosial.

Kesimpulan

Algoritma media sosial dapat mempengaruhi cara Gen Z mengonsumsi informasi dan membentuk opini dan berdampak terhadap pola pikir kritis dan analisis kemampuan Generasi Z dalam memancarkan informasi yang diterima. Media sosial dapat memberikan informasi terkait isu-isu yang sedang ramai dibicarakan dan dapat membuat masyarakat khususnya remaja sadar. Media sosial negatif dapat mengalami penyakit mental seperti depresi dan kecemasan karena persaingan sosial antara satu sama lain. Pemerintah dan organisasi harus mengembangkan kebijakan untuk mengelola risiko dan memanfaatkan peluang digital secara bijak. Gen Z yang lahir antara tahun 1995-2010 sangat bergantung pada teknologi karena kemajuan yang pesat. Mereka memiliki kelebihan seperti komunikasi verbal, kesabaran, dan preferensi terhadap hal-hal yang instan.

Saran

Analisis  ini  masih memiliki keterbatasan baik dalam sumber  ilmiah maupun teori yang tersedia, sehingga menyulitkan peneliti di masa depan untuk mereplikasi  tinjauan literatur  kami tentang dampak media sosial terhadap pola pikir dan prilaku Gen Z. Untuk  menjaga pola pikir sehat dan prilaku Generasi Z di era komputer dan internet, berbagai upaya dapat dilakukan, antara lain membatasi waktu di media sosial yang akan membantu  menghindari kecanduan  dan mengurangi efek negatif lainnya. Menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman dan keluarga. Tetapkan waktu dan batasan permainan media sosial sehingga permainan media sosial seperti  tidur dan istirahat tidak menyita waktu. Jika merasa cemas, stres, atau kesulitan menjaga kesehatan mental, jangan ragu untuk menghubungi ahli kesehatan mental, seperti  psikolog atau konselor. Para ahli akan  memberikan saran dan metode untuk menyelesaikan masalah yang Anda temui.


Ditulis Oleh:
  • RAYHAN FERDIANSYAH
  • RAHMA ANJANI
  • AMELIA FEBRI RANTI
  • PUTRI NURMALA SARI

TEROSA ICE: INOVASI ICE CREAM KEKINIAN BERBASIS TEMULAWAK DAN BUNGA ROSELLA SEBAGAI SOLUSI PENAMBAH NAFSU MAKAN PADA ANAK

PENDAHULUAN

Penurunan nafsu makan terjadi pada anak usia toddler dan prasekolah. Penyebab dari penurunan nafsu makan seringkali dikaitkan dengan faktor internal seperti terjangkitnya anak dengan infeksi cacing. Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan penurunan nafsu makan pada anak seperti bentuk yang tidak menarik, kesalahan orangtua dalam menyajikan variasi makanan, atau karena anak sudah mulai aktif dengan bermain seperti anak usia Todler 1 – 3 tahun (Marni, 2015). Kesulitan makan pada anak memberikan dampak yang kurang baik pada anak. Dampak tersebut tidak saja pada kesehatan, melainkan juga berdampak pada aktivitas sehari-hari dan juga tumbuh kembang anak. Dampak kesulitan makan tersebut antara lain adalah malnutrisi (Damanik, 2018).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat prevalensi gizi buruk pada anak di Indonesia mencapai 13,8% Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 20% anak balita mengalami penurunan nafsu makan, yang berkontribusi terhadap masalah gizi Selain itu, defisiensi zinc juga diidentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi nafsu makan dan status gizi anak Upaya peningkatan asupan nutrisi dan penanganan masalah makan sangat penting untuk memperbaiki kondisi ini. Kesulitan makan pada anak memberikan dampak yang kurang baik pada anak. Menurut Rohmasari (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi sulit makan pada balita yaitu faktor nafsu, faktor psikologis anak, faktor kondisi fisik anak, faktor perilaku pemberian makan.

Penggunaan tanaman obat tradisional dalam upaya mempertahankan kesehatan telah banyak digunakan. Penggunaan khasiat serta penggunaan tanaman obat tradisional yang berkembang di masyarakat hanya berdasarkan pada pengalaman empiris yang biasanya diwariskan secara turun temurun dan belum di uji secara ilmiah. (Azalia dan Lia, 2015; Marini, et al., 2018). Salah satu tanaman obat yang dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan nafsu makan yaitu Curcuma xanthorriza atau yang biasa dikenal dengan temulawak. Temulawak memiliki kandungan kurkumin yang berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan (Afifah, 2005; Marini, et al., 2018). Namun, disamping itu karena temulawak ini memiliki rasa yang pahit, sediaan dari temulawak ini kurang disukai.

Temulawak memiliki cita rasa pahit yang khas sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak bersedia untuk mengkonsumsinya. Padahal Temulawak merupakan salah satu tanaman rempah yang memiliki khasiat sangat baik bagi tubuh kita. Yang menjadi akar permasalahannya adalah rasa pahit Temulawak merupakan akibat adanya kandungan kurkuminoid, sedangkan kurkuminoid adalah salah satu senyawa aktif yang sangat berkhasiat. Salah satu cara untuk menghilangkan rasa pahit dan getir pada Temulawak tanpa menambahkan aroma adalah melalui proses fermentasi.

Berdasarkan masalah tersebut diperlukan sebuah inovasi suplemen penambah nafsu anak yang menarik, sehat, dan digemari anak-anak. Melihat potensi besar kandungan yang terdapat pada temulawak ,serta tantangan dalam pengembangan suplemen penambah nafsu makan yang aman efektif, penulis ingin mengkaji pemanfaatan tanaman temulawak sebagai penambah nafsu makan pada anak dan bunga rosella sebagai pewarna merah alami yang kaya antioksidan. Oleh karena itu, penulis menciptakan es krim herbal dengan bahan dasar esktrak temulawak dan rosella sebgai penambah nafsu makan pada anak. Terosa ice merupakan terobosan baru di dunia kuliner yang menggabungkan manfaat alami dari dua bahan herbal, yaitu temulawak dan rosella. Produk es krim ini diciptakan untuk memberikan solusi yang lezat sekaligus bermanfaat bagi kesehatan, khususnya dalam meningkatkan nafsu makan pada anak-anak.

Rendahnya nafsu makan anak dapat disebabkan beberapa faktor seperti adanya penyakit, defisiensi zat gizi, penggunaan obat-obatan dan faktor psikologis (WHO 2016). Defisiensi zat gizi terutama zat gizi mikro merupakan kejadian yang sering dialami oleh anak. Sebagai contoh, defisiensi zat besi menyebabkan anemia yang salah satu gejalanya adalah penurunan nafsu makan. Prevalensi anemia pada anak usia 12-59 bulan menurut Riset Kesehatan Dasar 2013 adalah 28,1% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2013). Angka ini tergolong tinggi, sehingga perlu diwaspadai dan segera dilakukan penanggulangan agar kejadian anemi pada anak tidak berlangsung terus menerus. Selain zat besi, zat gizi mikro yang dapat mempengaruhi nafsu makan antara lain vitamin A, vitamin B (niasin, thiamin, sianokobalamin), kolin, magnesium,dan seng (Kelishadi, 2014).

Suplemen yang mengandung vitamin dan mineral memang banyak dijual di pasaran, namun komposisinya belum tentu sesuai dan terkadang harganya tidak terjangkau oleh masyarakat golongan ekonomi lemah. Suplemen multivitamin terkadang justru mengandung komposisi zat gizi yang berlebihan namun tidak diperlukan untuk meningkatkan nafsu makan dan status gizi anak. Pemberian zat gizi yang lebih spesifik sesuai jenis dan dosisnya untuk meningkatkan nafsu makan dan status gizi diharapkan dapat mengatasi masalah anoreksia dan gangguan pertumbuhan dengan lebih efisien. Preparat yang hanya mengandung seng saja atau zat besi saja di pasaran memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan suplemen multivitamin. Selain itu dosis yang diberikan lebih dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak dan dapat menghindari efek samping (Candra, 2017).

ISI

Kandungan dan Manfaat dari Terosa Ice 

Es krim merupakan salah satu produk makanan dalam wujud beku yang terbuat melalui kombinasi antara proses pembekuan dan proses agitasi atau teknik pembekuan cepat . Umumnya es krim terbuat dari campuran bahan yang terdiri dari susu, bahan pemanis, bahan pengemulsi, bahan perasa, dan bahan penstabil. Es krim merupakan hidangan yang disukai hampir seluruh lapisan masyarakat, alasannya karena rasa es krim yang manis dan sensasi dinginnya yang menyegarkan. Namun, seringkali es krim yang beredar di pasaran menggunakan pemanis yang tinggi gula sehingga berpotensi menyebabkan diabetes. Seiring dengan kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat yang meningkat, diperlukan suatu inovasi produk es krim yang terbuat dari bahan herbal, rendah gula, lezat, dan sehat. Pembuatan produk es krim dengan penambahan ekstrak temulawak yang dikombinasikan dengan sari rosella dan stevia dapat menjadi inovasi yang efektif dalam rangka pemilihan produk pangan yang sehat. Kandungan kurkumin pada temulawak yang dapat meningkatkan nafsu makan pada anak, serta dipadukan dengan rosella yang memiliki rasa asam segar dan warna merah yang menarik dapat menjadi solusi untuk penambahan nafsu makan pada anak. Selain itu, sebagai pemanis alami pengganti gula pada es krim herbal ini dapat digunakan tanaman stevia (Akbar, 2019).

Curcuma xanthorrhiza Roxb atau sering disebut dengan temulawak merupakan tanaman yang umum di temukan di daerah tropis dan termasuk dalam famili Zingiberaceae. Temulawak atau tanaman yang memiliki nama latin Curcuma xanthorrhiza Roxb merupakan tumbuhan yang sangat umum dikenal di Indonesia, bahkan di dunia. Tahun 2015 temulawak mencatat nilai ekspor yang tinggi yaitu sebanyak 8.670. 791 kg atau senilai USD 10.499.058. Temulawak adalah tumbuhan asli di Pulau Jawa, Madura, dan Maluku, serta telah banyak dibudidayakan di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan India. (Mahendra dkk., 2019).

Tanaman obat temulawak mempunyai banyak manfaat salah satunya adalah penambahan nafsu makan pada anak (Prasetyo, 2016). Produk-produk pengolahan temulawak ini biasanya sering dijumpai dalam bentuk jamu (obat tradisional), akan tetapi produk olahan ini dianggap kurang efektif untuk menambah nafsu makan pada anak karena dianggap kurang menarik perhatian anak-anak karena rasanya yang cenderung pahit. Kelopak bunga rosella dapat dijadikan 6 sebagai minuman kesehatan dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan diuretik. Rosella diketahui mengandung zat aktif berupa gossypetin, antosianin, dan glukosida hibisci. Kandungan Antosianin pada Rosella selain dapat dijadikan sebagai pewarna merah alami juga berfungsi sebagai antioksidan dan dipercaya mampu mengatasi penyakit degeneratif. Stevia rebaudiana Bertoni atau biasa dikenal dengan tanaman stevia merupakan tumbuhan perdu yang berasal dari negara Paraguay. Tanaman ini sering digunakan sebagai pemanis alami pengganti gula.

Solusi Terosa Ice Sebagai Makanan yang Kaya Manfaat 

Dengan eskrim yang di buat untuk anak – anak akan jauh lebih tertarik dan orang tua pun tak perlu khawatir jika menyajikan cemilan bergizi tanpa mengurangi 7 kesenangan karena, sudah ada kandungan herbal di dalamnya anak anak juga mendapatkan nutrisi yang seimbang yang mana temulawak sendiri dikenal dapat meingkatkan nafsu makan dan memiliki sifat antiflamasi, dan rosella sendiri baik untuk sistem imun. 

Anak-anak akan lebih tertarik karena rasanya yang lezat dan penampilannya yang menarik. Es krim ini tidak hanya menjadi camilan menyenangkan, tetapi juga menawarkan manfaat kesehatan yang penting. Dengan cara ini, anak-anak bisa mendapatkan nutrisi yang baik sambil menikmati es krim, dan orang tua merasa tenang karena telah memberikan camilan yang sehat. Ini juga bisa menjadi cara yang baik untuk membangun kebiasaan makan sehat sejak dini.

Dengan kombinasi rasa yang menggugah selera dan manfaat kesehatan dari temulawak dan rosella, es krim ini menjadi pilihan yang ideal untuk keluarga. Anak- anak bisa menikmati camilan yang menyenangkan, sementara orang tua bisa merasa tenang karena telah memberikan makanan yang baik untuk kesehatan mereka.

Urgensi dalam 5-10 Tahun Kedepan jika Anak – Anak Mengonsumsi Terosa Ice

Jika anak-anak banyak mengonsumsi es krim yang terbuat dari temulawak dan rosella secara teratur dalam jangka panjang (5-10 tahun ke depan), berikut adalah beberapa potensi manfaat dan dampak positif yang bisa diharapkan dalam jangka panjangnya yaitu Konsumsi rosella secara rutin dapat membantu memperkuat sistem imun, membuat anak-anak lebih tahan terhadap penyakit dan infeksi. Temulawak sendiri dikenal dapat membantu kesehatan pencernaan, yang dapat mencegah masalah gastrointestinal di masa depan, Temulawak dikenal dapat membantu kesehatan pencernaan, yang dapat mencegah masalah gastrointestinal di masa depan Mengonsumsi makanan sehat dengan cara yang menyenangkan bisa membantu anak-anak membangun hubungan positif dengan makanan.

Dengan pendekatan yang tepat, mengonsumsi es krim berbahan temulawak dan rosella dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan dan kebiasaan makan anak-anak dalam jangka panjang. Ini menjadi langkah positif untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan sadar gizi jika anak – anak meminum eskrim ini dengan teratur atau cukup. Temulawak dikenal memiliki anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi inflamasi kronis, yang mungkin berhubungan 8 dengan kondisi medis jangka panjang seperti arthritis atau sindrom metabolic dan berpotensi menghindari penyakit jaringan lunak dan tulang. Aktivitas imunostimulator dalam temulawak dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, yang penting untuk mencegah infeksi dan penyakit kronis. Roselina kaya akan senyawa antioksida yang dapat melindungi tubuh dari stres oksidatif, yang berpotensi mengurangi risiko penyakit degeneratif seperti Alzheimer atau Parkinson Senyawa antioksida dalam roselina dapat melindungi tubuh dari stres oksidatif, yang berpotensi mengurangi risiko penyakit degeneratif.

Penambahan ekstrak temulawak membuat adonan es krim menjadi lembut dan halus. Sesuai dengan tujuan penelitian ini untuk menghasilkan es krim temulawak yang mengandung aktivitas antioksidan tertinggi. Maka perlakuan optimal diperoleh pada perlakuan temulawak 30 g disukai konsumen dan mendekati standar mutu es krim. Kombinasi perlakuan tersebut menghasilkan kadar abu 0,855%; kadar protein 1,458%; kadar lemak 1,172%; aktivitas antioksidan 71,965%; kecepatan meleleh 10,55 menit; overrun 7,02%; warna kuning (3,933); tekstur lembut (3,800); rasa/aroma temulawak terasa (4,000); rasa/aroma nanas terasa (3,867); dan disukai konsumen (2,867) (Tiara dkk., 2017).

Maka dari itu sangat baik dan disarankan jika anak – anak mengonsumsi cemilan sehat dan banyak manfaatnya selama 5 – 10 tahun kedepan, ditambah sekarang ini anak – anak banyak mengonsumsi makanan yang kurang bergizi maka akan sangat baik jika diseimbangkan dengan makanan yang kaya rasa herbal dengan kandungan temulawak dan rosella ini didalamnya.

KESIMPULAN 

Berdasarkan masalah tersebut diperlukan sebuah inovasi suplemen penambah nafsu anak yang menarik, sehat, dan digemari anak-anak. Maka dari itu penulis menghadirkan inovasi produk baru yaitu Terosa ice. Terosa ice merupakan inovasi 9 yang memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, yaitu tanaman herbal temulawak (curcuma xanthorrhiza roxb), bunga Rosella (Hibiscus sadbariffa L.) Untuk menciptakan ice cream herbal yang efektif untuk meningkatkan nafsu makan anak. Kandungan kurkumin pada temulawak berperan penting dalam menambah rasa nafsu makan anak. Sedangkan kandungan antosiasin pada bunga Rosella mampu melawan radikal bebas dan dijadikan sebagai pewarna merah alami pada es krim. Penambahan stevia sebagai pemanis alami dalam es krim tidak hanya menjadikan produk ini lebih aman untuk anak-anak, tetapi juga memenuhi kebutuhan konsumen akan produk rendah kalori dan bebas gula. Kombinasi bahan-bahan alami ini menciptakan sebuah produk yang tidak hanya bermanfaat dari segi kesehatan, tetapi juga memenuhi kebutuhan pasar akan obat herbal aman dan efektif.

Pengembangan Terosa ice tidak hanya menawarkan solusi kesehatan yang lebih alami dan minim efek samping, tetapi juga mendukung pertumbuhan pertumbuhan sektor agroindustri berbasis bahan baku lokal. Dengan meningkatnya kesadaran akan produk herbal yang lebih aman. Dukungan yang memadai memungkinkan terosa ice berpotensi menjadi contoh keberhasilan dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk menghasilkan produk inovatif berkualitas global. Inovasi ini tidak hanya menawarkan manfaat kesehatan pada anak, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang berarti.

SARAN 

Saran untuk penelitian ini diharapkan agar semua masyarakat dapat meningkatkan Inovasi Pangan Berbasis Lokal: Pengembangan Es Krim Temulawak dan Rosella sebagai Solusi Gizi Anak.


Ditulis Oleh

  • Andini Zahra 231423103
  • Raisha Aulia Ghaisani 2313023026
  • Ahmad Rifansyah 2314141016
  • Finka Fathia Cinta 2314191038



Postingan Populer